65 | tears & kindness

Start from the beginning
                                    

"kusarankan padamu untuk segera memakan permen ini selagi panas." mata kuanlin terbuka sedikit lebih lebar ketika melihat wujud permen di dalam bingkisan kain jingga yang baru ia beli, "mengapa semuanya hancur?"

"biarkan saja jika sudah hancur. rasanya akan sama saja. injoon mengambil permen yang telah menjadi bubuk itu dan memasukkannya ke dalam mulutnya, "permen ini tetap manis."

kuanlin tak lagi tersenyum mendengarnya.

"ada apa denganmu?" tanya injoon heran.

"tidak apa-apa. aku hanya merasa aku telah menyimpannya dengan hati-hati di dalam kain dan melindunginya sepanjang jalan, tapi permennya tetap saja hancur. menurutku, ini bukan pertanda baik."

"kau bilang aku bicara sembarangan tadi. menurutku, malah kau yang berpikiran sembarangan."

"mungkin memang aku saja yang berpikiran sembarangan." kuanlin tersenyum tipis, "namun, belakangan ini aku benar-benar sangat berharap yang mulia dan peri serta aku dan kau bisa baik-baik saja. kuharap semuanya berjalan lancar."

mata injoon mengerjap, "memangnya terjadi sesuatu pada jaemin?"

"tidak." jawab kuanlin cepat.

"lai busuk, kau sama sekali tidak bisa berbohong! dua hari ini kau terlihat memiliki masalah, bahkan tadi kau berkata bahwa ini bukan pertanda baik. aku ingin mendengar kebenarannya!"

"injoon, aku benar-benar tidak bisa memberitahumu. lebih baik kau jangan menanyakannya lagi. sejak kau setuju untuk menikah denganku, aku bahagia hingga tak bisa tidur selama dua hari ke belakang. namun, saat ini entah mengapa aku terus merasa hatiku sangat sesak. mungkin ini karena aku merasa semuanya sangat membahagiakan. ini terasa sangat tidak nyata."

"apanya yang tidak nyata? lai busuk, apakah kau menyesali ini semua?" injoon berkacak pinggang, "kau tidak suka bila aku yang mengatur keseluruhan keuangan kita nanti dan kau tak suka bila aku terlalu menghamburkan harta?"

"bagaimana mungkin?" kuanlin membelalak mendengar ocehan injoon, "mungkin aku hanya merasa situasi menjadi sedikit kacau sekarang. perang bisa terjadi kapan pun. aku takut aku tidak akan kembali lagi di kepergianku ke medan perang kali ini. jika benar seperti itu, aku tidak lagi bisa melindungimu."

"hih! apa yang kau katakan?!" injoon mencengkeram kerah baju kuanlin, "lai tengik, kuberi tahu kau. kau harus hidup dengan damai hingga tua. tidak boleh terjadi apa pun padamu. apa kau mendengarku? berjanjilah padaku!"

kuanlin tersenyum salah tingkah dan juga terharu. ia menggenggam tangan injoon yang mencengkeram kerahnya, kemudian membawa tubuh mungil itu ke pelukan hangatnya.

"aku akan membuatmu tetap selamat." gumam injoon sembari menyenderkan kepalanya ke bahu tegap kuanlin.

💧

aula utama istana dal

"selama tiga puluh ribu tahun, klan bulan terpecah belah dan tidak memiliki pemimpin sehingga membuat klan khayangan memiliki kesempatan untuk menyerang beberapa wilayah kita. sekarang yang mulia sudah kembali dan klan bulan telah kembali bersatu. ini adalah saat yang tepat untuk kita membalaskan dendam dan meratakan dunia khayangan!"

"balaskan dendam! ratakan dunia khayangan!" para petinggi yang ada di sana berseru untuk menegaskan perkataan bangchan selaku raja yoo utara.

mendengar itu, sungchan tersenyum tipis dengan dagu yang terangkat. ia mengangkat tangannya untuk menghentikan seruan mereka sebab ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada kakaknya, "namun, rencana membuka segel sepuluh ribu pasukan telah gagal. sekarang kita harus menghadapi dua puluh ribu pasukan klan khayangan yang hebat. kekuatan klan bulan sangat berbeda jauh dengan mereka kali ini. takutnya situasi kita akan menjadi tidak menguntungkan. menurutku, lebih baik serahkan danau perak pada mereka. kita bisa menjaga istana dal dan sekitarnya saja. bagaimana menurut kakak?"

fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now