62 | jasmine fairy's sacrifices

Start from the beginning
                                    

jaemin menatap jeno dengan mata bulatnya ketika sang raja meletakkan kunci itu di atas tangannya, "pria kaku, kau jangan sembarangan. kau tidak perlu memberikan semua ini untukku. kau tidak akan tewas begitu saja. aku sudah bertanya pada kuanlin. butiran paku hanya menimbulkan rasa sakit."

"tenangkan dirimu." sela jeno karena jaemin nampak cemas karena mengira benda-benda itu adalah warisan jeno untuknya, "aku... ada hal yang ingin kukatakan padamu."

"kebetulan aku juga ingin mengatakan sesuatu padamu."

"kalau begitu, aku yang lebih dulu."

"tidak bisa. yang ingin kukatan lebih penting. aku yang akan mengatakannya terlebih dahulu."

"perkataanmu tidak mungkin lebih penting dariku."

peri melati langsung mengangkat tangan raja bulan dan meletakkan sebuah gelang ukiran tangan di atas tangan besar itu, "aku membuat ini dengan tanganku sendiri. lee jeno, aku tanya padamu..."

tatapan mereka mengisyaratkan hal yang sama, harapan dan rasa haru.

"apakah kau bersedia menikah denganku dan menjadi suamiku? aku jamin aku akan memperlakukanmu dengan baik." ucap peri itu takut-takut, namun penuh keyakinan, "seumur hidup ini, aku hanya akan menyukai dirimu seorang. entah apa pun yang terjadi, aku akan terus menemanimu. aku tidak akan meninggalkanmu."

gelang ukiran tangan jaemin masih berada dalam genggaman kaku jeno. raja itu tak menjawab, membuat sang peri sedikit kecewa.

"apakah kau tidak bersedia?" cicitnya. senyumannya terbentuk ketika jeno memakai gelang bernuansa gelap, namun penuh bunga itu di pergelangan tangannya. mata mereka berkaca-kaca. jarak di antara wajah mereka tak dapat dihitung lagi, namun mereka kembali menjauhkan diri ketika suara sungchan terdengar di sana.

"kakak tidak boleh menikahinya!" lelaki jangkung itu berjalan menghampiri kedua insan kasmaran di hadapannya, "pasangan dari raja bulan, ratu bulan laut changyoon, bagaimana mungkin merupakan seorang peri dari klan khayangan?"

jaemin menatap sungchan, kemudian menatap jeno. matanya masih berkaca-kaca.

"jika sungchan tidak bisa menahan kakak, bagaimana dengan leeteuk, nenek moyang dari klan bulan?" sungchan mengangkat sebuah batu pusaka yang sangat identik dengan nenek moyang klan bulan, "waktu itu nenek moyang kita dikhianati oleh klan khayangan. saat menyeberangi sungai leetae, beliau membuat sebuah ajaran yang mengatakan bahwa klan bulan tidak boleh melakukan pernikahan dengan klan khayangan selamanya. jika ada yang bersikukuh untuk melakukannya, maka harus masuk ke dalam lubang huju."

jeno melirik adiknya tajam dan meninggalkannya sembari menggandeng tangan jaemin.

"kakak, klan khayangan jahat dan licik. kau tidak bisa percaya padanya! klan bulan bisa hidup sampai sekarang dan tidak dibantai sampai habis karena kita tidak pernah melupakan dendam. bagaimana mungkin demi seorang lelaki klan khayangan kakak ingin melupakan peraturan dasar klan bulan?" geram sungchan. jeno tak menanggapi, namun jaemin menoleh ke arahnya. "peri klan khayangan, kau melihat kakak yang sudah akan melakukan kesalahan besar, tapi kau tidak peduli sama sekali! ini berarti di dalam hatimu tidak ada ketulusan sedikit pun! tidak hanya itu saja. kau membuat kakak mementingkan cintanya, melalaikan tanggung jawabnya, dan menghubungkan hidupmu dengannya menggunakan mantra penyatuan hati! ini semua karena kau! kau yang membuatnya berada dalam bahaya!"

jeno menoleh ke belakang hanya untuk menatap sungchan penuh amarah, tetapi ia tetap mengabaikannya dan membawa jaemin yang tampak sedikit syok untuk segera pergi dari sana.

jeno menoleh ke belakang hanya untuk menatap sungchan penuh amarah, tetapi ia tetap mengabaikannya dan membawa jaemin yang tampak sedikit syok untuk segera pergi dari sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
fairy and devil | nomin, markminWhere stories live. Discover now