Kamu Malaikat Itu, Sayang

Start bij het begin
                                    

Setiap langkah menuju pintu masuk rumah sakit diiringi dengan dentingan suara langkah kaki di atas trotoar. Lily merasa semakin dekat dengan pertemuannya yang dinanti-nantikan bersama aunty Dokternya, Irene. Senyum lebar menghiasi wajah dari Lily, yang tak bisa menyembunyikan antusiasmenya yang begitu besar.

Mereka berjalan bersama di lorong rumah sakit untuk menuju ke dalam ruangan Irene.dalam ruang tunggu rumah sakit, suasana tenang namun penuh harap. Senyum manis di wajah Lily menggambarkan penuh kebahagiaan, menunggu pertemuannya yang sebentar lagi akan terwujud dengan aunty Dokternya yang begitu dia rindukan. Sorot matanya yang penuh cinta dan keceriaan tak terbantahkan, menandakan betapa istimewanya pertemuan ini baginya.

"Baby sangat merindukan aunty Irene, hem?" tanya Rose yang melihat senyum kesayangan tidak pernah luntur dari wajah mungil itu.

Lily menganggukan kepala dengan antusias.

"Baby melindutan aunty Ilene, nty,"

"Seberapa rindunya, hem?" tanya Jisoo yang gemas dengan kesayangannya itu.

"Cangat lindu, nty," jawab Lily dengan pasti.

Rose dan Jisoo tersenyum melihat senyum merekah di wajah kesayangan mereka. Tiba di depan pintu ruangan Irene, Jisoo membuka pintu itu tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Klik,

Pemandangan pertama kali yang mereka lihat adalah Irene terduduk dengan tangan diatas kening dan suara tangis. Senyum Lily langsung pudar begitu melihat dan mendengar kondisi dan tangisan yang keluar dari aunty Dokternya.

Irene tidak menyadari kehadiran adik-adik dan kesayangannya. Chaesoo dan Lily mendekat ke arah Irene. Tangan mungil Lily yang lebih dulu menyentuh bahu aunty Dokternya dan saat itulah baru Irene menyadari ada orang lain di ruangannya selain dirinya.

Irene langsung menghapus air matanya dengan kasar, menghentikan tangisnya dan barulah melihat siapa orang lain yang ada di ruangannya saat ini. Sedikit terkejut dan segera menormalkan diri saat Irene melihat adik-adik dan kesayangannya yang ada di ruangannya.

"Oh, hai guys, sayang kenapa tidak mengabari ingin ke sini, hem?" tanya Irene dengan berusaha bersikap sebaik mungkin, seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa.

Lily merentangkan kedua tangan dan Irene menyambut itu dengan mengambil alih tubuh balita perempuan itu dari aunty Ocinya.

Lily menatap beberapa waktu ke dalam mata Irene dan senyum manis tiba-tiba muncul di wajah balita perempuan itu. Lily meletakkan kedua tangan mungilnya di masing-masing sisi pipi Irene.

"Aunty hebat, aunty telbait. Aunty boleh belcedih, tapi dangan lama-lama ne! Nanti dadanya bica catit,"

Perkataan yang keluar dari mulut balita perempuan itu sukses membuat Irene kembali menitihkan air mata. Tidak bisa di pungkiri bahwa sampai saat ini, Irene masih kepikiran dengan operasinya yang gagal.

Lily terus tersenyum dan memperhatikan wajah aunty Dokternya yang terus menangis, tangan mungil itu beralih untuk mengusap dada Irene. Hal yang bisa di lakukan mommynya saat dirinya sedang menangis dan saat ini balita perempuan itu praktekkan dengan aunty Dokternya.

Chaesoo hanya tersenyum dan membiarkan adegan di depan mereka. Jisoo tidak lupa memvideokan hal itu untuk di kirim ke mommy balita perempuan itu, Jennie.

MOMMY LOVE YOUWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu