Waktu berlalu dan saat ini 3 perempuan dewasa dan 1 balita perempuan sedang makan siang di kedai luar rumah sakit.
"Jadi bisa ceritakan kenapa unnie bisa seperti tadi?" tanya Jisoo setelah selesai menelan habis makanan di mulutnya.
"Hah," Irene menghelang napas dan meletakkan alat makannya. Sebelum menjawab dia lebih dulu minum untuk menetralkan hati dan pikirannya.
"Unnie gagal dalam operasi. Unnie membuat anak laki-laki itu pergi dari dunia ini. Padahal unnie sudah berjanji untuk menyembuhkannya," lirih Irene.
Jisoo terteguh dengan penuturan unnienya, dia perlahan menempatkan tangannya di atas punggung tangan unnienya dan memberikan elusan ringan di sana. Hanya untuk menenangkan unnienya.
Dimana Lily dan Rose? Mereka ada di samping Irene dan Jisoo, mereka berdua menyimak terlebih dahulu.
"Jangan menyalahkan dirimu, unn. Unnie sudah berusaha untuk menyembuhkan anak itu dan untuk masalah hasilnya itu ada di tangan Tuhan," ucap Jisoo menatap unnienya dengan tatapan lembut.
"Madda, itu cudah dadi tatdil Tuhan nty. Aunty baby tetap yang telbait, baby nanti talau cudah becal atan mendadi cepelti aunty. Cudah dangan belcedih lagi," celetuk Lily dengan senyum manisnya.
Irene dan Rose tersenyum mendengar ucapan balita perempuan yang hatinya begitu lembut dan sangat tahu caranya bagaimana untuk membuat orang lain bahagia.
"Oh, bukannya ingin seperti Dadda? Kenapa mudah sekali berubah-ubah cita-citanya, hem?" Jisoo mulai dengan kejahilannya.
Rose sudah menghelang napas dengan tingkah jahil unnie satunya ini, sedangkan Irene masih menyimak saja. Irene tidak tahu bagaimana Jisoo dan Lily saat di satukan, yang pasti itu tidak akan berjalan dengan baik.
YOU ARE READING
MOMMY LOVE YOU
General FictionPerempuan cantik bermata kucing di kejutkan dengan seorang anak perempuan berusia 2 tahun yang mengganggu ketenangannya. Anak perempuan itu tiba-tiba menggenggam tangannya dan memanggilnya dengan sebutan "Myy,". Hal ini sukses membuat mata kucing it...
Kamu Malaikat Itu, Sayang
Start from the beginning