Part 3 - Yang Terpendam

3.1K 253 1
                                    


"Haii cantik..ga kangen kakak ??"

Sepulang kerja Riyaz langsung menghambur saat melihat adik satu-satunya sedang duduk bersama Umi dan langsung merangkul Aisyah.

"Waalaikumsalam Kakak Yumna yang baru putus" gadis bernama lengkap Aisyah Yumna Al-Ghibran ini menatap geli pada kakaknya.

"Ih ih masih mending Kakak, daripada kamu yang setia menjomblo"

"Kak dengerin Yumna yah..setau Yumna Agama kita ngelarang pacaran !!"

"De..Kakak tau kok kamu sering jadi korban harapan palsu cowok-cowok, makanya kamu gamau pacaran hihihi" bisik Riyaz.

"Umiii....Kak Iyaz nih Mi ngejekin Yumna muluu..lebih baik jomblo kan Mi ngehindar dari maksiat daripada Kakak nih pacaran suka lama tapi ga ngelamar-lamar, sekalinya ngelamar eh malah diputusin" Jihan hanya tersenyum melihat anak perempuannya.

"Mi, liat nih Yumna udah berani sama Riyaz sekarang"

"Kak..Yumna cuma pengen Kakak cepet-cepet nikah jangan pacaran terus, emang Yumna percaya sama Kakak yang pasti jaga jarak dan gak pernah megang ujung jarinya Kak Rae sekalipun, tapi Kakak pasti sering ngobrol kan, nah ngobrol pasti mandang mata kan ? Hitung coba berapa kali Kakak zinah mata ?? Cepet cari calon istri Kak, Kakak kan hampir jadi om-om, bener kan Mi ??" cerocos Yumna bak Ibu-ibu rumpi.

"No comment yaa ?" Umi menggulum senyumnya dan melirik Riyaz.

Riyaz mencubit hidung Yumna yang berusaha berontak namun tak sanggup menggapai Kakaknya.

"Dasar abg labil !!"

"Om-om galau !!!"

"Eh Kakak baru 25 taun De"

"Riyaz..Yumna..udah cukup sayang kangen-kangenannya, Riyaz cepat mandi dan ganti bajumu dan Yumna bantu Umi menyiapkan makan malam"

"Iya Mi" sahut mereka.

Riyaz sempat mengusap lembut puncak kepala Yumna dan menatap penuh kerinduan, lalu pergi ke kamarnya.

***

Setelah makan malam Riyaz hanya duduk di atas ranjang dengan ponsel di tangannya. Dia membuka aplikasi messenger dan melihat profil Raena, wanita yang selalu memenuhi pemikirannya. Seringkali dia ingin mengirimi pesan tapi jarinya terasa kaku. Bukan tak berani, dia hanya ingin menghargai keputusan Raena.

"Allah...semoga kelak engkau mempersatukan kami kembali, menjadikannya pendamping hingga menuju jannahMu dan menjadikannya ibu bagi anak-anak hamba kelak" doanya lirih.

"Kak..boleh Yumna masuk ?" Beriringan dengan suara ketukan pintu.

"Masuk aja de"

Pintu terbuka dan masuklah gadis yang baru setahun menjadi mahasiswi kedokteran itu dengan senyum yang mengembang di wajah cantiknya, begitu menggemaskan berbeda dengan Yumna yang cerwet dan menjengkelkan tadi.

"Kaak malem ini Yumna pengen tidur bareng Kakak, boleh yah ?"

"Gak ah, nanti kamu ngiler di bantal kakak"

"Kak Yumna lagi serius loh ini"

"Oh"

"Kakaaaak !!!"

"Hahaha iya boleh kok boleh Aisyah sayang"

Detik itu juga Yumna langsung melompat ke ranjang dan masuk ke dalam selimut yang dipakai Riyaz.

"Kakak lagi mikirin Kak Rae yah ?" sambil memeluk Kakaknya.

"Ganti topik !!"

"Ish"

Past MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang