퓨처 퍼펙트🦋

Start from the beginning
                                        

"Oh Tuhan tolong aku."

jeongwoo dengan cepat keluar dari rumahnya, dan langsung memasuki mobilnya yang sudah terparkir di teras rumah.

Dreett.. Dreett..

jeongwoo melirik sekilas kearah ponselnya, kembali ia mendesah berat saat melihat nama hyungnya terlihat jelas dilayar ponsel nya itu.

Hari ini ia benar-benar sial sekali.

jeongwoo mengangkat sambungan telfon itu, dan suara hyungnya yang terdengar sangat marah di seberang sana membuatnya ingin mendadak di tenggelamkan kedalam sungai Han sekarang.

"Yak!! Park jeongwoo!! Dimana kau?!! Cepat ke kantor! Appa mencari mu!!"

"Aku tidak bisa kesana hyung, aku ada kencan dengan Junghwan sekarang."

"Persetan dengan kencanmu itu!! Cepat datang kemari!! Atau kau ingin appa mengirim mu lagi ke Jepang!"

Sambungan telfon terputus sepihak, menjadikan jeongwoo mendesis sebal lalu memutar balik laju mobilnya menuju kantor sang kakak.

la lebih memilih menerima resiko Junghwan yang marah padanya daripada ayahnya yang marah nanti.

Mendengar nama ayahnya di sebut saja ia sudah takut sekali.

Sementara itu...

"jeongwoo sialan!! Awas saja jika bertemu, akan ku patahkan lehernya!!"

jeongwoo memasuki ruangan kerja kakaknya dengan muka tertekuk, ia tatap ayah juga kakaknya yang langsung menghadiahi nya dengan tatapan tajam nan menusuk.

"Kemari kau!"

Itu ayahnya yang bicara.

jeongwoo menurut, lalu mendudukan diri di depan kedua orang itu. Meneguk saliva dengan susah payah agar tidak terlihat gugup sama sekali.

"Kau tahu kesalahan mu apa, anak nakal?"

Mingyu mendesis pelan, ia sedikit membasahi bibirnya yang mendadak terasa kering karna saking takutnya ia terhadap ayah dan kakaknya.

"Yedam yang memulainya, bukan aku!"

Park Jimin--ayah jeongwoo---menggeleng pelan, sudah bukan hal yang mengejutkan lagi baginya jika mendapat kabar kalau anak bungsu nya ini berkelahi di kampus.

jeongwoo, terlalu banyak menggunakan fisik menurut nya. Dalam artian sering sekali berkelahi.

"Kapan kau akan dewasa Park jeongwoo? Kau sebentar lagi sarjana, sampai kapan kau akan terus begini?"

Jay mendesah berat, sebenarnya ia tahu apa penyebab jeongwoo menjadi brutal seperti sekarang, terlalu paham malah. Sampai-sampai Jay sendiri pasti bisa menebak, apa penyebab jeongwoo berkelahi.

"Kenapa kau tidak menikahi Junghwan saja kalau begitu? Kau terus berkelahi hanya karna si Yedam itu mengatakan akan merebut Junghwan dari mu. Kau ini seorang pria apa bukan sih? Hyung meragukan kau itu dari keluarga Park."

jeongwoo melirik sinis kearah Jay, keluarganya memang dikenal sangat ambisius dan terhormat. Bisa dibilang semboyan keluarga nya adalah 'Tak ada kata kalah dalam kamus keluarga Park!

Sedikit berlebihan memang, tapi itulah adanya. Keluarga nya terlalu menjunjung tinggi harga diri mereka, dan mungkin jeongwoo adalah salah satu orang yang berhasil menjatuhkan harga diri itu karna sikapnya yang tidak termasuk dalam kata terhormat meski
sedikit.

"Aku belum punya pekerjaan untuk menikahinya, lagipula jika aku menikah sekarang... apa yang akan ku berikan pada Junghwan nanti? Cinta saja tak cukup hyung."

Jay memutar bola matanya malas, adiknya ini plin-plan atau bagaimana?

Apa dia lupa jika ayahnya itu memiliki banyak cabang perusahaan? Kenapa tidak minta dijadikan direktur saja disalah satu cabang milik ayahnya? Toh gajinya lumayan besar.

"Dasar!! Appamu ini kaya! Kenapa kau repot-repot memikirkan hal itu? Kenapa tidak meminta pekerjaan saja padanya? Ck. Jika sudah begini aku ragu kalau kau itu benar-benar adikku."

Jimin yang sejak tadi hanya menjadi pendengar, kini menghela napas beratnya.

Kedua saudara itu, sangat berbeda sekali.

"jeongwoo. Intinya appa tidak mau tahu, kau harus memperbaiki sikapmu yang bar-bar itu. Jika tidak, maka kau tahu sendiri konsekuensi nya. Dan yang dikatakan Jay itu benar, nikahi saja Junghwan agar dia tidak direbut orang lain. Appa tidak mau, nama appa rusak karna dirimu."

Setelah itu, Jimin segera berdiri dari duduknya. Disusul oleh jay juga jeongwoo, mereka tahu jika jimin akan pergi sebentar lagi.

"Appa pergi sekarang. Dan ingat pesan appa tadi, woo. Appa tidak mau nama keluarga kita tercoreng karna mu, jadi perbaiki sikapmu itu."

jeongwoo berdengung pelan, lalu membungkuk sedikit saat Jimin berjalan melewati nya begitu pula dengan Jay.

jeongwoo mendesah lega, ia kembali mendudukan dirinya disofa ruang kerja milik Jay. Sedangkan sang empunya hanya menggeleng pelan.

"Kenapa kau duduk di situ? Kau tidak jadi kencan?"

"Oh shit!! Aku lupa lagi!!!"

"Oh shit!! Aku lupa lagi!!!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Comment jangan lupa jg yaa

Pengen cepat-cepat lanjut. Hehe.

Vomentnya di tunggu ya!!!

Bay-bay ^ω^

-eunsayang

Future Perfect"퓨처 퍼펙트"JayhoonWhere stories live. Discover now