Future Perfect"퓨처 퍼펙트"Jayhoon

퓨처 퍼펙트😓

Tidak perduli.

Junghwan masih saja mengabaikan Jeongwoo dan lebih memilih memainkan game diponselnya. Berpura-pura sekan tidak terjadi apapun.

"Pergi sana!! Ini sudah malam. Aku mau tidur!!"

Junghwan mendelik tajam, kali ini ia tidak akan merasa kasihan terhadap wajah memelas yang Jeongwoo perlihatkan padanya. Junghwan harus teguh pendirian saat ini.

"Tapi maafkan aku dulu ya, ku mohon." Jeongwoo kembali memelas, dan Junghwan kembali mengabaikannya.

"Aku kesal tahu!! Aku menunggumu di cafe selama tiga jam!! Tapi kau tidak datang!! Pacar macam apa kau ini Park!"

Junghwan bersedekap dada, memalingkan wajahnya dari tatapan Jeongwoo yang kini berubah sendu. Merasa bersalah karna sudah membuat pria cantik itu menunggu lama.

"Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Hari ini yang terakhir aku telat datang, ku mohon maafkan aku hwanie
sayang. Aku mengaku salah."

Junghwan menghela napas panjang, menatap Jeongwoo dengan rasa kasihan meski sedikit.

"Ku maafkan. Sana pulang!!" Ketus Junghwan, senyum cerah sedikit tersungging di bibir Jeongwoo.

"Terima kasih sayang, kau memang yang terbaik."

Seutas senyum tipis keluar begitu saja dari bibir Junghwan saat Jeongwoo memeluknya erat, tak bisa di pungkiri jika sekarang pipinya terasa memanas.

Dasar Tsundere.

Seberapa besar kesalahan yang Jeongwoo perbuat, Junghwan pasti akan memaafkan. Karna terlalu sayang jika hanya karna pertengkaran kecil berbuah perpisahan. Lagipula mereka berpacaran cukup lama, jadi sayang pula jika putus di tengah jalan hanya karna saling egois.

Jadi salah satunya harus ada yang mengalah.

"Lain kali jangan ulangi lagi, aku seperti orang gila tadi pagi karna menggerutu sendirian."

Jeongwoo mengangguk, lalu mengecup bibir ranum itu lama. Sedikit memberi lumatan sebelum ia pulang kerumah. Ciuman tanda perpisahan sementara.

"Aku pulang ya. Maaf karna aku selalu mengecewakan mu."

"Hng. Pulang sana, ini sudah tengah malam. Besok kau ada kelas pagi. Maafkan aku juga membuat wajah tampanmu jadi rusak."

"Tak apa. Aku pantas mendapatkan nya."

Junghwan tersenyum hangat, sekali lagi Jeongwoo mengecup bibir Junghwan lalu mengucapkan selamat malam sebelum akhirnya ia keluar dari kamar bernuansa putih itu, meninggalkan empunya yang tengah menggeleng pelan melihat tingkah pacarnya yang terkadang seperti anak kecil.

"Dia aneh, tapi kenapa aku sangat menyukainya ya?"

♡♡♡♡♡♡◇♡♡♡♡♡♡◇♡♡♡♡

Jisung menatap layar ponselnya dengan mata memerah.

Apa-apaan berita itu. Semuanya pasti tidak benar kan.

Chenle-nya tidak mungkin pacaran dengan klien nya. Chenle sendiri yang mengatakan jika akan selalu bersama Jisung, lalu kenapa di berita ini menyebarkan isu seperti itu.

'Beberapa kali terlihat Pengusaha Zhong Chenle terlihat bersama salah Klien Im Nayoung Nampak mesra ada hubungan apakah mereka?'

Ingin rasanya Jisung berteriak pada awak media, jika dirinya adalah kekasih Pengusaha itu. Dan semuanya tidak benar, tapi Jisung juga tidak tega untuk merusak reputasi yang Chenle bangun dengan susah payah.

Jisung sakit hati. Ia merasa di khianati saat ini. Terlebih lagi, Chenle tidak menelfonnya sama sekali hanya untuk sekedar memberi kabar padanya, jika berita itu tidak benar atau sekedar menjelaskan bahwa semuanya hanya salah paham.

Ingin memaki, tapi Jisung sadar ia tidak bisa melakukan itu pada Chenle. Mulutnya akan mendadak kaku jika akan berbicara kasar pada pria itu.

Padahal kemarin hubungan mereka baik-baik saja, bahkan chenle menginap dirumahnya.

Tapi kenapa sekarang seperti ini.

Jika memang Chenle bosan dengan Jisung yang selalu kekanak-kanakan, tak bisakah pria itu jujur saja pada Jisung. Di beritakan menggunakan berita semacam ini malah membuatnya sangat sakit hati.

"Lele hyung.. kau dimana? Kenapa tidak menelfon ku? Hiks.. kau lebih jahat dari hoonie hyung."

Jisung menenggelamkan wajahnya pada bantal, agar isak tangisnya teredam dan tidak ada yang mendengar. Dan kini ia percaya jika perkataan kakaknya mungkin saja terjadi.

Karna tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Gimana, Masih lanjut kan? Atau unpub aja?

-eunsayang