Prolog

141 24 32
                                        

Jangan lupa vote dan komen yaaa
_________________________________

🌸🌸🌸

"Yeaaayyy Azlyn akhirnya di Al-Aqsa!!" teriak Azlyn yang terlampau senang.

"Bukannya ngucap syukur malah jingkrak-jingkrak ga jelas. Cewe aneh" timpal Zeid.

"Apasih, nyebelin banget. Kalo mau negur itu pelan pelan, jadi cowo kok salty" jawab Azlyn sambil memutar bola mata.

"Heh! Jaga sikap lo, ini bukan di Indonesia. Lo mau gue balikin ke Indo?" amuk Zeid.

"Iya maaf, gausah ngambek dong kek cewe aja" gumam Azlyn.

"Ayo ikut gue, kita gabisa leha-leha di sini" ajak Zeid sembari melangkah pergi.

Akhirnya kedua anak manusia itu melanjutkan langkah kakinya menuju sebuah camp tempat masyarakat mengungsikan diri.

🌸🌸🌸

Gaza, Palestine
Camp Pengungsi

2 bulan kemudian...

Azlyn tampak sibuk membersihkan luka gadis kecil yang menjadi korban pengeboman yang dilakukan oleh sekelompok tentara Zionis pada jalur Gaza.

"Kalo sakit bilang ya sayang, kakak mau perban luka kamu" ujar Azlyn kepada anak kecil tersebut.

"Iya kak, engga sakit kok" jawab sang anak.

"MaaSyaa Allah solehah banget sih kamu, oh iya kakak mau tau deh nama kamu siapa?" tanya Azlyn yang sedang fokus memasang perban di kaki anak kecil tersebut.

"Nama aku Afsana kak, kalo kakak cantik namanya siapa?" tanya Afsa.

"Nama aku Azlyna, kamu boleh panggil kak Azlyn atau kak Lyn" jawab Azlyn yang sudah selesai memasang perban di kaki Afsa.

Azlyn memandang sendu pada kaki Afsa yang diperban, perasaan marah, sedih dan terharu menjadi satu. Marah pada tindakan Zionis yang terus membombardir Gaza tanpa ampun, sedih karena korban semakin banyak yang berjatuhan dan terharu melihat bagaimana masyarakat Gaza yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun.

"Kak Azlyn kenapa? Kok matanya berkaca-kaca" tanya Afsa saat melihat pandangan sang kakak yang sendu.

"Ah engga kok, kak Azlyn gapapa, cuma kelilipan" jawab Azlyn sambil mengusap kedua matanya yang berair.

"Kak Azlyn kok mau ke sini, kan di sini ga aman kak, kenapa kakak repot-repot ke sini?" tanya Afsa tiba-tiba yang membuat Azlyn terdiam seperkian detik.

"Afsa, kakak malu kalo liat kamu, kakak malu karena gabisa bantu lebih untuk kamu dan saudara-saudara kita di sini. Maka dari itu kakak datang ke sini untuk mengabdikan diri dan membantu kalian" jawab Azlyn.

"Tapi kakak ga takut kalo misalnya kakak meninggal di sini soalnya_

"Azlyn" panggil seorang pria dari luar tenda yang memotong obrolan Azlyn dan Afsa

"Iya ada apa?" tanya Azlyn yang sedikit menaikan suaranya.

"Ayo makan dulu, udah ditunggu banyak orang tuh" ajak Zeid, ternyata yang memanggilnya adalah Zeid.

"Iya iya duluan aja, aku mau beresin ini dulu" jawab Azlyn.

Setelah tidak terdengar lagi suara dari luar Azlyn pun bergegas merapikan kotak P3K dan pergi ke tempat biasa mereka berkumpul untuk makan, tak lupa mengajak Afsa sekalian.

🌸🌸🌸

Azlyn saat ini sedang duduk diatas reruntuhan sebuah bangunan, namun seorang wanita paruh baya datang menghampirinya kemudian duduk di samping Azlyn.

"Nak Azlyn ini di Indonesia sudah bekerja atau masih kuliah?" tanya bu Savina, salah seorang pengungsi camp yang kebetulan ditempati oleh Azlyn.

"Saya mahasiswi yang baru menyelesaikan sidang skripsi bu, InsyaaAllah akhir bulan ini saya di wisuda" jawab Azlyn dengan sopan.

"Wah, selamat ya nak Azlyn. Berarti nanti akan pulang ke Indonesia dulu?" Bu Savina bertanya lagi.

Azlyn menganggukan kepala membenarkan ucapan sang ibu.

"Betul bu, akhir bulan ini saya akan pulang dulu ke Indonesia lalu setelah selesai saya InsyaaAllah akan kembali ke sini"

"Semoga semuanya lancar ya nak, kamu diberikan umur yang panjang dan berkah lalu dimudahkan menggapai impianmu dan semoga ilmu yang didapat dapat bermanfaat" doa bu Savina.

Saat kedua wanita itu sedang asik bercengkrama, tiba-tiba rudal meluncur ke arah mereka dan menyebabkan mereka terpental.

"Astaghfirullah, Laailla ha illallah"

Sang gadis yang terlempar ke dekat bangunan yang telah hancur mencoba bertahan dan memfokuskan pandangan namun tetap tidak bisa sebab darah menghalangi pandangannya.

"AZLYN!! AZLYNA" terdengar seorang pria yang berteriak menyerukan nama Azlyn.

Pria itu terdiam melihat kondisi Azlyn yang mengenaskan, pakaian yang compang-camping, kepala yang terus mengeluarkan darah, kaki yang tertancap besi, hal itu sangat mengiris hati sang pria. Tanpa pikir panjang ia langsung berlari menghampiri sang gadis yang dalam keadaan setengah sadar.

"Lyn, Azlyn jangan tutup mata lo, sebentar lagi bantuan datang, tatap mata gue, lo harus bertahan Lyn" isak Zeid yang tidak kuat melihat keadaan Azlyn yang mengenaskan.

"Ze, ba-bantu aku syahadat, a-aku aku sudah ti-tidak kuat" jawab Azlyn yang terbata-bata.

"Lo ngomong apaan Lyn, lo pasti selamat, terus istighfar Lyn jangan ngomong yang aneh-aneh" bantah Zeid yang tidak suka mendengar Azlyn berkata demikian.

"A-aku mohon Ze.. Aku sungguh tidak ku-kuat lagi" Azlyn tampak kesusahan dalam berbicara.
_________________________________

Halo apa kabar?
Aku baru up prolognya nih, gimana menurut kalian?
Maaf ya kalo ga nyambung
Mohon saran dan koreksinya
Tandai kalo ada typo

SAVE THE DATEWhere stories live. Discover now