21

497 69 4
                                    

Hari demi hari berlalu, Wei Yuan perlahan membantu Lan Xichen menyelesaikan dokumen dokumen penting lain nya. Hari hari nya hanya di habiskan di ruang kerja bersama dengan Lan Xichen. Walau begitu, Wei Yuan tampak menikmati apa yang ia lakukan.

"Pelayan membuat puding lemon, apakah anda ingin memakan nya sebagai makanan penutup?" Lou Qinyang tampak menyiapkan makan malam Wei Yuan. Melihat wajah tuan kecilnya yang cukup terlihat lelah itu membuat nya merasa sedih juga.

"Em, terdengar enak." Wei Yuan meletakan sendok makan nya setelah ia menghabiskan sup di mangkuk nya.
"Saya akan segera menyajikan nya." Lou Qinyang segera membereskan meja makan.
"Bawa itu ke kamar ku." Wei Yuan melangkah menuju kamar nya.
"Baik Yang Mulia." Lou Qinyang membungkuk sopan.

Wei Yuan berjalan pelan di koridor, cahaya bulan tampak menembus jendela jendela kaca.
Sinar nya yang lembut, dapat menenangkan siapa pun yang melihat nya.

"Bulan yang indah..." Wei Yuan berhenti di salah satu jendela kaca. Menikmati untuk sesaat cahaya bulan itu sebelum akhirnya ia kembali menuju kamar nya.

"Burung elang?" Wei Yuan tampak kaget saat melihat seekor burung elang bertengger manis di jendela kamar nya yang belum ia tutup.
"Hei, siapa yang mengirim mu kemari?" Wei Yuan dengan perlahan mendekat, berjaga jaga jika elang itu adalah elang liar.

"Oh?! Surat." Wei Yuan lebih mendekat dan dengan perlahan memegang kaki elang itu dimana sebuah gulungan kertas terikat di sana. Elang itu sendiri tidak memberontak dan membiarkan Wei Yuan mengambil apa yang ada di kakinya.

"Terimakasih..." Wei Yuan tersenyum lembut dan membaca secarik surat itu.

'Yang Mulia, saya sangat menyesal karena tidak bisa berpamitan secara langsung. Saya akan kembali aktif belajar di Akademi. Saya berharap anda akan menunggu saya, sampai saya kembali dan menjadi pelindung terkuat anda.'

Tertanda, Xue Yang.

Membaca  surat Xue Yang, Wei Yuan merasa wajah nya memanas.

"A-apa apaan dia ini?! Memangnya untuk alasan apa aku menunggu nya?!" Wei Yuan
"Seenaknya saja." Dengus nya, walau ia mengomel Wei Yuan tampak menyimpan sepucuk surat itu di laci rias nya.

"Benar, Jingyi dan Sizhui juga sudah berada di akademi selama satu minggu. Apakah aku harus menggunjungi mereka?" Wei Yuan berjalan menuju ranjang dan berbaring. Dan membungkus dirinya dengan selimut tebal. Ia melihat kearah elang emas yang masih saja di tempat nya.

"Apa kau tidak pergi? Tugas mu sudah selesai." Katanya kepada si elang. Lalu Wei Yuan tertawa kecil.
"Apa yang kau lakukan, elang tidak bisa bicara." Ia pun memejamkan matanya dan tertidur.

"Yang Mulia, saya membawa...." Lou Qinyang segera menutup mulutnya saat melihat Wei Yuan tidur dengan lelap.
"Anda pasti lelah, eh mengapa jendel itu belum tertutup." Lou Qinyang meninggalkan troli makanan nya dan menuju jendela. Ia terkejut saat melihat seekor elang cukup besar bertengger manis di sana.

"Ou! Rupanya ada teman kecil di sini. Baiklah, tolong jaga Yang Mulia saat ia tidur ya." Lou Qinyang tersenyum dan melangkah pergi membawa troli berisi puding lemon yang tak jadi di nikmati oleh Wei Yuan.

.+.

"Yang Mulia Pangeran..." Lou Qinyang dan beberapa pelayan membungkuk sopan saat Lan Wangji memasuki istana Wei Yuan.

"Yuan'Er belum bangun?" Lan Wangji
"Benar Yang Mulia, saya rasa semalam Yang Mulia Putra Mahkota terlihat sangat lelah. Sebab itu saya membiarkan nya tidur lebih lama." Lou Qinyang

"Apakah ia kekurangan waktu istirahat?" Lan Wangji
"Putra Mahkota belajar dengan giat untuk membantu Yang Mulia Pangeran Pertama. Walau saya telah memintanya untuk beristirahat lebih awal, ia tidak melakukan nya." Lou Qinyang

"Kau melakukan tugas mu dengan baik." Lan Wangji melangkah menuju kamar anak nya.
Lou Qinyang dan pelayan lain kembali membungkuk sopan.

"Nona, apa kah ini baik baik saja? Yang Mulia Pangeran tidak akan menghukum anda kan?" Pelayan
"Jika pun aku di hukum, aku akan menerima nya dengan senang hati." Lou Qinyang
"Benar! Aku juga tidak akan takut jika di hukum karna membiarkan Yang Mulia Putra Mahkota tidur lebih lama." Pelayan lain.

.+.

"Mmhn.. ayah..." Suara serak Wei Yuan membuat Lan Wangji tersentak
"Maaf membangunkan mu." Lan Wangji, Wei Yuan bangun perlahan dan menggeleng kecil.
Ia menoleh dan melihat kearah jendela.

"Dia sudah pergi?" Wei Yuan
"Dia?" Lan Wangji mengikuti arah pandangan Wei Yuan.

"Semalam ada seekor elang datang mengirim surat." Wei Yuan tampak melirik kesegala arah
"Siapa." Lan Wangji mengerut kan kening nya

"Tuan muda Xue." Wei Yuan, alis Lan Wangji menukik tajam.
"Elang itu di sana sampai aku tidur. Tapi kurasa akhirnya dia pergi." Wei Yuam tampak sedih.
"Kau ingin seekor elang?" Lan Wangji
"Ayah akan mencarikan nya untuk mu, yang lebih bagus." Lan Wangji

'Mengapa ekspresi nya begitu.. apa dia marah?' Wei Yuan.

"Apakah, aku tidak boleh bertukar pesan dengan anak bangsawan lain nya?" Wei Yuan, Lan Wangji tersentak.
"Tidak, lakukan apa yang kau suka." Lan Wangji
"Tapi, kenapa ayah begitu." Wei Yuan
"Wajah ayah menunjukan kebalikan dari ucapan ayah." Sambung nya

'Jika aku mengatakan yang sebenarnya, apa yang akan kau fikirkan tentang aku.' Lan Wangji

"Lalu, ayah harus bagaimana?" Lan Wangji
"Apakah ayah sungguh tidak suka berekspresi? Bahkan saat bersama mama dulu. Apakah ayah juga selalu seperti ini?" Wei Yuan mencoba mengikuti raut wajah Lan Wangji. Lan Wangji tersenyum tipis melihat bagaimana usaha Wei Yuan mengikuti ekspresi wajah nya.

"Sebagai seorang Pangeran, ayah memang tidak punya kewajiban untuk ramah kepada siapa pun. Tapi, apakah itu juga berlaku untuk keluarga ayah juga?" Wei Yuan
"Ayah akan sering tersenyum di dekat mu." Lan Wangji mengelus kepala Wei Yuan.
"Aku akan menantikan nya, dan apa yang membuat ayah datang kemari?" Wei Yuan

"Akhir akhir ini kau tampak sibuk, nona Lou juga mengatakan kau tampak lelah. Yuan'Er, kau tidak perlu berusaha terlalu keras. Ayah tidak ingin kau kehilangan masa remaja mu." Lan Wangji

"Tapi, jika tidak sedari sekarang. Kapan aku belajar tentang kekaisaran? Masih banyak hal yang tidak aku ketahui. Walau rakyat menyukai ku dan aku adalah pewaris Pohon Suci, bukan alasan bagi ku untuk bersantai saja. Aku harus membuktikan bahwa aku memang mampu menduduki posisi ku yang saat ini aku pegang." Wei Yuan.

"Ayah bangga pada mu." Lan Wangji kembali mengelus pucuk kepala Wei Yuan. Wei Yuan agak menunduk, lalu dengan tiba tiba memeluk Lan Wangji.

"Maaf, mungkin saya sudah tidak pantas bersikap seperti ini. Tapi, saya...."

"Siapa yang mengatakan kau tidak pantas melakukan nya." Lan Wangji membalas pelukan Wei Yuan dan menepuk halus punggung nya.

"Maaf, karna tidak pernah melihat pertumbuhan mu dan terlambat memberi mu kasih sayang." Lan Wangji, Wei Yuan memejamkan matanya dan memeluk Lan Wangji lebih erat.

"Nona, kita tidak masuk?" Tiga pelayan yang mendorong troli itu tampak bingung saat Lou Qinyang menahan mereka untuk masuk kedalam kamar Wei Yuan.

"Simpan kembali hidangan, dan panas kan saat Yang Mulia telah siap untuk sarapan." Lou Qinyang
"Apa Yang Mulia masih tidur?" Pelayan
"Ayo segera pergi, jangan menganggu nya." Pelayan lain. Mereka pun segera pergi, membawa kembali seluruh hidangan yang mereka bawa.

'Yang Mulia Putri, apakah anda melihat nya? Yang Mulia Pangeran dan Yang Mulia Putra Mahkota, mereka benar benar telah membuka hati mereka.' Lou Qinyang tersenyum haru dan melangkah pergi.

TBC !!!



Memiliki Tahta Kembali Where stories live. Discover now