[Bab 07; Kabar Rumah Tangga]

Start from the beginning
                                    

Bahkan sepagi ini sudah ada orang yang siap siaga menonton cerita sosial media orang lain, entah karena mencuri waktu untuk memainkan ponsel atau memang pengangguran yang hanya menghabiskan hari di depan layar ponsel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bahkan sepagi ini sudah ada orang yang siap siaga menonton cerita sosial media orang lain, entah karena mencuri waktu untuk memainkan ponsel atau memang pengangguran yang hanya menghabiskan hari di depan layar ponsel.

Aruna mematikan layar ponsel ketika merasakan kembali pening di kepala, sudah lebih dari dua hari Aruna merasakan gejala yang sama. Beberapa hari belakangan ini jam tidur Aruna benar-benar rusak, ia bahkan ragu jika ia tertidur semalam, rasanya seperti hanya menutup mata berjam-jam sampai pagi, namun tidak pernah terlelap.

Karena itupula Aruna berasumsi bahwa pusing yang ia rasakan karena insomnia yang ia idap. Beberapa kali Aruna merasa mual dan hampir memuntahkan isi perut namun ia tahan.

" Belum tidur sehari aja udah masuk angin " gumamnya dengan suara rendah yang hanya bisa didengar oleh telinga sendiri.

Karena malas untuk turun kembali ke lantai satu, Aruna menelpon Deska untuk membelikan obat masuk angin di apotek yang berhadapan dengan Cafe. Beruntunglah Aruna memiliki bangunan untuk bisnis yang berdekatan dengan fasilitas kesehatan.

Tidak banyak hal yang Aruna lakukan di Cafe. Kebanyakan tugas sudah dilakukan dan Aruna hanya akan menerima laporan nantinya, tapi bukan berarti Aruna tidak memperhatikan kinerja semua karyawan. Hanya saja Aruna tidak ingin menjadi bos yang dicap jelek oleh karyawan.

" Haduh! " Aruna kesal karena mual yang tak kunjung usai. Ia bersandar pada beanbag –ralat, sedikit berbaring, dan mengusap perut juga memijit pelipis sendiri. Dering ponselpun tidak ia hiraukan karena Aruna berfokus pada rasa kembung dan mual yang mengganggu.

Karena suasana yang masih hening dan hanya ada dirinya sendiri di lantai dua ini, suara langkah kaki yang menaiki tangga kayu terdengar dan Aruna tebak yang datang adalah Deska dengan membawa obat masuk angin yang ia pesan.

" Oy! " Aruna melirik, ternyata bukan Deska melainkan Nindy.

Tanpa perlu disuruh, Nindy berinisiatif mengambil posisi duduk pada beanbag lain di samping Aruna. Sejenak Nindy nampak meregangkan tubuh seolah sudah melakukan banyak pekerjaan pada pagi hari.

Nindy menyodorkan satu sachet jamu masuk angin yang diterima oleh Aruna.

" Tadi di bawah gue ketemu Deska, katanya mau anter jamu masuk angin ke lo, sekalian aja gue yang kasih sambil ketemu "
" Oh, lagian mau apa Nin subuh-subuh udah mejeng di Cafe gue? "
" Cafe lo kan pelarian gue heheh "
" Gak ada bosen-bosennya nongkrong di sini "
" Nongkrong di sini enak, adem. Kalau di rumah kayak neraka, panas! "
" Ucapan adalah do'a, hati-hati kalau ngomong "
" Itu fakta sih bukan do'a "
" Hm "

Aruna membuka kemasan jamu menggunakan gigi taring dan langsung menyeruput habis satu sachet. Terasa pedas, manis dan melegakan hidung di waktu yang bersamaan. Biasanya Aruna akan mencampur jamu tersebut dengan teh hangat, tapi kini Aruna tidak punya banyak waktu dan iapun tidak mau banyak memperkerjakan karyawannya yang tengah sibuk di bawah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 23, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Serayu SenjaWhere stories live. Discover now