-Story Begin-"Yaz, kemarilah, sarapan dulu sebelum berangkat"
Pemuda yang dipanggil Yaz itu menuruni tangga sambil membenahi dasinya.
"Riyaz harus segera ke Rumah Sakit, ada jadwal operasi setengah jam lagi Umi"
"Bekalkan saja beberapa potong roti ini, jangan biarkan dia bekerja dengan perut kosong"
"Waah Abi ku sangat perhatian"
Riyaz tersenyum geli, dibalas dengan gelengan oleh pria yang dipanggilnya Abi."Bawalah ini, dan cepatlah berangkat, bukankah kau bilang setengah jam lagi ?"
"Oh Umi mengusirku, baiklah aku berangkat"
Dia menyalami kedua orangtuanya, dan memberi kecupan singkat di dahi Umi tersayangnya.
"Semoga harimu menyenangkan" bisiknya mesra.
"Ya kau juga, salam untuk dokter anestesi mu"
"Umii, kau membuat mood ku menjadi buruk" sambil menggerlingkan matanya pelan.
Jihan menyentuh punggung tangan anaknya dengan muka bersalah."Aku bercanda Umi sayang, doakan semoga operasi nya lancar, assalamualaikum"
"Amiin, waalaikumsalam warahmatullah"
"Setiap pagi aku harus melihat kau dan Riyaz bermesraan, ini tidak adil" Adam berdiri setelah menghabiskan sarapannya, diikuti istrinya yang hendak memakaikan dasi, pekerjaannya setiap pagi.
"Kau cemburu pada putramu sendiri Kak Adam ?"
"Oh yang benar saja, aku iri padamu Ji"
"Padaku ??"
"Hmm"
Dengan cekatan dia meraih jas kerja milik suaminya dan memakaikannya.
"Anak laki-laki memang begitu kak, Riyaz menganggapku sebagai cinta pertamanya, dan meyakini bahwa kau pria terhebat yang mesti disegani bukan dikecup manja seperti ku tadi, dia menghormati wibawa mu kak Adam"
"Dia tumbuh dengan baik"
Jihan mengangguk bangga sambil merapihkan kerah jas suaminya.
"Kau akan pulang larut hari ini ?"
"Hmm, ada pertemuan dengan kepala cabang malam ini, tak apa kan ?"
"Bisakah aku melarangmu kak ?" sambil menyerahkan tas suaminya.
"Tentu tidak sayang, yasudah aku berangkat, semoga harimu menyenangkan"
Adam memeluk istrinya dan mengecup lembut dahinya.
"Tunggu aku pulang Ji, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam warahmatullah, suamiku"
Kadang, Jihan merasa kesepian tiap kali dia harus ditinggalkan sendiri di rumah megah ini, namun semua itu tak sebanding dengan apa yang terjadi setiap paginya, mendapat dua kecupan dari dua pria hebat yang dimiliknya.
***
"Assalamualaikum dokter Riyaz" sapa orang-orang setibanya dia di rumah sakit.
"Waalaikumsalam warahmatullah"
Riyaz Zayd Al-Ghibran, dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular juga pewaris Rumah Sakit Santika Jakarta. Siapa yang tidak kagum dan menyegani Riyaz, selain dia dokter yang sangat hebat dia juga tampan, ramah, prestisius dan religius.
Operasi beberapa menit lagi dimulai, tentu Riyaz yang memimpin jalannya operasi ini. Dia sudah siap dengan pakaian dan segala perlengkapannya, dan kini Riyaz tengah mensterilkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Mistakes
RomanceRiyaz Zayd Al-Ghibran; seorang dokter sekaligus pewaris dari pemilik sebuah Rumah Sakit swasta. Dia terlahir dari keluarga yang penuh cinta, pribadinya yang prestisius, bijaksana dan tampan membuat siapapun merasa kagum padanya, terlebih jiwanya yan...