73 | the guardian gods of the three worlds

Start from the beginning
                                    

👼🏻

tangan lentik nana mengangkat gayung kayu kecil berisi air dan menuangkannya ke setiap tanaman di taman bunga kuil sasung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

tangan lentik nana mengangkat gayung kayu kecil berisi air dan menuangkannya ke setiap tanaman di taman bunga kuil sasung. ia tak langsung menyadari jeno yang muncul dari arah belakangnya. namun, begitu ia melihat lelaki yang bersidekap sembari tersenyum ke arahnya itu, dahinya sedikit mengerut.

"kau bertindak aneh sepanjang hari. sebenarnya apa yang kau inginkan?"

"tidak ada. aku hanya langsung ditaklukkan oleh keanggunan dewa kecil begitu kita bertemu. aku ingin mengingat setiap perkataan yang dewa kecil katakan dan setiap perbuatan yang dewa kecil lakukan."

nana tak memedulikannya. ia berjalan melewati tubuh jeno, namun jeno segera menghalanginya.

"dewa kecil benar-benar penting dan spesial di dalam hatiku."

"walaupun aku adalah dewa kecil, tapi nyatanya aku hanya sebuah tanaman yang kesadaran perinya sudah dibuka. aku sama seperti makhluk tiga dunia yang lain. tidak ada yang spesial dari diriku. aku juga tidak merasa diriku penting." nana tetap berjalan melewati tubuh jeno yang mematung.

"tunggu. ada hal yang ingin kukatakan lagi."

nana berbalik menghadap jeno, "karena kau telah berkata bahwa kau ingin mengingat semua yang kukatakan, kau harus ingat bahwa aku tidak suka bila orang melayaniku dengan begitu antusias. jadi, jangan menggangguku lagi."

dan pada akhirnya jeno hanya memandangi punggung nana yang perlahan menjauh sembari memikirkan cara apa lagi yang bisa ia dilakukan untuk mendapatkan kembali hati sang dewa kecil.

👼🏻

"air embun, sup ratusan bunga, dan menemaninya sudah pernah dicoba. perkataan yang dulunya suka ia dengarkan juga sudah kukatakan..." jeno bersidekap di depan kamarnya atau yang sebenarnya merupakan kamar dong sasung sembari meletakkan sebelah tangan di bawah dagu, "oh ya, melihat matahari terbit bersamanya masih belum dicoba."

"yang mulia."

"ada apa? apakah kau menemukan cara lain yang lebih baik?" jeno menoleh ke arah kuanlin dengan semangat.

"yang mulia, saya merasa dewa kecil mungkin sudah bukan peri jaemin lagi." kuanlin menunduk.

"omong kosong."

"saya sudah melihat yang mulia yang telah menemani dewa kecil selama beberapa hari. perasaan dewa kecil, kegemarannya, dan cara bertindaknya sudah sepenuhnya berbeda dengan peri jaemin."

"tutup mulutmu." jeno menatap kuanlin tajam, "aku sendiri yang melihat inti jiwanya berubah menjadi benih melati dan aku sendiri yang menanamnya. setiap hari aku menjaganya hingga berubah bentuk menjadi bunga. jadi, bagaimana mungkin ia bukan melati?"

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now