BAB 10 : THE FLOWERS

532 35 111
                                    

(x - 3)² = 49

"You are a human in the meaning of Gerbera Daisy"

***

🎶 say yes to heaven - Lana Del Rey 🎶

🎶 say yes to heaven - Lana Del Rey 🎶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

"Welcome, bro." Sapaan itu menyambut kedatangan empat laki-laki berpakaian rapi dengan tuxedo hitam yang membalut tubuh mereka membuat aura ketampanan juga karisma tersembunyi menyeruak keluar.

Acara yang begitu besar dengan ramainya orang benar-benar menjadikan mereka sebagai objek arah tatap semua orang karena daya tarik mereka yang benar-benar sangat sulit untuk diabaikan begitu saja.

Aksa, si tuan rumah dari acara tersebut menghampiri keempat laki-laki yang tidak lain adalah para sahabatnya. Agham, Ezra, Ersya dan juga Liam tersenyum pada Aksa, mereka lalu melakukan tos andalan yang selalu dilakukan ketika bertemu.

"Kata Mommy buatnya sederhana doang, padahal..." Ersya terkekeh pelan diakhir kalimatnya membuat Aksa juga yang lain ikut tertawa.

"Tau sendiri, 'kan, gimana Mommy gue," ujar Aksa.

Ya, mereka tentu tahu bagaimana perangai wanita cantik itu. Dia sangat glamor, penuh akan kemewahan yang memang sudah menjadi temannya sejak kecil. Namanya adalah Marylanie Varagath Abravand, ia pemegang marga Varagath satu-satunya yang tentu sudah pasti mengartikan jika dia adalah anak tunggal dari pengusaha emas yang tidak pernah merasakan susahnya kehidupan.

Para Inti ABRIGAR mengangguki saja. Dengan keadaan indahnya ruangan itu, tiba-tiba datang seseorang yang menepuk punggung Agham dari belakang sampai laki-laki itu terkejut.

"Assalamu'alaikum, Agham," sapa orang itu, berbisik memberi salam.

Agham memegang dadanya. "Waalaikum, Kak, bikin kaget aja."

Dia, si cantik dengan dress rose gold selutut terkekeh geli. "Sorry, Gham."

Agham hanya mengangguk saja. Itu adalah Kakak tertua Aksa yakni Estefania Lyly Abravand, gadis yang sekarang berstatus sebagai mahasiswa semester akhir itu memang terkenal sangat suka mengerjai Agham.

"Gimana Skripsi-annya, Kak? Lancar?" tanya Ersya yang entah kapan perginya, tapi sekarang ia kembali dengan tangan memegang segelas minuman.

Esly menghembuskan nafas pelan. "Ya gitu, doain lancar, ya."

Melihat reaksi gadis cantik itu, kelima laki-laki di depannya langsung ikut memasang ekspresi sedih.

"Ouh, poor my Esly," sahut Ezra memeluk tubuh Esly yang lebih pendek beberapa centi meter di bawahnya dari samping membuat Esly ikut melingkarkan lengannya pada pinggang laki-laki itu.

ESMERAY : Fatum CalculationWhere stories live. Discover now