7-

65 6 0
                                    

Lu hua sebagai wanita yang dikutuk, saat ini sedang makan bersama Gu mifeng di salah satu restoran terkenal di ibu kota.

Ini adalah salah satu restoran terbesar yang paling sering di rekomandasikan oleh para elit dan para orang kaya di ibu kota.

Bahkan kabarnya, banyak tokoh politik menggunakan restoran ini sebagai tempat jamuan makan.

Karena tema yang mereka ambil -pedesaan dengan sedikit nuansa moderen- membuat restoran ini banyak diminati. Terutama ditengah hiruk pikuk ibu kota yang melelahkan, restoran ini hampir bisa dikatakan sebagai tempat pelepas stress.

Restoran ini terdiri dari beberapa bangunan yang keseluruhannya cukup luas. Bahkan ada yang bercanda bahwa mereka harus menambahkan kata "kompleks " di depan kata "restoran" untuk menggambarkan tempat ini.

Bangunan-bangunan tadi dibagi lagi atas beberapa wilayah dengan kegunaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah bilik pribadi tempat Lu hua dan Gu mifeng makan saat ini.

Biasanya untuk makan di sini harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Lu hua mengetahui hal-hal ini karena dia sesekali makan di sini bersama keluarganya.

Tapi hal-hal seperti reservasi ini tidak diperlukan bagi para member vip. Dan Gu mifeng adalah salah satu anggota member VIP.

"Bukan aku. Ini milik ayahku. Dia  pelanggan tetap di sini. Level VIPnya cukup tinggi." Gu mifeng memakai sarung tangan pelastik, kemudian mulai mengupas kulit udang. "Kau mau kemana setelah ini?"

"Kampus. Aku ada kelas." Jawab Lu hua datar.

"Kelas mengemudimu di kampus?" Gu mifeng menatap Lu hua dengan tatapan polos.

Lu hua yang sedang menyendok makanannya berhenti, "Ibu ku memberitahukan mu ini?" Dia mengangkat kepalannya dan menatap Gu mifeng dengan pandangan agak tidak senang.

"Tidak. Aku melihatnya di kamarmu. Rencana satu bulan ke depan dan ..." Seolah sedang berusaha mengingat sesuatu kening Gu mifeng berkerut, "Kertas apa yang kau tempelkan di sampingnya? Jadwal kuliahmu?"

Lu hua, "..., Kamarku, aku kunci."

"Ibumu memberikannya pada ku." Balas Gu mifeng puas.

Lu hua, "..." Baiklah, dia benar-benar kesal sekarang. Apakah ibunya lupa menambahkan angka satu pada umur putrinya? Dia sudah 18 tahun sekarang bukan 8!

Melihat Lu hua terdiam Gu mifeng terkekeh, "Apa yang kau pikirkan?"

Lu Hua, "Aku sedang memikirkan arti keberadaan hidupku."

Terhibur oleh reaksi Lu hua, Gu mifeng tertawa, "Kenapa tidak aku saja yang mengajarimu mengemudi. Aku lumayan pandai dalam hal ini."

Dia melepas sarung tangan pelastiknya dan meletakkan udang yang sudah dikupas di depan Lu hua.

"Tidak dibutuhkan." Lu hua mengambil udang yang sudah dikupas Gu mifeng dengan sumpitnya. Kemudian mencelupkannya pada saus sambal cabai dan memakannya.

"Ada apa? Kau tidak percaya pada skill mengemudiku?" Melihat bibir Lu hua yang mulai memerah, Gu mifeng kemudian menjauhkan sambal cabai itu dari Lu hua.

"Bukan, aku hanya tidak percaya pada diriku sendiri." Jawab Lu hua datar.

Dia dengan cekatan menarik kembali sambal cabai yang dipinggirkan Gu mifeng.

"Oh?" Gu mifeng mengangkat satu alisnya dan tersenyum dengan makna mendalam.

Lu hua menyipitkan matanya, "Berhenti. Aku tahu apa yang kau pikirkan. Jangan coba-coba." Kata Lu hua dengan nada memperingatkan.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Oct 13, 2023 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Rebirth[Second Chance]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora