23

613 75 4
                                    

"Pintu keluar ada di sana jika kalian ingin ribut." Wei Yuan, seketika ruangan menjadi hening.
"Yuan'Er, jangan marah maafkan kami telah membuat keributan." Lan JingYi, Lan Qinghe Jun tampak menahan tawa di balik wajah tenang nya.

'Cucu ku, sungguh bisa mengendalikan keadaan.' Lan Qinghe Jun

Pesta dan pemberian gelar para Ksatria muda pun berjalan dengan baik. Dan Wei Yuan juga telah memutuskan untuk menerima Xue Yang sebagai pengawal pribadi nya.

"Yuan'Er! Mengapa bukan kami!" Setelah pesta, Lan JingYi segera melayangkan protes. Wei Yuan menghelang nafas nya, ia tau bahwa hal ini akan terjadi.

"Apa karna kami lebih lemah?" Lan Sizhui
"Bisakah kalian tidak merendahkan diri sendiri." Wei Yuan melihat kedua nya.

"Kalian adalah kakak, walau status ku lebih tinggi dari pada kalian. Kalian tetaplah orang yang harus ku hormati. Bagaimana bisa aku menempatkan kalian di posisi seperti itu." Wei Yuan.

"Juga, dari pada menjadi pengawal ku, akan lebih baik jika kalian memimpin pasukan Ksatria muda Kekaisaran." Sambung nya

"Tapi, jika begitu. Kami akan sulit bertemu dengan mu karna kesibukan kami." Lan JingYi tampak sedih
"Lan JingYi! Kau menjadi Ksatria untuk melindungi Kekaisaran! Bukan untuk bermanja ria saja." Wei Yuan berucap tegas.

"Di mengerti Yang Mulia!" Lan JingYi sontak menjawab cepat dan tegas.
"Humph! Jika jiwa Ksatria seperti ini. Bagaimana nasip Kekaisaran." Wei Yuan
"Saya akan berkerja keras." Lan JingYi

"Yuan'Er, sudah pantas untuk menjadi Kaisar." Jiang Wanyi tampak memperhatikan mereka dari lantai atas ruangan, ia tersenyum tipis.
"Benar, usianya pun sudah memasuki usia yang dapat mewarisi tahta." MengYao

"Lihat dua bocah itu, seperti anak anjing yang memelas." Jiang Wanyi tertawa kecil melihat anaknya tampak sedih karna tidak dapat mengawal Wei Yuan.

.+.

"Selamat pagi Yang Mulia." Xue Yang membungkuk hormat saat Wei Yuan memasuki ruang makan. Wei Yuan hanya mengangguk.
"Apa agenda hari ini?" Wei Yuan duduk di meja makan.

"Hari ini, anda akan berkunjung ke desa lembah dan desa gunung untuk melihat perkembangan mereka." Lou Qinyang membaca agenda Wei Yuan.
"Juga, ada beberapa surat dan undangan Yang Mulia." Lou Qinyang

"Dari siapa?" Wei Yuan meletakan gelas jus nya.
"Nona Ah Qing, dan tuan muda Jin. Mereka ingin mengundang ada dalam acara amal yang mereka adakan." Lou Qinyang

"Acara amal?" Wei Yuan
"Keluarga Jin dan Ah mereka secara rutin mengelar lelang untuk amal anak yatim dan para lansia. Uang hasil lelang, sungguh di serahkan kepada pengurus panti." Xue Yang menjawab.

"Benar, dan para keluarga bangsawan lain. Di izinkan untuk melelang barang keluarga mereka." Lou Qinyang

"Semua nya pasti barang langka." Wei Yuan menyelesaikan makan nya.
"Benar, dan pemilik barang langka terbanyak adalah keluarga Nie." Xue Yang

"Mereka juga menjualnya? Bukankah barang langka itu adalah barang peninggalan leluhur mereka?" Wei Yuan
"Anda benar, namun sayang nya. Tidak banyak generasi muda yang menyukai barang langka. Bagi mereka, barang langka hanyalah rongsokan. Namun, berbeda cerita jika itu adalah berlian." Xue Yang
"Hoo, begitu." Wei Yuan bangun dari duduk nya.

"Nona Lou, perjalanan ini cukup jauh. Kau tidak perlu ikut jaga istana untuk ku." Wei Yuan
"Tapi Yang Mulia..." Lou Qinyang
"Aku akan pergi dengan paman Song." Wei Yuan
"Baiklah, saya telah menyiapkan keperluan anda selama perjalanan dan saat di desa. Saya berharap perjalanan anda aman." Lou Qinyang, Wei Yuan mengangguk.

.+.

Setelah bersiap, Wei Yuan pun menuju desa lembah dan desa gunung bersama dengan Xue Yang, Song Zichen dan pengawal yang lain. Song Zichen tampak duduk di depan mengemudi kan kuda. Sedangkan Xue Yang menjaga Wei Yuan di dalam kereta.

"Yang Mulia, anda tampak senang membaca. Buku apa yang anda bawa?" Xue Yang
"Sejarah desa lembah dan gunung." Wei Yuan membalik halaman baru buku itu. Melihat Wei Yuan yang tampak tidak perduli dengan kehadiran nya membuat Xue Yang mengerutkan bibirnya.

"Yang Mulia, apakah buku itu jauh lebih menarik dari saya?" Xue Yang
"Tentu saja." Wei Yuan, jawabannya membuat Xue yang merasa ada jutaan panah yang menancap di dadanya.

"Anda tega sekali." Ia berpura pura sedih.
"Padahal saya sudah bekerja keras untuk ada di sisi anda." Xue Yang
"Hal itu, adalah pilihan mu." Wei Yuan
"Saya tau!" Xue Yang mendengus

"Xue Yang apa yang sebenarnya kau inginkan?" Wei Yuan menutup buku bacaan nya.
"Perhatian anda." Xue Yang menjawab dengan cepat.

'anak ini, benar benar sangat terus terang.' Wei Yuan

"Mengapa kau menginginkan nya?" Wei Yuan
"Karna saya menyukai anda! Ah tidak, mencintai anda." Xue Yang tersenyum tipis. Sontak hal itu membuat Wei Yuan tersentak dan merona tipis.
"Lelucon yang tidak lucu." Wei Yuan melihat arah lain dan membuka buku nya.
"Saya sungguh sungguh!" Xue Yang
"Baik aku tau, sekarang diam dan simpan energi mu. Perjalanan masih cukup jauh." Wei Yuan

'Yang Mulia, saya akan membuktikan bahwa saya bersungguh sungguh.' Xue Yang

"Yang Mulia, hari akan senja. Akan lebih baik jika kita beristirahat di sini. Dan melanjutkan perjalanan esok hari nya." Song Zichen
"Em, mari lakukan." Wei Yuan perlahan turun dari kereta kuda.

"Tubuh ku cukup sakit duduk lama dalam kereta." Xue Yang meregangkan tubuh nya.
"Ada kuda kosong, jika kau ingin menggunakan nya." Song Zichen
"Tidak, jika aku menaiki kuda. Yang Mulia akan kesepian di dalam kereta." Xue Yang tersenyum tipis
"Bibir mu itu, pandai sekali menggoda." Wei Yuan berjalan melihat sekitar. Hamparan rumput hijau, pohon besar di beberapa sisi.

"Tempat yang tenang." Wei Yuan
"Yang Mulia, anda suka tempat seperti ini?" Xue Yang, Wei Yuan menoleh.
"Ya, tenang dan nyaman juga indah." Angin dengan lembut menggerakkan beberapa helai rambut nya.
"Benar tempat yang indah, tetapi anda jauh lebih indah." Xue Yang tersenyum lembut.
Wei Yuan diam, walau belum lama mengenal nya. Ia tau, Xue Yang bukan orang yang sembarang menggoda orang. Juga tatapan tulus nya membuat Wei Yuan tersenyum tipis.

TBC !!!

Memiliki Tahta Kembali Where stories live. Discover now