part 2

50 10 9
                                    

Happy Reading....

Ainara memandang benda pipih berlogo apel itu senyumnya terus terukir diwajah cantiknya, hari ini ia akan menghabiskan seluruh waktunya bersama Alister. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu berdua dikarenakan jadwal Ainara sangat padat.

Setelah bersiap-siap Ainara memutuskan untuk turun dan bergegas pergi sebelum Ayahnya curiga kalau ia tidak akan kekantor, saat hendak membuka pintu rumah suara berat milik sang ayah membuatnya terkejut.

"Ainara," panggilnya membuat gadis itu menoleh pada sang Ayah. "Iya ayah, ada apa?" tanyanya.

"Sayang, hari ini ayah mendapatkan undangan dari perusahaan lain untuk mengadakan rapat. Jadi, kamu harus kesana untuk mewakili ayah! Albert akan menemani kamu," ujar Adnan membuat Ainara menekuk wajahnya.

"Yaaaa Ayah, tapi Ainara lagi gak bisa untuk kali ini gimana kalau Ayah aja yang langsung datang?" tanya berharap Ayahnya akan setuju dengan sarannya itu.

Adnan menggelengkan kepalanya sambil menatap Putrinya itu "tidak, Ayah masih kurang sehat sayang," jika menyangkut kesehatan Ayahnya perempuan itu tidak bisa menolak apa yang Ayahnya katakan.

"Yaudah kalau begitu Ainara pergi kesana," ucapnya lemas . "Nama perusahaannya itu Argantara company bilang sama Albert jangan lupa bawa berkas-berkas yang Ayah sampaikan semalam sama dia," tutur Adnan.

Argantara company? Ainara terdiam mendengar itu, gadis itu merasa familiar dengan nama Argantara namun ia lupa siapa sosok pemilik nama itu.

"Nak, kamu kenapa?" tanya Adnan membuyarkan lamunan Ainara. "Ah enggak yah, Ainara jalan sekarang ya," ujarnya mencium punggung tangan Adnan.

Saat diperjalanan telpon Ainara berdering sebuah telepon dari Alister mengalihkan pandangannya.

"Halo sayang," ujar Ainara sambil fokus menyetir.

"Sayang aku udah sampai nih, kamu dimana?" .

"Aduh sayaang maaf banget, aku lagi ada urusan bentar jadi aku kayaknya bakalan telat datang kesana," ujar Ainara tidak enak. Terdengar suara helaan napas panjang dari Alister.

"Masalah kerjaan lagi?".

"Iya sayang bentar doang kok, kamu pesen aja apapun yang kamu mau nanti aku yang bayar yaa, tapi jangan marah," ujar Ainara.

"Iya sayang, yaudah aku tungguin kamu ya," .

"Okeeyy, yaudah matiin dlu ya telponnya soalnya aku lagi nyetir," kata Ainara langsung mematikan teleponnya.

Butuh waktu 30 menit untuk sampai di kantornya ia melihat sosok Albert yang berdiri diparkiran mobil.

"Maaf yah gua telat," ujar Ainara membuka jendela mobilnya.

"Tidak apa-apa, kita berangkat sekarang?" tanya Albert. "Iya, kita barengan aja pake mobil gua," ucap Ainara setelah itu ia keluar dari mobilnya dan duduk di kursi penumpang membiarkan Albert yang mengemudikan mobilnya yang berwana hitam pekat itu.

"Kita mau bahas apa lagi sih disana?" tanya Ainara membuka pembicaraan. "Saya juga kurang tau soalnya bapak cuma bilang kalau ada rapat dadakan besok terus disuruh bawa berkas-berkas juga takut ada yang diperlukan," tuturnya. Ainara hanya mengangguk-angguk seolah mengerti apa yang dikatakan Albert barusan.

pantrologimata Where stories live. Discover now