BAB EMPAT

4.8K 880 49
                                    

Benny mengembuskan napasnya, "Terima kasih karena telah peduli kepadaku karena aku mengingatkanmu terhadap mendiang adikmu, Rex. Aku minta maaf atas apa yang terjadi kepada adikmu, tapi aku tahu diriku. Aku mungkin terlihat menyedihkan dan ditertawakan semua orang, tapi aku mendapatkan uang ini dengan hasil kerja kerasku, Rex. I know my limits and I won't let people hurt me so easily because I'm in need of money."

Rex mengangguk, "Ya kalau begitu aku akan memberikan uangnya kepadamu."

"Kamu tidak mendengarku sama sekali. Aku tidak ingin uangmu tanpa aku harus bekerja keras," kata Benny.

"Kamu juga tidak mendengarku sama sekali. Aku mengatakan kepadamu untuk tidak memikirkan kerja kerasmu dan ambil saja uangku," kata Rex.

"I will not take money so easily from Reginald Escara. Ever."

"Kenapa kamu sangat keras kepala? Kalau sesuatu terjadi kepadamu, aku akan merasa bersalah," kata Rex kepada Benny.

"Oh, jadi ini semua tentangmu pada akhirnya. Kalau Reginald Escara tidak membantuku, Benny the Bear—ia akan merasa bersalah. Makes total sense."

Rex menatap wanita itu dengan bingung, "Apa kamu ingin aku menutup mata dan tidak melihat kamu ditertawakan kalau begitu? Kalau sampai kamu berakhir seperti...."

"Kalau sampai aku meninggal, Rex, kamu akan tahu alasannya bukan karena aku ditertawakan oleh orang-orang yang membayarku untuk melakukan hal konyol," kata Benny. Kali ini Benny menendang kaki Rex yang kekar agar ia bisa berjalan keluar. Tendangan Benny kepada kaki Rex tidak keras sama sekali tapi Rex bersikap seolah-olah kakinya cedera di lapangan setelah pemain dengan berat badan lebih dari seratus tiga puluh kilogram menjatuhkannya.

"Cry baby," gumam Benny.

Rex berhenti bersikap dramatis dan berkata lagi dengan serius, "Bean, semuanya akan mudah kalau kamu mendengarkanku dan mengambil uangku."

"Aku tahu kamu kaya raya, Rex," kata Benny.

"Bukan itu maksudku, Bean."

"This conversation is not going anywhere," kata Benny dengan frustrasi.

"Kalau kamu tidak keras kepala, it's going somewhere."

"Well, thank God, I'm hard headed. Tidak semua orang akan bertekuk lutut kepadamu, Rex," kata Benny, tapi ia tahu setelah ia mengatakan kata-kata itu kalau dirinya salah. Rex menjawab dengan sombong, "I remember you begging for me."

Benny terbatuk dan wajahnya memerah ketika mendengar kata-kata itu diucapkan oleh pria sombong di hadapannya, "Kamu sudah menolakku, so, I don't beg for you anymore."

"Suit yourself, Bean," kata Rex yang sekarang berdiri dan mengambil tasnya. "Jangan tertidur lagi di kelas. Jangan melakukan hal bodoh untuk orang-orang itu. And my offer still stands—aku akan memberikanmu uang kalau kamu membutuhkannya. Mengerti?"

Rex berjalan melewatinya, tapi sebelumnya ia menyentuh topinya yang sekarang dikenakan Benny dan menurunkannya sehingga wajah dan mata wanita itu tidak terlihat, "Cute."

"Ugh," gerutu Benny karena tahu Rex hanya menggodanya.

"Bye, Bean. Stay out of trouble and I'll wait for you to cave in to me."

"Never, Reginald."

"I'll wait still," kata Rex yang pergi terlebih dahulu meninggalkan auditorium.

Benny membenarkan letak topinya dan kacamata tebalnya. Lalu ia memegang kedua pipinya yang panas sebelum meninggalkan auditorium. Ia baru saja akan menuliskan pesan kepada Alex Peters dan berjalan menuju kelas kedokterannya ketika ia berhenti di tempat karena ia tiba-tiba merasa pusing. Benny hampir kehilangan keseimbangannya, tapi tangannya dapat meraih dinding terdekat. Ia mendongak dan mencari arah ke kamar kecil.

Ia menggunakan seluruh tenaganya untuk berjalan ke kamar kecil, lalu memasuki salah satu kubikel kecil dan menutupnya. Ia duduk dan mengeluarkan jarum suntikan baru dan insulinnya. Benny menyuntikkan hormon itu melalui tangannya dan terdiam untuk menunggu efeknya.

...Miss Bennett, you have a rare autoimmune disease that mistakenly destroys your insulin production. I'm so sorry, but now you have a type one diabetes. You will always need an insulin injection or pump moving forward....

Benny memerlukan uang untuk bertahan hidup.

Masalahnya hanya satu—ia tidak bisa memberitahu Reginald Escara, mengenai hal ini. Pria itu adalah orang terakhir yang boleh tahu mengenai dirinya yang sakit karena kalau tidak bukan hanya beasiswanya yang akan diambil tapi juga tempat tinggalnya.

Pria dengan nama belakang Escara itu memiliki kedudukan dan kekuasaan lebih di kampus Harvard. Keluarga Escara adalah salah satu keluarga paling berpengaruh dan terkaya di Amerika Serikat, nama kakek dan neneknya tersemat di gedung kampus sebagai buktinya. Escara Cooperation juga adalah benefactor terbesar kampus nomor satu di dunia ini setiap tahunnya, membuat mereka dapat menggunakan kekuasaan tersebut untuk menghancurkan siapapun yang menghalangi jalan mereka. Mereka mengontrol peraturan kampus ini untuk menyesuaikan keinginan mereka.

Benny telah melanggar peraturan Escara House. Peraturan terpenting menjadi mahasiswa yang tinggal di Escara House adalah harus memiliki keterampilan atau berjasa telah membangun nama baik universitas di bidang-bidang tertentu seperti olahraga atau sains. Peraturan terpenting lainnya adalah ia harus sehat. Escara House hanya menerima siswa yang lulus tes kesehatan dan tidak memiliki penyakit medis. Siswa yang tidak berhasil membuktikan hal ini akan dipindahkan ke 'house' lainnya.

Benny telah berbohong.

Benny telah melanggar peraturan.

Ia tidak mempunyai pilihan sekarang untuk terus berbohong kalau tidak ia akan dikeluarkan dan kehilangan segalanya.

Benny the Bear Loves the Quarterback : Book I | CAMPUS #01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang