5-

42 7 0
                                    

Lu hua keluar dari bandara dengan Gu mifeng di belakangnya.

Paman Mao yang melihat sosok Lu hua dari jauh, segera membuka pintu mobil. Kemudian mengambil alih koper Gu mifeng dan memasukkannya ke dalam bagasi mobil dengan cekatan.

Mobil mereka keluar dari parkiran dengan mulus.

Namun karena tidak ada satupun dari tuan-tuan ini yang memberi instruksi bahkan setelah mobil berjalan jauh, paman Mao akirnya menanyakan tujuan mereka.

Walaupun paman Mao yakin 99.9% tujuan mereka adalah vila rumah Gu mifeng, tapi siapa tahu mereka mungkin punya tujuan lain?

Sebagai sopir berdedikasi, menurut paman Mao, ini adalah hal yang penting untuk ditanyakan.

Lu hua yang sejak tadi tenggelam dalam pikirannya bereaksi.

Dia menoleh ke arah Gu mifeng, "Kau mau kemana? Apakah kau sudah makan?"

Tentu saja pertanyaan "apakah kau sudah makan" ini hanya sekedar pertanyaan basa basi untuk meredakan suasana.

Bagaimanapun dia dan Gu mifeng sudah empat tahun tidak bertemu. Ditambah dengan kehidupan masalalunya bahkan mungkin lebih lama lagi.

Orang normal biasanya akan menjawab "aku sudah makan. Terimakasih" atau kira-kira hal-hal yang mirip dengan itu.

Tapi Lu hua yang masih agak linglung sepertinya lupa kalau Gu mifeng bukan orang normal.

"Sekarang kau ingat untuk bertanya? Nona Hua, kenapa tidak mengulang pertanyaan ini lagi di cafe beberapa menit yang lalu? Mungkin aku akan lebih tertarik untuk menjawab." Nadanya lembut, tapi membuat orang yang mendengar ingin menghajarnya.

Lu hua sedang tidak mood untuk bermain bersama Gu mifeng. Jadi dia langsung meminta paman Mao mengantar mereka ke rumah. "Paman mao, ayo pulang ke rumah." Rumah yang dimaksud adalah Vila keluarga Lu hua.

Paman mao yang akirnya mendapat tujuannya menjawab dengan antusias, "Ya!" Dalam hati dia menyeka dahinya.

Mendengar ini Gu mifeng mengangkat satu alisnya, tapi dia tidak mengatakan apa-apa lagi.

Dia meluruskan tubuhnya, mencari posisi nyaman di sandaran kursi kemudian menutup matanya dengan tenang.

Ini merupakan penerbangan terburuk yang pernah dirasakan Gu mifeng.

Banyak turbulen di pesawat, bahkan ada beberapa penumpang yang pingsan karena terlalu takut. Jadi Gu mifeng sebenarnya sedikit lelah saat ini.

Saat membuka matanya lagi mobil baru saja berhenti di depan rumah Lu hua. Dia mengikuti Lu hua ke dalam.

"Tidur lah di sini malam ini. Bibi ma sudah membersihkan kamar tamu." Kata Lu hua tanpa menoleh ke belakang, "Ibu dan ayah akan pulang sebentar lagi. Mereka akan senang melihatmu." Lu hua memikirkannya lagi sebentar dan melanjutkan, "Panggil saja bibi Ma jika kau butuh sesuatu."

Gu mifeng menatap Lu hua dengan penuh arti, "Aku tidak tahu Huahua kita ternyata menjadi semakin lembut?" Dengan nada main-main.

Gu mifeng bukan orang bodoh. Intuisinya juga hampir dalam ketegori menakutkan. Jadi tentu saja dia tahu alasan Lu hua menyuruhnya menginap.

Lu hua yang sudah sampai di depan pintu kamarnya berbalik, "Bisakah kau menghentikannya. Aku benar-benar ingin memukulmu dengan keras."

Gu mifeng tersenyum, "Kemarilah sayang, Aku.akan.dengan. senang.hati.bersedia menanggungnya." Dia bahkan merentangkan tangannya dengan nakal.

Lu hua, "..."

Baiklah. Anggap saja dia tidak mengatakan apa-apa.

Dia berbalik dan memegang gagang pintu kamarnya. Baru saja mau menariknya, tapi tiba-tiba tangannya di tahan oleh tangan besar Gu mifeng. Ini terasa kuat tapi tidak menyakitkan.

Rebirth[Second Chance]Where stories live. Discover now