BAB 9 : ACCIDENTAL MEETING

548 38 225
                                    

y = cos⁹ (x²+10x) -> n=9?

"Dia dikenal dengan seluruh prestasi yang digenggam"

***

🎶 Starboy - The Weekend ft. Daft Dunk 🎶

 Daft Dunk 🎶

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Bang Eza, tungguin!" teriakan itu terdengar menggelegar di mansion keluarga Ethisham. Putri tunggal keluarga itu berlari cepat menuruni tangga membuat Abang-nya yang sudah di lantai dasar membola melihat tingkahnya.

"Dek, jangan lari-lari!" peringat Ezra melangkah menghampiri gadis itu yang menyengir sembari menghentikan lari-nya.

"Hehehe... kirain Abang mau ke mobil duluan," kekeh Adriene Puteri Ethishiam, sicantik yang kerap dipanggil Irene sembari menyengir lebar.

Ini adalah minggu yang begitu ia nantikan, karena semua belanjaannya akan dibayar oleh Abang-nya, Ezra.

"Abang tunggu kamu di sini, gak perlu lari-lari," kata Ezra.

"Iya, maaf." Irene menundukkan kepala, entah kenapa malah rasa bersalah karena sudah membuat Abang-nya khawatir.

Melihat itu, Ezra lantas menghembuskan nafas pelan. Diusap lembut puncuk kepala Irene dengan penuh sayang. "Jangan gitu lagi," katanya yang dibalas anggukan cepat oleh gadis didepannya sekarang.

"Siap!" Irene memperagakan gerakan tubuh memberi hormat. "Janji gak gitu lagi,"

Ezra terkekeh gemas. "Ayo pergi."

Sembari menggandeng tangan Irene, langkah Ezra membawa mereka berdua berjalan ke depan di mana mobil yang akan mereka pakai sudah disiapkan oleh seorang pelayan laki-laki.

Di perjalanan, Irene terus mengoceh. Gadis itu memang tidak bisa diam jika sudah bersama para Abang-abangnya, apalagi jika bersama Arzy. Walaupun cuek, Arzy selalu memberikan perhatiannya pada siswi yang baru duduk di bangku menengah pertama ini dengan begitu baik. Mengingat laki-laki itu adalah anak tunggal dalam keluarganya, jadi dia selalu menyayangi adik atau kakak dari para sahabatnya.

"Abang traktir hari ini, 'kan?" tanya Irene menatap wajah Ezra dari samping.

Kepala Ezra mengangguk sekali sebagai jawaban. Irene bertanya seolah setiap mereka berjalan berdua selalu dia yang mengeluarkan uang. Padahal dia sudah tahu, ke manapun dia, pasti selalu Ezra yang membelanjakan semua kemauannya.

Mobil mereka berhenti ketika rambu lalu lintas berganti warna dari kuning ke merah. Melihat Irene yang sibuk memainkan handphone-nya, lantas Ezra melakukan sebaliknya. Ia menatap lurus ke depan sana kemudian menoleh ke sisi kanannya dengan sedikit malas.

"-the fuck?" mata Ezra tiba-tiba membelalak serasa hendak keluar dari tempatnya.

"Is that Erabel?" gumamnya hampir berteriak karena terkejut.

ESMERAY : Fatum CalculationWhere stories live. Discover now