CHAPTER 3 : THE ATTACK

2 0 0
                                    

"TIIINNGGG!!!". Suara pening terus terdengar di dalam kepala Bakena. Ia terus terusan berteriak dan kedua tangannya memegang kepalanya.

"AAAARRRGGG!!!". Jeritan Bakena yang tak tahan menahan rasa sakit di kepalanya.

Aku menyentuh bahu Bakena dan memberikannya segelas air lagi. Ia pun meminumnya. Bakena mulai sedikit tenang.

"Hey, minum ini. Hembuskan nafas perlahan". Kataku sambil menenangkannya kembali.

"Huuuf, haaahh!!". Bakena menghelakan nafanya dan mecoba menenangkan fikirannya.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?". Tanyaku ke Bakena.

"I-Iya!". Jawab Bakena.

"Apa kau sudah bisa ceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi didalam hutan kemarin?".

"Yah, Aku sudah merasa sedikit tenang. Aku akan menceritakan semuanya".

Bakena perlahan mulai menceritakan kejadian yang menimpanya kemarin hari.

"Awalnya kami, akan berangkat dari desa untuk berburu hewan untuk makan malam dihutan. Aku pergi bersama Ayah dan 4 adiku. Ditengah perjalanan, Adik ketigaku merasa mual. Akhirnya kami berhenti sejenak di suatu tempat di hutan ini.

Adik kedua ku berkata kalau dia ingin membuang air kecil. Akhirnya adik kedua ku pergi ke arah Sungai. Aku dan Ayahku sempat untuk mengobrol sedikit. Kami menunggu adik kedua ku tetapi ia tak kunjung kembali.

Akhirnya kami semua beranjak dari sana untuk mencari adik keduaku. Tiba tiba kami mendengar suara jeritan. Kami pun berlari kearah suara itu. Dari balik pepohonan kami melihat sekelompok orang orang berjirah yang sedang mangkal bersama dengan kuda kuda mereka. Dan apa yang aku lihat mereka menangkap dan menjadikan adiku bahan rundungan.

Ayahku terlihat wajahnya penuh dengan amarah. Ayahku mengambil pisau dari tasnya, dan dia mulai menyerang orang berjirah itu.

Aku pun juga ikut menyerang mereka. Namun, mereka memiliki peralatan senjata yang sangat lengkap jadi kami kalah dalam hal itu. Kami semua diikat. Malam tiba, mereka mulai memperlakukan kami layaknya mainan.

Ayahku dihajar oleh mereka sampai babak belur. Aku sempat menyerang mereka dengan menggigit tangan salah satu dari mereka. Kami dibuat jatuh ditanah. Salah satu dari mereka mengambil kapak, dan memenggal kepala Ayahku. Aku berteriak dan menangis.

Adik adiku menangis, dan mereka mengurung adiku di dalam kurungan persegi. Ketika mereka akan membawaku juga, aku mulai menyerang mereka dengan memutarkan tubuhku sehingga posisiku berada di atas bahu salah satu dari mereka. Aku menghantukan jidatku, sehingga dia pingsan.

Aku mulai berlari untuk kabur. Namun, ada dari mereka yang menghunuskan pedang kearah lenganku dan membuatnya terputus. Aku menjerit kesakitan, panah panah mereka menusuk perut dan kaki ku. Aku mau tidak mau meninggalkan adik adiku yang tertangkap.

Aku terus berjalan menuju hutan, mereka terus menerus menyerangku. Akhirnya aku menemukan tempat persembunyian di dekat pohon besar. Ketika aku rasa sudah cukup aman, aku berniat untuk pulang.

Namun, aku merasa pusing dan akhirnya terjatuh dan pingsan." Bakena menceritakan semua yang ia alami kemarin hari.

("Jangan jangan, orang orang berzirah yang kulihat kemarin itu yang menyerang Bakena"). Kataku dalam hati.
" Berarti adik adikmu sekarang dibawa sama orang orang itu". Tanyaku kepada Bakena.

"Benar, Aku bersumpah akan menyelamatkan adik adiku dan membunuh mereka semua!". Seru Bakena dengan nada yang sedikit geram.

"Aku, turut berduka cita atas Ayahmu ".

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PARALLEL WORLD-OBSESSED SCIENTISTWhere stories live. Discover now