Mendapati keurungan Romeo menciumnya, perempuan itu bertanya. "Ada apa Tu---akhhh!" Memekik kaget ia dibuatnya kala Romeo tiba-tiba menariknya berdiri, memepetnya ke tembok lalu mencekiknya

"Beraninya!" Romeo menggeram, matanya yang memerah efek alkohol terlihat begitu ngeri saat ia menampilkan sisi kemarahannya. "Kau sengaja menjebakku heuh?"

Perempuan itu kelabakan mulai kehabisan udara. Ia bergerak berontak berusaha melepaskan tangan Romeo dari lehernya. Namun sial. Tenaganya tak cukup kuat untuk itu.

"Kau dan wajah buruk rupamu itu tidak layak bermimpi menggantikan posisi Evelynku!"

"Ampun Tuan," lirih perempuan itu nyaris tak bersuara.

"Ampun?" Romeo tertawa, mencekik kian kuat wanita di hadapannya. "Kau bercanda, heuh?"

Tersendat putus nafasnya. Mulai hilang asupan oksigen pada rongga parunya. Perempuan itu kian melemah, ia hanya bisa menatap sayu pada Romeo memohon iba. Namun sepertinya tak mempan, akhirnya ia hanya bisa memejam dengan air mata bercucuran.

"Tuan."

Seorang maid berlari ke arah Romeo, menginterupsinya. Ia sempat terkejut kala melihat temannya tengah di cekik oleh Tuannya, namun ia hanya bisa menunduk tak bisa menolongnya.

"Berani kau menggangguku?" Tutur Romeo tanpa menoleh. Ia masih ingin memutus nafas perempuan sialan itu perlahan, agar ia mati kesakitan.

"Maaf Tuan, t-tapi Nyonya Evelyn mencari anda."

Alis Romeo mengkerut, cekikannya sedikit mengendur mendengar penuturan itu.

Evelyn mencarinya? Tapi bukankah istrinya itu tadi sudah tidur?

"Nyonya terbangun dan ingin meminta sesuatu, Tuan."

Bruk!

Cekikkan itu akhirnya Romeo lepaskan begitu saja. Ia menarik bathrobe yang berada di sana dan berlalu meninggalkan area kolam renang seakan sudah tidak peduli lagi dengan jalang itu.

Fokusnya hanya Evelyn. Ia harus segera menghampiri Evelyn yang katanya tengah mencarinya. Romeo bersumpah akan membunuh maid itu jika dia sengaja membohonginya.

Namun ternyata maid itu benar. Saat ia masuk, ada  Evelyn tengah duduk di tepi kasur menunggunya.

Romeo berjalan menghampiri sang istri dan duduk bersimpuh di depan Evelyn. "Butuh sesuatu hm?" Tanyanya lembut sambil mengusap punggung tangan Evelyn.

"Darimana?" Evelyn melempar pertanyaan itu kala melihat Romeo yang kini hanya berbalut bathrobe.

"Kolam renang, sayang."

"Semalam ini?"

Romeo mengangguk sebagai jawaban. "Aku ingin mencari udara segar," tuturnya memberi alasan.

Setelahnya Evelyn diam, tak lagi melempar pertanyaan. Ia menunduk mengusap perutnya dengan satu tangannya.

Perempuan itu bimbang untuk bilang.

Namun Romeo yang peka selalu mengerti jalan pikiran Evelyn. Jatuh cinta dengan Evelyn membuat ia paham tiap makna tatapnya, gerak tubuhnya, serta rasa senang dan gelisahnya.

Romeo AlmaheraHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin