PANTAI

444 33 17
                                    


Langit menunggu Gwen pada sore itu, berharap bahwa gadis itu datang. Sudah 2 jam lamanya ia menunggu namun tidak ada tanda-tanda Gwen akan datang.

"Gwen beneran kecewa sama gua" Gumamnya.
Dia terus melihat ke arah arloji yang ia kenakan, melihat ke arah sekelilingnya dan berharap penuh kalau Gwen akan datang menemuinya.

"Masih nunggu ternyata" Ucap ku.

Langit langsung menoleh ke arah suara itu, dia menyambut Gwen dengan penuh senyuman kebahagian karna merasa penantiannya tidak sia-sia.

"Aku udah nunggu daritadi" Ucapnya.

"Maaf lamaa" Kata ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf lamaa" Kata ku.

"Iya, nggak apa apa"

"Kita mau ngapain disini?" Tanya ku kepada Langit.

"Mauuuuu"

"Mauuu apa?" Tanya ku lagi.

"Mau main pasir"

"Yah aku lupa bawa sekop" Kata ku dengan polos.

"Aku ada sekop" Celetuk Langit.

"Tapi baju kamu warna putih kalau main pasir aturan jangan pakai baju warna putih" 

" Iya, nggak apa apa kan bisa di cuci" Ucap Langit.

"Beneran mau main pasir ya?" Tanya ku kepadanya.

"Mau main ombak"

"Yah, aku takut ombak" Cetus ku.

"Gwen" Panggil Langit

"Hm?"

"Will u be my girlfriend?" Tanya Langit tanpa aba aba.

"Ngawur"

"Terima aja terimaa" Teriak teman temannyaa.

"Loh nanaa, Acaaa, jenan, kak Abryal kok ada disini"

"Iya, aku sengaja ajak mereka dan sebelumnya juga aku udah izin ke mereka. So, will u be my girlfriend nona Gwen?" Langit memapangkan senyum di wajahnya, matanya bersinar menatap gadis yang ada di depannya.

"Yes, i will" Jawab ku dengan pelan.

"Kurang kencang woii jawabannya, nggak kedengaran" Teriak Abryal.

"Yes, i willll" Ucap ku dengan kuat dan lantangg.

Ada rasa lega dalam diri Langit, Langit memeluk tubuh Gwen, ntah mengapa jantung Langit berdegup lebih cepat.

"Makasih Gwen, makasih. I lovee u" bisiknya.

"I love u more and more kaka" Aku membalas pelukan Langit, tanpa sadar sudut bibir ku mengukir senyuman tipis.

"Mau peluk jugaaa" Ucap teman temannyaa.

Dengan reflek Abryal memeluk Nana, Nana merasa kaget karna tingkah laku abryal yang menurutnya kurang sopan, ia langsung menginjak kaki Abryal dengan kuat.

"Sialan, cewe gila"  Cemoh Abryal.

"Lo yang gila" Dengus Nana.

"Yeyeyeyeyey jadiannn" Kata Aca dengan girang.

"Traktir makannnn lah" Usul Jenan.

Secara perlahan Langit melepas pelukannya dengan Gwen. Mendengar Jenan yang meminta untuk ia mentraktir makanan, dia mengangguk dan mengajak mereka untuk makan bersamaa.

Mereka memesan makanan mereka masing-masing dan sangat menikmatinya.

"Kenyangg" Jenan mengelus perutnya yang membuncit setelah selesai makan.

"Yah kalau nggak kenyang buat apa makan" Kata Nana.

"Gue juga mau punya pacar deh"

"Halah Aca, masih kecil pengen punya pacar" Canda Abryal.

"Gue udah gede, buktinya udah kuliah" Jawab Aca.

"Tapi badan lu kecil" Sambung Jenan.

"Kalau di banding lo mah, ya iya kecil kan lo kaya raksasa" Aca menjawab perkataan Jenan.

"Kaya buto ijo sih Jenan" Ledek Langit.

Semua tertawa karna mendengar kata yang baru saja Langit ucapkan.

"Rencana selanjutnya nikah" Ucap Abryal kepada sahabatnya Langit.

"Kuliah aja belum selesai masa mau nikah" Protes Jenan.

"Iyaa, masih pusing mikirin kuliah" Kata ku.

"Ntar dulu lah kalau nikah, mau nikah kan nggak segampang itu" Langit mejelaskan kepada Abryal.

"Biar cepat punya ponakan" Cetus Aca.

"Lo kira gue hidup cuma buat beranak" Aku menjawab pernyataan Aca dengan nada yang sedikit tinggi.

"Rencana punya berapa anak?" Tanya Nana.

"12" Seperti tanpa beban Langit menjawab pertanyaan Nana.

Aku reflek memukul pundak Langit, menandakan bahwa aku sedikit kesal dengan jawaban yang baru saja ia berikan.

"Banyak anak kan banyak rezeki" Sambungnya.

"Parah, itu penyiksaan" Lanjut Aca.

"Kamu aja yang hamil kak" Kata ku kepada Langit.

"Jadi bamil" Ucap Jenan.

"Apa bamil?" Tanya ku.

"Bapak hamil" Jenan tertawa kecil.

"Brt juga" Kata Abryal.

"Apa itu BRT" Nana kebingungan dengan singkatan yang abryal berikan.

"Bapak Rumah Tangga" Jawab Abryal.

"Terus gue jadi apa?" Ucap ku kepada mereka.

"Jadi ITL" Kata Aca.

"Hah, ITL apa?" Tanya Abryal.

'Ibu Tulang Punggung" Cetus Aca.

"Anehhhhh" Kata Jenan.

"Pada kocak lu semua" Kata Langit sembari tertawa.

"Ntar gua duluan yang ke pelaminan sama Nana" Celetuk Abryal

"Nggak" Walaupun Nana tau itu konteksnya bercandaan, tapi baginya hal itu tetap lah menjijikkan.

"Yah ayang Nana jangan gitu, mas Abryal kan beneran sayang"

"Diam ya lo bryal, ntar mulut lo gue masukin pasir" Ucap Nana ketus.

"Masukin makanan aja" Canda Abryal.

"Najis" Nana menjawab perkataan Abryal.

"Najis teruss, dikata gua anjing" Abryal mulai protes kepada Nana.

"Lo itu babi, bukan anjing" Celetuk Nana.

"Dih, gua bakal buat lu jatuh cinta sama gua" Abryal sangat percaya diri ketika mengatakan hal itu.

"Nggak akan pernah gue jatuh cinta sama lo bryal" Ungkap Nana.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Strange Love Story [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang