[Bab 07; Kabar Rumah Tangga]

11 1 0
                                    

Penulis

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Penulis.

Mentari pagi kini begitu bersahabat. Tidak terlalu terik dan terasa hangat yang memberi sensasi nyaman ketika meregangkan tubuh. Aruna sudah bersiap dengan pakaian formal yang ia kenakan, tubuh rampingnya berbalut pakaian berwarna moka. Aruna selesai menyantap sarapan yang dibuatkan oleh Hasbi sementara Hasbi masih sibuk memasak untuk anak-anak.

Karena sebelumnya Aruna sudah melapor akan pergi ke Cafe lebih pagi, Hasbi hanya sempat membuatkan sandwich dan membekali Aruna susu kotak berperisa Almond. Senyum pada wajah Hasbi tidak pernah luntur setiap kali melayani Aruna, sampai membuat Aruna ragu jika Hasbi adalah manusia.

Sebelum berangkat, Aruna menyempatkan diri memotret punggung Hasbi diam-diam. Terhitung cukup sering bagi Aruna memasang Hasbi dalam cerita sosial media dengan maksud supaya orang-orang tahu bahwa rumah tangganya berjalan lancar dan wajar, termasuk orang tua dan mertua.

" Selamat pagi Ibu, Ayah! " si kembar menyapa dengan ceria. Keduanya sudah rapi mengenakan seragam taman kanak-kanak berwarna oranye dengan dasi yang menjadi atribut pelengkap.

" Ibu, mau pergi bekerja ya? " Sore bertanya seraya berusaha mengambil posisi duduk di atas kursi yang berdampingan dengan tempat duduk Aruna. Aruna menolong, membantu Sore naik sampai si kecil duduk nyaman.

" Iya " singkat Aruna menjawab.

" Saya pergi ya Bi "
" Iya, hati-hati, jangan lupa makan siang " Hasbi berucap dengan menghentikan acara masaknya dahulu, ia harus menatap Aruna. Aruna menyambar susu kotak pemberian Hasbi untuk kemudian dimasukkan ke dalam tas. Di sebrang meja sana, Senja melambai tangan pada Aruna dengan senyum secerah mentari yang begitu candu. Aruna balas melambai meski tak lama dan masih tanpa senyum.

Jarak antara rumah dan Cafe miliknya cukup jauh, menghabiskan waktu 20 menit perjalanan dari rumah dan melewati sekolah anak-anak.

Menggunakan motor abu doff nya Aruna sampai di Cafe tepat pada pukul tujuh pagi. Pada pintu Cafe tertera tulisan tutup, Cafe mulai beroperasi pada pukul sembilan pagi yang artinya masih ada waktu dua jam sebelum Cafe dibuka. Aruna mengetuk pintu Cafe yang masih terkunci, yang kemudian dibukakan oleh seorang karyawannya yang sudah memakai seragam lengkap.

Di dalam Cafe, semua karyawan tengah membersihkan setiap sudut Cafe, memastikan Cafe benar-benar nyaman dan memberikan kesan yang baik pada konsumen.

" Tumben bu Runa pagi sekali sudah ke sini " karyawati bernama Deska itu berucap dengan tangan yang masih memegang kain pel. Aruna hanya tersenyum dan berjalan menuju lantai dua Cafe yang memang memiliki pemandangan lebih bagus. Di lantai dua ini Aruna bisa merasakan angin sepoi, tidak terhalang dinding apapun kecuali atap. Aruna duduk pada salah satu beanbag yang Cafe miliki di pojok lantai.

Jemari Aruna bergerak menggilir isi galeri dan memilih foto yang ia ambil tadi di rumah untuk dipajang di sosial media.

Senyum tipis diukir oleh Aruna.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Oct 23, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Serayu SenjaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon