06. Sugar Dady ++

En başından başla
                                    

Helena.

Senyum tulus tanpa sadar Gabriel perlihatkan saat kekasih nya menelfon dirinya. Di geser nya tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Hallo sayang? Ada apa nelpon pagi-pagi, hm?"

Ah, Kayra saja sempat sedikit kaget melihat sikap lembut Gabriel sekarang. Kemana perginya laki-laki kasar tadi?

"Iih, sayang! Masa aku gak boleh nelpon pacar aku sendiri sih?"

Gabriel lantas tertawa. Suaranya mengalun indah dan menyapa gendang telinga Kayra yang masih duduk di ranjang mendengar percakapan sepasang kekasih tersebut.

"Jangan cemberut ah, yang. Pasti ini bibirnya lagi maju, ngerucut kaya bebek. Minta di kiss ya?"

"Tauk ah, sebel."

Lagi-lagi Gabriel tertawa. Namun, tawa kali ini lebih terdengar pelan, "Kamu mau apa, hm? Mau tas? Mau handphone? Sepatu? Atau baju?"

Pacar Gabriel terkekeh pelan di seberang sana, "Ihh, ayang tau aja deh, aku lagi pengen."

"Tau dong. Namanya juga pacar yang peka. Bilang aja mau apa, nanti aku beliin,"

"Aku mau tas hermest keluaran baru, yang. Kalo gak salah harganya 65 juta ituloh,"

Kayra sampai dibuat terkaget-kaget melihat kekasih Gabriel yang meminta dibelikan barang mahal seperti meminta di belikan permen seharga seribu saja.

Cewek matre ya? Batin Kayra, mungkin.

"Ada yang di pengenin lagi?"

"Mau parfum juga, tapi yang dari dior."

Gabriel terkekeh pelan, "Besok barangnya dateng ke rumah kamu sayang."

"Aaaa~ pacar aku emang paling baik. Muachh."

"Baik dong. Yaudah aku tutup ya? Mau berangkat ngampus ini. Kamu mau aku jemput?"

"Gak usah sayang. Aku bisa berangkat sendiri kok. Yaudah aku matiin telpon nya ya?"

"Iya. Seeyuu sampai nanti di kampus.

Tut

Panggilan terputus. Sesaat Gabriel menatap Kayra yang masih diam duduk diatas ranjang.

"Lo berangkat sendiri. Gue ada urusan penting,"

Setelah mengatakan itu Gabriel pergi. Kayra dibuat menganga tak percaya. Ayolah tadinya laki-laki itu yang menahan dirinya untuk berangkat bersama menuju kampus. Sampai-sampai Kayra harus menunggu Gabriel yang berdandan untuk memilih outfit yang cocok pergi ke kampus selama satu jam lamanya. Belum lagi, saat ia mematut dirinya di depan cermin tadi, Hell! Itu telah menyita waktu banyak Kayra.

Gadis itu menatap jam di dinding. Sudah jam 10 pagi. Padahal kelas Kayra dimulai tiga puluh menit lagi. Ah, Kayra tidak tahu apakah ia akan datang tepat waktu jika perjalanan dari apartemen Gabriel ke kampus saja membutuhkan waktu sekitar satu jam lamanya.

***

"Kamu masuk kelas jam berapa, by?" Juna tengah fokus menyetir. Ia tidak bisa melihat Helena yang cekikikan membaca grup di whatsapp nya.

"By?" tanya Juna lagi, kembali Helena malah mengacuhkan nya. Masih belum ada sahutan. Ya karna memang telinga gadis itu di sumpal oleh Airpods dengan volume kencang.

"Sayang!" panggil Juna lebih keras. Sedikit membentak karan gadis yang duduk di samping nya tidak menghiraukan ucapan laki-laki itu.

Helena yang sadar pun segera melepas salah satu airpodsnya dan menatap Juna. Pria itu terlihat sedikit menahan kesal.

Benefit 21+Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin