[Bab 05; Kembali Jatuh Hati]

9 2 1
                                    

Penulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penulis.

Setelah melawan rasa canggung dan berpikir semalaman, akhirnya hari minggu ini Hasbi berhasil mengajak Aruna untuk jalan-jalan berdua, iya hanya berdua saja. Anak-anak sudah dijemput oleh Ibunda Hasbi sore kemarin, itu pula yang membuat Hasbi memilih untuk mengajak Aruna pergi hari ini.

Perlu waktu sampai pagi baru Hasbi bisa mendapat jawaban dari Aruna, wanita itu banyak berpikir padahal Hasbi hanya mengajaknya jalan, bukan pindah rumah atau negara. Tapi tidak apa, Hasbi maklumi, mungkin Aruna juga sempat berpikir enggan untuk keluar rumah di hari minggu dan lebih memilih untuk leha-leha di rumah.

Sejak awal keberangkatan, Hasbi tidak bisa berpaling dari Aruna rasanya. Lihatlah tubuh ramping istrinya yang terbalut dress feminim itu, menambah kecantikan pada diri Aruna yang membuat Hasbi semakin candu. Aruna sangat senang mengenakan pakaian feminim bercorak bunga dengan warna yang tidak terlalu terang, dia sangat sering mengenakan pakaian seperti itu.

Tapi Aruna tidak suka mengoleksi tanaman atau bunga di rumah, dia tidak suka hama, bisa dikatakan sangat benci. Dia tidak ingin ada satupun tanaman di rumah, kecuali tanaman tiruan yang terbuat dari plastik hanya sebagai pemanis rumah.

Keduanya sampai, di tempat yang sangat terbuka, terdiri dari lapangan tandus dan pemandangan yang tidak dihalangi apapun.

Aruna tidak melepas sabuk pengaman, dia hanya melihat ke luar mobil tanpa ada niat menurunkan kaca mobil terlebih dahulu. Hasbi bergerak menyentuh pundak Aruna sampai dia menengok.

" Ayo turun " si wanita mengangguk kemudian. Hasbi turun terlebih dahulu dan menghampiri Aruna di sisi mobil sebelah kiri. Mereka sama-sama diam beberapa lama, Hasbi berfokus melihat sekeliling, tandus namun pemandangan di depan sana begitu menarik hati. Sangat luas langit terbentang berwarna biru ditemani awan putih yang bergerak pelan mengikuti arah angin.

Sengaja Hasbi membawa Aruna ke sini, dengan maksud supaya mereka bisa menikmati pemandangan di luar rumah. Sesekali mereka harus melihat alam, seperti langit, matahari, tumbuhan, tanah atau bebatuan, bukan hanya kertas, pulpen dan komputer setiap hari.

" Maaf saya ajak kamu panas-panasan, pakai ini " Hasbi memakaikan bucket hat tepat di kepala Aruna, memastikan sedikitnya dia terlindung dari terik matahari.

Hasbi juga meminta izin untuk berjarak dengan Aruna, guna mengambil beberapa foto pemandangan yang terlalu mahal untuk diabaikan. Dengan kamera yang Hasbi miliki, ia memotret beberapa sisi alam, tentu tidak lupa memotret sang istri tanpa sepengetahuannya. Aruna lebih mahal dari seisi dunia, dia harta milik Hasbi yang paling dicintai.

Hasbi kembali memulai kesibukkan menikmati alam, membagi waktu antara lensa mata dan lensa kamera supaya sama-sama bisa merekam keindahan di depan mata.

Di belakang Hasbi, Aruna menyalakan kamera pada ponsel guna memotret sang suami, iya secara diam-diam. Siapa sangka memotret Hasbi diam-diam sudah menjadi rutinitas Aruna selama berumah tangga, dengan dalih, antara berusaha menerima dan mencintai atau anggap saja bahwa yang ia potret adalah Abi.

Serayu SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang