Bagian 09

1.7K 158 8
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Sudah terhitung tiga hari terlewatkan sejak insiden Jarrel dan Sivia. Hubungan Jarrel dan Ethan juga ikut merenggang karena hal itu, abang kedua Jarrel itu masih enggan biacara pada Jarrel. Walaupun biasanya memang jarang bicara, setidaknya abangnya itu pasti ada ngomong satu dua patah kata padanya dalam satu hari. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi.

Sejak pagi tadi sebenarnya Jarrel sudah tak enak badan, tapi tetap masuk ke sekolah karena tak ada orang rumah yang menyadari jika bungsu itu sakit. Lukas tengah tak ada di rumah karena ada urusan bisnis dari kemarin, sedangkan Ethan memang sedang acuh padanya, lalu Tara juga kali ini tidak peka, menyangka diamnya Jarrel saat sarapan tadi karena anak itu memang banyak diam.

Kerjaan Jarrel sejak sampai sekolah hanya tidur di kelas, kepalanya pusing bukan main. Rasanya kalau ia bawa duduk tegak kepalanya bisa saja jatuh kebawah saking beratnya ia rasa. Nafasnya juga panas karena suhu tubuhnya naik sejak jam pelajaran pertama, tapi tidak ada satu pun teman sekelasnya yang menanyakan ia baik-baik saja atau tidak.

"Jarrel kamu di panggil sama temen kamu tuh" Ujar salah satu teman sekelas Jarrel, saat Dito dan Paul berdiri di ambang pintu kelas mencari Jarrel.

Jarrel tak merespon membuat teman sekelasnya itu berdecak.

"Jarrel...anjir panas" Serunya saat ingin membangunkan Jarrel dengan menggoyangkan pergelangan tangan Jarrel.

"Jarrel lagi sakit kaya-nya, kalian bawa ke UKS deh kasian juga" Ucap teman sekelas Jarrel itu pada Dito dan Paul.

Keduanya berdecak malas.

"Lo kan teman sekelasnya, lo aja deh" Ujar Dito lalu merangkul Paul pergi dari sana.

Teman sekelas Jarrel yang bernama Dimas itu menggeleng.

"Teman macam apa itu, temannya sakit tapi gak peduli" Gumamnya lalu kembali mendekat pada Jarrel yang tertidur.

"Mumpung aku baik, dan juga wakil ketua kelas yaudahlah" Tutur Dimas pada dirinya sendiri.

Lantas kembali mendekat pada Jarrel yang tak kunjung bergerak itu.

"Jarrel woy bangun dulu, ayo aku anter ke UKS" Seru Dimas kali ini mengguncang lebih kuat.

Akhirnya Jarrel merespon, anak itu melenguh lemah dan mengerjap. Matanya sedikit berair karena demamnya.

"Ayo aku anter ke UKS, kalau sakit gak usah sekolah" Ajak Dimas sambil memegang lengan atas Jarrel.

Jarrel yang setengah sadar malah nurut aja, anak itu mengikuti kemana Dimas menyeretnya.

•••

CANDRAMAWA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang