TIGA

185 24 2
                                    

Alodie tidak bisa bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alodie tidak bisa bergerak. Tubuhnya menegang kaku. Hanya mulutnya yang dengan otomatis membuka. Menerima suapan demi suapan sesendok kecil kue coklat dari seseorang yang kini tengah memangkunya. Seorang pria amat tampan yang berkemungkinan adalah ayahnya. Mengingat wajahnya yang lebih tua diantara para lelaki disini.

Ia merasa bermimpi. Benar-benar mimpi yang selama ini ia idam-idamkan menjadi kenyataan. Alodie berasa seperti seorang putri kerajaan yang berharga dan sangat disayangi oleh keluarga.

"Dia adik kita, Alodie?"

Dengan mulut yang masih mengunyah, Alodie mengerjap dan menatap seorang pria lainnya yang terlihat paling muda diantaranya-tengah memandanginya tanpa berkedip.

"Iya," sahut singkat dari orang yang memangku Alodie itu sembari memberikan kecupan ringan dipuncak kepala gadis kecil itu.

"Ayo Odie sapa abang. Sebelah kanan itu Abang Clyde, sebelah kiri Abang Hero." Ujar sang Mama dengan lembut.

Menatap malu-malu pada kedua remaja lelaki tampan didepannya, Alodie bersuara lirih nyaris bergumam, "H-halo a-abang."

Terpaku. Kedua remaja itu benar-benar merasa terpana dengan gadis kecil dipangkuan sang ayah. Mereka tak pernah sekali melihat anak kecil yang begitu menggemaskan seperti Alodie. Siapapun yang melihatnya tak kuasa untuk mengalihkan pandangannya.

"Ayah, biarkan aku menggendongnya!" Hero berdiri. Melangkah maju menghampiri Alodie yang tengah duduk dipangkuan sang Sugar Daddy. Lalu tanpa menunggu persetujuan si pria dewasa itu, Hero langsung mengangkat Alodie tanpa beban.

"Ah," Alodie terpekik pelan ketika tubuhnya berpindah menjadi digendongan remaja lelaki tampan bernama Hero itu.

"Aku udah besar. Jangan digendong!" Protes Alodie mencicit.

Hero mengindahkan keluhan si kecil Alodie. Remaja itu memeluk Alodie erat membawanya kembali duduk ditempatnya. Membiarkan Alodie duduk dipangkuannya.

Sementara itu, wajah si pria dewasa itu mengerut. Menatap sinis anak sulungnya. Membuat Lovani yang melihat interaksi kecil itu terkekeh tipis. Ia senang ketika keluarga ini tak hanya mampu menerimanya sebagai ibu sambung, tapi juga putri kecilnya yang dapat diterima dengan tangan terbuka dan kehangatan.

"O-odie berat," Alodie mengeluh ketika tubuhnya berpindah pangkuan.

"Odie nggak suka Abang?" Tanya Hero menunjuk dirinya sendiri.

Sontak Alodie menggeleng panik. "Suka!"

"Lalu, kenapa nggak suka dipangku Abang?"

"B-bukan begitu. Odie takut Abang keberatan." Ucap Alodie sembari mengalihkan tatapannya dari wajah tampan Hero. Alodie yang sebenarnya berjiwa gadis remaja itu tentu merasa malu saat dipangku oleh seseorang lelaki tampan yang sepertinya sepantaran dengannya.

"Odie kecil. Jadi ringan." Tutur Hero.

Disisi Clyde sendiri, ia masih terpaku dengan si kecil hingga hanya bisa memandanginya. Begitu Alodie duduk dipangkuan Hero yang berada disampingnya, Clyde tak taham untuk tak menyentuh lengan kecil itu dengan telunjuknya. Dan mampu mendapat respon dari Alodie atas tindakannya.

Being a Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang