03. Pesta Barbekyu

315 61 7
                                    

Selebgram Series :
1.The CEO and I [ completed ]
2.The Bodyguard and I [ completed ]
3.The Senator and I [ on going ]
4.The Lawyer and I [ coming soon ]

***

Suara canda tawa tampak bergema memenuhi setiap sudut halaman belakang villa milik keluarga Mahendra sebab malam ini tengah diadakan pesta barbekyu untuk merayakan ulang tahun pernikahan Paul dan Veronica. Meski hanya dihadiri oleh keluarga terdekat saja namun acara tersebut tampak sangat meriah sekaligus intimade.

Pasangan paruh baya yang sedang berbahagia itu terlihat sangat mesra meski usia mereka tak muda lagi. Mereka bahkan tetap saling menatap penuh cinta layaknya pasangan muda yang sedang kasmaran membuat iri para kerabat yang hadir, termasuk Liam. Sedaritadi ia hanya memperhatikan kedua orang tuanya sambil membayangkan kerikil apa saja yang telah dilewati oleh mereka selama 35 tahun pernikahan.

Liam yang baru menikah selama dua bulan saja rasanya hampir gila. Meski begitu, ia tak ingin menyerah pada pernikahannya. Ia harus mencontoh kedua orang tuanya yang sanggup bertahan dan tetap saling mencintai hingga tua.

“Mau dansa?” ajak Liam pada Nana ketika lagu milik Adele berjudul Make You Feel Love diputar.

“Enggak, deh. Aku nggak bisa dansa,” tolak Nana.

“Nggak papa. Aku ajarin.”

Meski telah menolak, rupanya Liam tetap membawa Nana ke tengah halaman membuat seluruh pasang mata tertuju kepada mereka dengan rasa ingin tahu.

Dengan lembut, Liam mengambil tangan Nana untuk melingkari lehernya sementara kedua tangannya memeluk pinggul Nana. Apa yang dilakukan Liam dan Nana sukses membuat semua orang menjerit heboh.

Keduanya pun mulai berdansa sesuai irama musik yang mengalun lembut. Well, lebih tepatnya Liam yang membawa Nana berputar ke kiri dan kanan sebab wanita itu terlihat sangat kaku dan gugup.

“Rileks, Na,” bisik Liam.

Embusan napas Liam yang mengenai kulit Nana seketika membuat bulu kuduk wanita itu meremang. Apalagi dengan jarak yang begitu dekat dan di tatap lekat-lekat oleh Liam tentu saja membuat Nana menjadi sulit berkonsentrasi. Beberapa kali ia menginjak kaki Liam, bahkan hampir terantuk.

“Udah aku bilang ‘kan kalau aku payah.”

“Kamu nggak payah, Nana.” Liam menyentuh dagu Nana agar mendongak menatapnya. Jarak keduanya sangat tipis membuat Nana mulai was-was.

“Awas aja kalau mas Liam nyium aku di sini!” ancam Nana saat melihat gelagat Liam.

“Kamu malu diliatin mereka?”

“Iyalah, mas.”

“Berarti kalau kita lagi berduaan, kamu mau dicium?”

Sontak, Nana menggeleng kuat. “Mas Liam nggak usah aneh-aneh, deh.”

“Nggak aneh, dong. Kan nyium istri sendiri,” sanggah Liam. “Kita ke kamar ya?”

Nana kembali menggeleng. “Pestanya belum kelar, mas. Ayah dan bunda pasti sedih kalau kita balik ke kamar duluan.”

“Justru mereka senang kalau kita berdua nggak keluar kamar.”

Nana menggigit bibirnya gelisah sebab ia telah kehabisan akal untuk menolak Liam. Reaksinya tersebut membuat Liam merasa sangat miris. Setakut itukah Nana padanya? Seandainya sejak awal Liam tak pernah memaksakan kehendaknya kepada Nana, mungkin reaksi yang ia dapatkan akan berbeda.

“Aku bercanda, Nana.” Liam mengusap lembut pipi Nana untuk meredakan kegelisahan sang istri. “Mulai hari ini aku janji nggak akan pernah maksa nyium kamu lagi atau ngajak kamu mandi bareng atau tiba-tiba telanjang depan kamu. Aku akan sabar nunggu kamu, jadi jangan takut sama aku, ya?”

The Senator and IHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin