CHAPTER 11

14 2 0
                                    

¤¤¤¤ ¤¤¤¤ ¤¤¤¤ ¤¤¤¤

Warna jingga menghiasi langit sore, menggantikan langit biru cerah menuju malam. Mengetukkan kakinya tanpa henti, bersedekap tangan, Chizuru tidak berhenti merasa cemas. Bahkan Hyuuga yang melihat tingkah adik kelas sekaligus manajernya berusaha menenangkannya.

"Demo, senpai.... Ini pertama kalinya Tetsu-kun terluka seperti itu," cemas Chizuru.

Tidak lama, yang dikhawatirkan keluar dari rumah sakit bersama Riko yang mengancungkan jempolnya. "Semua baik-baik saja." Mendengarnya sontak semua anggota basket menghela nafas lega. "Yokatta," lega Chizuru.

.......

Terjadi keheningan beberapa saat. Kemudian suara sorakan terdengar dari mulut mereka. Bersorak senang karena telah berhasil menang melawan Kaijou khususnya salah satu dari Kiseki no Sedai.

Chizuru turut tersenyum senang, dia bahkan sempat tidak mempercayai timnya yang sekarang berhasil mengalahkan Kise.

Berjalan bersamaan, tidak sedikit mereka berbincang ringan hingga memperbincangan perihal makanan pun dibahas. Membuat Riko memerintahkan mereka untuk berhenti. Menanyakan berapa sisa uang yang dimiliki mereka saat ini.

.....

Miris. Jumlah uang yang mereka miliki saat ini sangatlah kurang untuk membeli makan, membuat mereka pasrah dengan keadaan.

"Ayo pulang," ajak Hyuuga.

Melihat anggota timnya yang lesu, membuat Chizuru merasa tidak enak hati. Dia yakin, mereka pasti sangat lapar setelah bertanding. Membuka mulutnya, Chizuru menawarkan diri untuk mentraktir mereka.

"Kita masih bisa makan. Aku yang traktir!."

Serempak mereka menoleh ke arah Chizuru, menatap tidak percaya.

"Anu, manajer. Itu tidak perlu," kata Hyuuga yang tidak enak hati.

"Demo, kalian sekarang kelaparan kan? Aku tidak bisa membiarkan kalian kelaparan sehabis berlatih. Kalian harus mengisi tenaga kalian lagi untuk latihan besok," kekeh Chizuru.

Mereka terharu memiliki manajer seperti Chizuru, tapi para senpai berusaha menolak Chizuru secara halus sedangkan Chizuru masih tetap ingin mentraktir mereka. Dibelakangnya, Riko memikirkan cara agar anggota timnya bisa makan. Atensinya tidak sengaja menangkap sesuatu yang membuatnya mendapatkan solusinya.

Wajahnya berseri dengan cepat Riko membunyikan peluitnya membuat atensi semua anggota mengarah padanya, menatap bingung pelatih mereka. Mereka semakin bingung setelah mendengar perkataan Riko jika mereka bisa makan daging.

"Hah?."

¤¤¤¤ ¤¤¤¤ ¤¤¤¤ ¤¤¤¤

Disinilah mereka berada, di restoran steak. Aroma steak yang menguar ke seluruh ruangan, ditambah dengan visual steak yang sangat menggiurkan membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan meneteskan air liur karena sangat lezat.

Tetapi tidak bagi anggota basket Seirin yang menatap horor steak di hadapannya. Ukuran steak didepan mereka memiliki ukuran 2 hingga 3 kali lipat ukuran steak normal.

Riko menatap berseri anggotanya, seolah tanpa dosa meminta mereka untuk menghabiskannya atau tidak mereka akan kena denda yaitu membayarnya. Chizuru tertawa hambar mendengarnya, dia hanya memesan jus jeruk sama seperti Riko.

Chance || OC X Kuroko no BasketWo Geschichten leben. Entdecke jetzt