Due

7K 368 9
                                    

Halo 🙋

_____

Happy reading

Saat ini Lio tengah duduk anteng dibawah pohon dipinggir jalan setelah berhasil menjual setengah kuenya.

Matanya tak henti² melihat kendaraan yang berlalu lalang didepannya sambil melamun memikirkan keluarganya.

" Lio pengen ketemu kalian ", gumam Lio.

" Kalian lagi apa di sana? Mama rindu Lio nggak? Papa, papa sayang Lio nggak? Abang? Adek? Lio nggak tahu, Lio punya saudara atau nggak " Lirih Lio.

" Lio bingung harus gimana, Lio nggak tahu mau cari kalian dimana, kalo Lio ketemu kalian,,, apa kalian akan senang? Atau marah karena ketemu lagi sama anak yang udah kalian buang? " Lio tersenyum sendu saat mengucapkan kalimat terakhirnya.

Lio iri, dia sangat iri ketika melihat anak² yang tinggal di perumahan dekat panti menghabiskan banyak waktu romantis dengan keluarga mereka, mata indah biru Lio pasti akan berkaca kaca saat melihat pemandangan tersebut. Ia juga ingin merasakan kehangatan keluarga, seperti yang selalu ia mimpikan.

Namun, Lio selalu sadar seharusnya ia mensyukuri apa yang ada saat ini, ia harusnya bersyukur masih mempunyai Bunda Liana dan teman-temannya di panti. Mereka yang selalu ada saat Lio sedih maupun senang. Ia pun bahagia saat bersama mereka dan itulah yang membuatnya perlahan-lahan menerima keadaannya yang tak pernah bertemu bahkan melihat keluarganya.

" Hah semangat Lio, suatu saat nanti pasti Lio ketemu kalian dan saat itu tiba Lio akan jadi orang paling bahagia di dunia ", ucap Lio sembari ia tersenyum lebar.

Setelahnya Lio berdiri dan mendekat ke jalan raya didepannya ketika ia melihat lampu lalu lintas berwarna merah.






_________






" Kue... Kue... Kue "
" Abang mau beli kue?, cuma 5 ribu saja "
" Bu, ibu mau beli kue? "
" Kue... Kue "

Suara Lio terdengar begitu bersemangat saat ia menawarkan kue² nya ke pada para pengendara, ia sangat senang karena kuenya hampir habis, itu berarti ia akan pulang lebih awal ke panti, karena biasanya Lio akan pulang sedikit sore menunggu kuenya habis.

"Om, mau beli Kue Lio? Harganya cuma 5 ribu om! ", ucap Lio menawarkan kuenya kepada salah satu pemilik mobil mewah.

" Siapa yang kamu panggil om bocah? "

Lio berkedip beberapa kali ketika mendengar suara sang pemilik mobil yang tengah menurunkan kaca mobilnya.

Lio bisa melihat wajah tampan seorang pemuda berusia sekitar 17 tahun dengan hidung mancung, bibir tebal berisi, rahang tegas, dan mata tajam yang menyeramkan bagi Lio.

Sebenarnya Lio memanggilnya om karena ia tidak melihat sepenuhnya wajah orang didalam mobil, ia hanya melihat bayangan didalam mobil menampakkan seorang lelaki, jadi karena ia tak tahu Lio memutuskan memanggilnya om.

" Emm maaf ", ucap Lio sembari menundukkan kepala karena sungguh ia takut melihat tatapan tajam pemuda tersebut.

" Abang, panggil saya abang dan jangan menundukkan kepala saat ada yang berbicara dengan mu ", ucap pemuda tersebut. Sebenarnya ia bingung kenapa tiba-tiba ia menyuruh bocah mungil dihadapannya ini menyebutnya abang, apalagi ini pertama kalinya ia berbicara panjang pada orang lain, ia bahkan merasa nyaman saat bersitatap dengan mata biru muda bocah mungil dihadapannya ini.

" A-bang mau beli kue Lio?", ucap Lio sembari melihat kembali ke arah pemuda yang saat ini sudah berdiri menjulang tinggi dihadapannya. Ah ia bahkan tidak sadar sejak kapan orang dihadapannya ini membuka pintu mobil karena terlalu kalut dalam ketakutan.

"Ya, aku beli semua "

Lio menatap berbinar orang didepannya.

"Abang beneran mau borong kue Lio? ", ucap Lio senang. Ah lihatlah mata biru dengan binar indah yang nampak seperti bintang di malam yang gelap. Sangat cantik.

Sesaat Axel mematung dengan mata yang tak berpaling dari wajah imut Lio. Ia bahkan tak mendengar klakson yang telah berbunyi beberapa kali dibelakang mobilnya, hingga orang² yang tidak sabar memaki si pemilik mobil. Sayangnya orang² tak ada yang tahu siapa pemilik mobil yang mereka maki. Untungnya yang saat ini Axel pikirkan hanyalah 'jangan palingkan matamu dari makhluk manis didepannya ini, atau kamu akan menyesal nanti'. Jika tidak habis sudah mereka yang berani memaki Axel.

Yah, pemuda itu ialah Axelio Fernandez, seorang pemuda yang terkenal sifat dingin dan datarnya di publik, merupakan putra ke-2 dari 4 bersaudara. Ia adalah seorang ketua basket sekaligus Ketua OSIS disekolahnya, dan tentunya Axel amat sangat terkenal dengan wajah tampan dan tubuh kekarnya.

Sedangkan keluarga Fernandez sendiri merupakan keluarga pemilik perusahaan terbesar di Jerman dan Italia. Dan merupakan salah satu keluarga yang masuk dalam 5 jajaran keluarga terkaya di dunia.

Saat ini Axel terus memandang bocah didepannya ini lekat². Ia seperti familiar dengan wajah bocah itu.

" Kamu mirip seseorang... ", gumam Axel.























" Apakah mungkin dia?? "

_____







Visual : Axelio FernandezUmur : 17thTinggi : 175 cm

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Visual : Axelio Fernandez
Umur : 17th
Tinggi : 175 cm


Hehe gimana?? Kurang nggak??
Minta tolong vote and komen yaa
Maacih❤❤

Famiglia IperprotettivaWhere stories live. Discover now