24

503 64 5
                                    

"Apa anda kedinginan?" Xue Yang memberikan gelas berisi teh hangat untuk Wei Yuan.
"Tidak begitu." Wei Yuan menikmati teh nya.
"Saya akan mengambilkan selimut tambahan." Xue Yang
"Tidak perlu, aku baik baik saja." Wei Yuan
"Apakah ini pertama kalinya anda bermalam di alam terbuka?" Xue Yang duduk di sebelah nya.

"Tidak, saat di desa. Paman Song sering membawa ku berburu dan bermalam di hutan." Wei Yuan.
"T-tuan Song?!" Xue Yang
"Ya, ada masalah dengan itu?" Song Zichen datang dengan membawa mangkuk berisi makanan panas.

"Tidak, ku fikir hubungan anda dan Yang Mulia sangat dekat." Xue Yang tersenyum canggung.
"Saat di desa, Paman Song adalah sosok ayah yang melindungi aku dan mama." Wei Yuan menatap teh dalam gelas nya.

"Letakan tehnya, kau tidak akan kenyang jika hanya meminum itu saja." Song Zichen
"Em, terimakasih." Wei Yuan menerima mangkuk yang di berikan oleh Song Zichen
"Dimana bagian ku." Xue Yang
"Ambilah sendiri." Song Zichen menunjuk kuali yang sedang di kerumuni oleh para Ksatria lain.

Hari semakin larut dan gelap, para Ksatria bergantian untuk berjaga. Begitu juga dengan Song Zichen dan Xue Yang. Wei Yuan tampak telah beristirahat  di dalam tenda milik nya. Xue Yang tampak menatap langit. Bintang bertebaran di langit, menambah indah suasana malam.

"Tuan Song, aku punya pertanyaan." Xue Yang memecah keheningan.
"Katakan." Song Zichen melempar ranting kedalam api untuk menjaga nya tetap menyala.
"Bagaimana kehidupan Yang Mulia selama di desa? Apakah ia kesulitan?" Xue Yang, Song Zichen terdiam lama.

"Yang Mulia, tidak kesulitan. Karna Yang Mulia Putri selalu ada bersama nya." Song Zichen
"Apakah Yang Mulia Putri menderita?" Xue Yang
"Ia mengalami banyak tekanan. Pada awalnya semua orang menganggap nya sebagai pendosa. Ia di hina, di anggap sebagai orang yang tidak bisa menjaga kesucian nya sendiri dan sebagainya. Sampai akhirnya, aku dan Yang Mulia Putri dapat membantu warga desa. Perlahan pandangan mereka berubah. Kemampuan nya juga membuat banyak warga desa terbantu secara ekonomi." Song Zichen

"Beruntung, Yang Mulia tidak perlu mendengar cemoohan itu semua." Song Zichen
"Setelah semua yang terjadi, pada akhirnya Pak Tua itu tetap selamat di pengasingan nya." Xue Yang tampak marah.

"Lalu kau berfikir apa yang harus di lakukan oleh Yang Mulia." Song Zichen, Xue Yang diam.
"Yang telah pergi, tidak akan kembali. Ia telah menanggung atas apa yang telah ia lakukan. Ku fikir itu sudah lebih dari cukup." Song Zichen
"Tidak cukup! Yang Mulia Putri dan Yang Mulia Putra Mahkota telah banyak menderita. Bahkan ia datang Kekaisaran juga atas dasar paksaan. Aku sama sekali tidak mengerti, bagaimana bisa Yang Mulia setenang itu. Berada di tengah tengah orang yang menyebabkan petaka dalam hidup nya." Xue Yang.

"Karna kebencian dan dendam hanya akan membawa petaka." Wei Yuan menyahut dari belakang.

"Y-yang Mulia..." Xue Yang menoleh cepat
"Apa yang terjadi, mengapa anda bangun?" Xue Yang segera menghampiri nya.
"Aku merasa haus, dan mendengar pembicaraan kalian." Wei Yuan, Xue Yang menunduk dalam.

"Terimakasih, terlah begitu peduli dengan ketidak adilan yang pernah aku dapatkan. Tapi, saat ini aku telah mendapatkan kembali apa yang seharus nya menjadi milik ku." Wei Yuan menatap Xue Yang.
"Kau mencintaiku ku? Maka kau juga harus mencintai mereka ( keluarga Kekaisaran ) juga." Wei Yuan.

"Maafkan saya." Xue Yang, Wei Yuan tersenyum lembut.
"Senang rasa nya ada begitu banyak yang mencintai aku dan mama." Wei Yuan.

"Maaf saja, tapi rasa cinta saya bukan seperti rasa cinta rakyat kepada pemimpin nya." Xue Yang
"Aku tau." Wei Yuan terkekeh kecil.
"Anda tau!" Xue Yang
"Bagaimana tidak, kau memperlihat kan nya dengan sangat jelas." Wei Yuan
"Lalu, apakah saya akan mendapat kan balasannya." Xue Yang
"Entahlah, jika kau berusaha sedikit lagi. Mungkin aku akan memikirkan nya." Wei Yuan kembali masuk kedalam tenda nya.

Xue Yang tersenyum sangat lebar.

"Saya akan berusaha lebih keras!" Xue Yang tampak gembira. Ia bahkan sampai melompat karna terlalu senang. Wei Yuan melirik tipis dan tersenyum kecil.

'Anak muda, bersiaplah untuk menghadapi Lan Wangji.' Song Zichen

.+.

Esok hari nya, mereka melanjutkan perjalanan. Dan akhirnya mereka sampai di desa Penggunungan dan desa lembah dengan aman. Segera, para warga desa menyambut mereka.

Wei Yuan melihat langsung cara bertani dan pembagian lahan sementara kedua desa. Mereka tampak telah menerima perintah yang di keluarkan oleh nya.

"Bukan kah lebih damai saat kalian berdampingan seperti sekarang." Wei Yuan.
"Terimakasih kepada Yang Mulia karna telah memberi solusi yang baik bagi kami." Pemimpin desa Gunung.

"Pemimpin desa Lembah, apa kau merasa tidak puas?" Wei Yuan.
"Bagaimana bisa saya berfikir seperti itu." Pemimpin desa Lembah.  Wei Yuan mengangguk puas.

Setelah cukup untuk melihat keadaan, Wei Yuam pun kembali ke istana.

.+.

"Selamat datang kembali, Yang Mulia." Semua pelayan menyambut nya.
"Em, bagaimana keadaan istana?" Wei Yuan melangkah masuk.
"Semua baik baik saja, hanya sesekali Yang Mulia Pangeran datang untuk berkunjung." Lou Qinyang

"Yang Mulia, sebaiknya anda beristirahat dan tidak memikirkan pekerjaan untuk hari ini." Xue Yang
"Em, kau bisa kembali." Wei Yuan.
"Baik." Xue Yang membungkuk sopan dan meninggalkan istana.

"Dia pergi begitu saja?" Song Zichen
"Apakah ada yang salah?" Lou Qinyang tampak bingung.
"Dia juga lelah paman. Esok hari, dia pasti sudah berada di sini." Wei Yuan.
"Itu sudah pasti." Song Zichen, Lou Qinyang tampak semakin bingung saat kedua orang di depan nya berbicara hal yang tidak ia mengerti.

.+.

Wei Yuan berbaring di ranjang tidur nya, jujur saja ia cukup merasa lelah. Walau hanya duduk di dalam kereta. Perjalanan mereka cukup jauh.

'Hap!'

Suara seseorang masuk melalui jendela kamar nya membuat nya kembali bangun, ia tampak siaga berjaga jaga jika itu adalah penyusup.

"Yang Mulia.. apa anda sudah tidur?" Xue Yang muncul dari balik cahaya samar ruang kamar Wei Yuan.
"Kau fikir apa yang kau lakukan di sini?" Wei Yuan tampak kesal.

"Saya merindukan anda." Xue Yang memasang wajah sedih nya.
"Kau dan aku baru bertemu beberapa jam lalu." Wei Yuan memegang kening nya. Xue Yang terkekeh dan maju lebih dekat.

"Apakah saya tidak di izinkan datang?" Xue Yang
"Ya, pergilah sekarang." Wei Yuan tampak semakin kesal.
"Hehe, maaf saya tidak akan pergi." Xue Yang, Wei Yuan mendengus.

"Tidurlah, saya akan menjaga anda." Xue Yang
"Di dalam istana, siapa yang akan mencelakai ku?" Wei Yuan kembali berbaring dan menyamankan diri dalam selimut.

"Juga, apa kau tidak lelah setelah perjalanan jauh tadi." Wei Yuan.
"Saya lelah, karna itu saya datang mencari anda untuk mengusir lelah saya." Xue Yang
"Diam lah dan segera tidur!" Wei Yuan melemparkan sebuah bantal kepada Xue Yang, yang langsung di tangkap nya dengan mudah.

Xue Yang terkekeh dan berjalan menuju sofa panjang. Dan berbaring di sana sambil melihat kearah ranjang.

"Yang Mulia.." Panggil Xue Yang
"Apa lagi." Wei Yuan yang menunggui nya tampak kesal

"Selamat tidur." Xue Yang, Wei Yuan tersentak. Ia meremas selimut, kedua pipi nya tampak memanas.
"K-kau juga." Cicit pelan Wei Yuan.

TBC !!!

Memiliki Tahta Kembali Where stories live. Discover now