part 7

27 6 2
                                    

Happy Reading...

"Kamu kalau gak bisa beresin minimal gak usah berantakin!" kesal Aiden pada Ainara sebab wanita itu tidak bekerja dengan baik saat menyusun peralatan-peralatan dapur yang baru saja mereka beli.

"Masih mending gua bantuin ya, jadi orang gak bersyukur banget," ucap Ainara. "Bantuin berantakin maksudnya ha?" kesal Aiden. Senyum tipis terukir dibibir Ainara ada sedikit rasa senang saat ia sukses membuat Aiden kesal.

"Lo ngapain beli minuman botol banyak banget?" tanya Ainara melongo melihat beberapa dus minuman yang berserakan di dapur. "Biar ada stok, emang kamu mau bolak-balik ke supermarket?" tanya Aiden.

"Yaelah ke supermarket doang aja males Lo, eh ngomong-ngomong Lo suka minum ini?" tanya Ainara sambil mengangkat sebuah botol minuman. Aiden melirik sekilas lalu kembali melanjutkan menyusun belanjaannya dalam kulkas.

"Iya itu vitamin kalau saya banyak kerjaan di kantor terus capek banget, saya suka minum itu biar gak gampang sakit," ucap Aiden.

"Bentar deh ini kayaknya ada yang kurang," ujar Ainara sambil meletakkan telunjuknya dibawah dagu.

"Apa?" tanya Aiden sambil mengangkat sebelah alisnya. "Tadi kan Lo ada beli Ice cream, tapi kok gua liat gak ada di sini," ucap Ainara membuat Aiden ikut melihat satu persatu barangnya.

"Coba cek di mobil," kata Aiden sambil menyerahkan kunci mobil ke Ainara.

Sambil menunggu sang istri, Aiden kembali menata dapur, menurutnya dapur yang bersih mengahasilkan makanan yang sehat, Perlu diketahui Aiden sosok yang sangat benci dengan ruangan yang kotor dan berantakan.

Saat asik bergelut didapur tiba-tiba sosok Ainara datang dengan wajah yang sangat kesal bahkan langkah kakinya dapat terdengar oleh Aiden, begitu menggebu-gebu.

"Kenapa lagi? Hm?" tanya Aiden. "Nih! Liat nih ice cream gua semuanya meleleh huaaaaaaaaaa Lo sih gak ngambil ini dulu terus di masukin ke kulkas! Meleleh kan jadinya!" kesalnya sambil memukul lengan Aiden.

"Ck, Saya pikir kamu udah ambil ice cream nya," jawab Aiden. "Ah bodoamat! Kesel banget gua sama Lo, dasar cowok mesum!" kesalnya meninggalkan Aiden sendirian didapur.

Aiden menyeka keringat yang ada di dahinya. Melihat kelakuan Ainara yang seperti itu Aiden hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Ya tuhan berikan saya kesabaran yang tinggi dan kewarasan agar tidak memusnahkan nenek lampir itu," ucapnya sambil memasukkan ice cream istrinya itu kedalam kulkas.

****

Ainara berdecak kesal saat Aiden terus mengetuk pintu kamarnya, "Apaan sih? Gak tau apa orang lagi sibuk rebahan!" kesalnya berjalan menuju pintu.

"Apa lagi?!" kesalnya. "Rekan kerja saya ada di ruang tamu ada enam orang, tolong buatin minum sekarang!" ucapnya, saat ingin melangkah pergi Ainara langsung menarik lengan Aiden membuat laki-laki itu refleks berbalik.

"Eh cowok mesum! Lo pikir gua pembantu Lo? Gua itu nyonya Aiden Dirgantara! Seenaknya aja nyuruh-nyuruh," mendengar itu Aiden menampilkan senyum miringnya.

"Sudah menerima kenyataan nyonya Aiden?" tanya Aiden lebih tepatnya ingin meledek Ainara atas perkataannya barusan.

"Apaan sih!" kesal Ainara mengalihkan pandangannya. "Intinya sekarang kamu buat minum, gak pake lama ya," ujar Aiden.

"Terus saya mau kamu ganti baju, pake daster yang kamu beli di mall tadi," kata Aiden. "Emang kenapa sama baju gua sekarang?" tanya Ainara dengan polosnya.

"Pakaian kamu saat ini gak enak dilihat sama orang-orang," ujar Aiden. Tidak mungkin kan Aiden membiarkan istrinya memakai celana pendek diatas lutut serta tank top hitam yang melekat di tubuhnya.

"Terus ngapain Lo liat kalau gitu?!" sewot Ainara. "Karena saya suami kamu, mau kamu gak pakai baju pun gak masalah," ujarnya membuat Ainara membulatkan matanya.

"Dasar cowok mesum!" makinya.

"Sama satu lagi, didepan teman-teman saya dan keluarga panggil saya Mas," kata Aiden.

"Enggak-enggak, apaan banget manggil Mas, ogah!" tolak Ainara mentah-mentah.

"Yaa itu sih terserah kamu, kalau kamu pengen di nilai sebagai istri yang kurang ajar sama orang lain yaa terserah, minumannya jangan lupa saya tunggu di depan!" ujar Aiden berlalu begitu saja meninggalkan Ainara yang setengah kesal karenanya.

Dengan perasaan yang dongkol Ainara berjalan menuju dapur dan membuat sebuah sirup jeruk yang terlihat sangat segar dan beberapa cemilan yang ia beli di supermarket, setelah membuat minuman Ainara berjalan menuju kamarnya dan mengganti baju sesuai permintaan sang suami setelah semuanya selesai barulah ia mengantarkan minum ke ruang tamu.

"Silahkan diminum," kata Ainara sambil tersenyum dan duduk disamping suaminya.

"Wahh gila-gila cantik juga bro bini Lo," ucap teman Aiden yang terlihat lebih berisi daripada suaminya. Dua pasang itu hanya tersenyum.

"Gua penasaran deh kenapa Lo mau nikah sama Aiden? Secara yang gua tau nih yaaa Aiden tuhh gak ganteng-ganteng banget, terus orangnya juga kaku, ga asik di otaknya cuma kerja-kerja," ucapnya membuat Aiden meliriknya dengan tajam.

Ainara berusaha untuk menahan tawanya, "Sebenarnya gua kasian aja sama dia, kalau bukan gua yang terima dia apa adanya gua takut entar dia gak nikah," kini Ainara ikut-ikutan untuk mengejek Aiden ruang tamu itu terdengar ramai dengan suara tawa.

"Shit!!" umpat Aiden.

"Kalian mau gajinya dipotong bulan ini?" tanya Aiden. "Wehhhh santai pak boss hahahahahahah kita cuma bercanda, pak bos ini orangnya ganteng kok tenang ajaa," ucapnya membuat Ainara ikut tertawa

Jam menunjukkan pukul sembilan malam semua tamu yang ada di rumah pasutri itu sudah pulang beberapa menit yang lalu

Seeu in the next part 🙌







pantrologimata Where stories live. Discover now