Keadaan semakin menegang ketika hidung Aiden lagi-lagi menyentuh hidungnya susah payah Ainara untuk menahan nafasnya matanya refleks tertutup seolah siap dan menunggu hal yang akan terjadi namun sialnya ponsel Aiden berbunyi mengejutkan keduanya.

"Halo?" ucap Aiden.

"Selamat malam pak, saya hanya ingin mengabarkan kalau sudah ada beberapa tamu client yang datang dan menunggu bapak,".

"Oh baik saya segera kesana," ujar Aiden langsung menutup teleponnya sepihak.

"Ayo berangkat, kita udah di tungguin," ucap Aiden. Ainara hanya mengangguk lidahnya seakan keluh untuk berbicara, Ainara melirik Aiden bisa-bisanya laki-laki itu bersikap biasa saja seolah-olah tidak ada yang terjadi.

***

"Tempatnya disini?" tanya Ainara melihat hotel yang sangat mewah.

"Iya ini tempatnya," ujar Aiden berjalan masuk kedalam dengan Ainara yang ada di sampingnya.

Ainara berdecak kagum melihat situasi yang ada di ruangan ini, sangat-sangat indah ia baru sadar mengapa Aiden memberikannya dress yang sangat indah sebab semua istri-istri client yang hadir malam ini pun menggunakan baju dan perhiasan yang terlihat mewah.

"Halo anak Ayah," sapa seorang laki-laki paruh baya pada Ainara.

"Ayaaaahh?" ucap Ainara tak percaya.

"Kamu apa kabar nak?" tanyanya.

"Aku baik Yah, Ayah gimana? Ibu, ibu gak ikut Yah?" tanya Ainara sambil memeluk Adnan a.k.a Ayahnya.

"Alhamdulillah Ayah sehat, Ibu lagi pergi sama Abang kamu jadi gak sempet kesini," ujarnya terlihat wajah Ainara sedih sebab tidak bertemu dengan ibu dan abangnya.

"Ayah," panggil Aiden sambil menciumi punggung tangan ayah mertuanya itu.

"Selamat yaa lagi-lagi perusahaan kita menang, Ayah bangga banget sama kamu," ujar Adnan sambil menepuk punggung Aiden.

"Terimakasih Yah, ini juga berkat kerja keras dari Ayah," ucap Aiden.

"Orang tua kamu kemana?" tanya Adnan.

"Itu mereka baru datang," ujar Ainara saat melihat kedua mertuanya berjalan menghampiri mereka. Ainara mencium punggung tangan mertuanya disusul oleh Aiden.

"Cantik banget mantu ibu," ujar Alifia membuat Ainara tersipu malu.

Mereka semua asik berbincang hingga tak sadar sudah banyak tamu yang datang dan acaranya pun dimulai.

Ainara duduk sendirian sambil memakan sepotong cake vanila kesukaannya, ia melirik kearah Aiden yang sibuk mengobrol dengan rekan kerjanya sesekali mereka tertawa bersama, sedangkan ayah dan kedua mertuanya juga sibuk dengan teman masing-masing.

"Halo cantik, sendirian aja nih," ujar seorang laki-laki yang membuat Ainara menatapnya heran.

"Boleh duduk disini juga gak?" tanyanya. Ainara mengangguk meskipun merasa tidak nyaman sebab dari cara laki-laki itu menatapnya.

"Anggara, CEO perusahaan tambang emas," ucapnya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya.

"Ainara putri," ucapnya. Ainara mengerutkan keningnya saat tangannya merasa di elus oleh laki-laki itu iapun sedikit mengeratkan genggamannya.

pantrologimata Where stories live. Discover now