Sakit

168 26 2
                                    


𝒊̲̅𝒏̲̅𝒕̲̅𝒆̲̅𝒓̲̅𝒔̲̅𝒕̲̅𝒆̲̅𝒍̲̅𝒍̲̅𝒂̲̅𝒓̲̅ 𝒔̲̅𝒆̲̅𝒄̲̅𝒓̲̅𝒆̲̅𝒕̲̅𝒔̲̅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

𝒊̲̅𝒏̲̅𝒕̲̅𝒆̲̅𝒓̲̅𝒔̲̅𝒕̲̅𝒆̲̅𝒍̲̅𝒍̲̅𝒂̲̅𝒓̲̅ 𝒔̲̅𝒆̲̅𝒄̲̅𝒓̲̅𝒆̲̅𝒕̲̅𝒔̲̅

.

.

.

.

.



Setelah berhari-hari penuh kegiatan di Paris, energi Seok Jin kian memudar, dan tubuhnya menyerah pada kelelahan. Suhu malam yang dingin membuatnya merasa semakin lemah. 

Puncaknya adalah setelah konser yang terselenggara di Paris selama dua hari. Tentu saja sorot panggung dan teriakan para fans yang membahana adalah kegembiraan bagi Seok Jin. Namun bagaimanapun juga ia tidak bisa menghindari ketika imunnya melemah. Segala vitamin yang ia minum seakan tak mempan. Matanya berkabut dan suaranya serak, pertanda bahwa tubuhnya telah mencapai batasnya.

Sementara itu, para anggota BTS yang lain bersiap-siap untuk menjelajahi pesona Paris setelah dua hari konser yang sukses. Mereka tertawa ceria dan berencana mengunjungi tempat-tempat terkenal seperti Menara Eiffel dan Louvre ataupun jalan-jalan sekitar hotel. Namun, mereka merasa cemas melihat kondisi Seok Jin.

"Kau yakin, hyung, kau ingin istirahat di kamar?" tanya Jungkook dengan ekspresi khawatir di wajahnya. Seok Jin mengangguk lemah, mencoba tersenyum untuk menenangkan.

"Kau tahu aku akan baik-baik saja. Pergilah dan nikmati waktu kalian di luar. Jangan biarkan aku menghentikan kalian," ucap Seok Jin. Di dalam hatinya dia merasa terharu dengan perhatian teman-temannya.

Di malam yang dingin dan berkabut itu, Seok Jin terbaring di kamar hotelnya dengan mata yang pucat dan tubuh yang lemah. Jendela hotelnya memperlihatkan pemandangan kota yang terang benderang, namun dunianya sendiri tampak suram.

Seok Jin merasa tidak nyaman oleh nafasnya yang terasa panas. Dia pun terduduk di tepi tempat tidur, mencari kehangatan dari selimut yang melindunginya dari dinginnya malam Paris. Tiba-tiba, ketukan lembut mengalun di pintu kamarnya, menyela keheningan yang ada.

Seok Jin berpikir itu manajer mereka. Ia pun membuka pintu dengan perlahan, dan di hadapannya berdiri seorang wanita dengan topi menutupi setengah wajahnya. Seok Jin hanya dapat melihat jelas bibir wanita itu. Namun itu sudah cukup baginya mengenali siapa pemilik bibir indah itu. Jelas itu Joo Hyun, kekasihnya.

Joo Hyun tersenyum lembut. Mengadah ia memperlihatkan wajahnya yang bersinar dalam cahaya samar-samar dari lorong hotel. Matanya berbinar memancarkan kekhawatiran yang dalam.

"Maafkan aku karena datang tanpa memberitahumu sebelumnya," bisik Joo Hyun.  "Aku mendengar bahwa kau sakit."

Seok Jin terkejut. Dia memandang sekeliling dengan cepat, takut ada paparazzi atau penggemar yang mencurigai kedekatan mereka. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 04, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

interstellar secretsWhere stories live. Discover now