Bagian 8

130 27 2
                                    



Wendy menggenggam kunci itu begitu erat dan menatap pintu yang dihadapannya dalam, Apakah karena ini dia masih belum bisa melepaskan Chanyeol?

Karena perkataan Yoongi beberapa dua hari yang lalu, Wendy kembali berpikir, dirinya menghabiskan waktu seharian untuk mendalami apa yang yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri.

Dan Wendy menemukannya, Ia menyadari bahwa selama ini dia belum melepaskan Chanyeol sutuhnya, dia hanya membiarkan pria itu pergi meninggalkan semua kenangan di dalam hatinya, dan Wendy menutup kenangan itu dengan pintu  yang tertutup rapat tanpa siappun tahu kalau Chanyeol masih memegang kunci pintu hatinya.

Bahkan Wendy harus berbohong pada Chanyeol, kalau dirinya sudah menjual salah satu wisata masa lalu yang sangat berharga bagi Wendy, yaitu Studio musik nya.

Studio musik itu diberikan Chanyeol pada Wendy saat wanita itu merayakan tahun kedua debutnya, dengan alih-alih agar Wendy bisa mencurahkan semua isi hatinya di  studio itu. Dan tentu saja, hampir seluruh waktu kencan mereka berdua habiskan di dalam studio itu.

Wendy memutuskan untuk membuka pintu itu, sudah hampir satu tahun dia tidak pernah datang ke tempat itu. Saat pintu itu terbuka lebar, Wendy berhenti bergerak, langkah terasa begitu berat. Dengan segala usahanya, Wendy melangkah masuk perlaham, dirinya juga menekan sklar lampu yang ada di dekat pintu masuk.

Ruangan bernuansa hitam itu terlihat begitu suram, aroma lembab dan debu mengudara, Wendy menyetuh salah satu barang yang tertutupi kain putih, piano yang sering Chanyeol gunakan.

Jari-jari lentiknya menyapu debu yang menutupi piano itu, euforianya masih sama, sama seperti saat pertama kali Wendy menyetuhnya, begitu menenangkan.

Wendy memejamkan matanya, kala cairan bening itu menetes.

"Kau ingin lagu apa? aku akan memainkannya untukmu"

"Hm, apa ya? Taylor Swift - Back to December? Kau bisa memainkannya?"

"Tentu saja"

Suara samar itu terngiang di kuping Wendy. Tangisannya pecah, ia terjatuh terduduk karena kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya. Wendy menangkup wajahnya sendiri, menangis sendirian di ruangan nan dingin itu.

______

Chanyeol berlari menaikki tangga demi tangga itu, nafasnya memburu, jantunganya bedetak dua kali lipat dari semestinya. Saat sudah sampai pada tujuannya, Chanyeol mengatur nafasnya. Kedua bola matanya mengedar ke seluruh area tempat itu, sampai matanya menangkap siluet yang begitu dirinya kenal.

"Wendy"Gumamnya, dengan langkah yang lebar, Chanyeol menghampiri Wendy yang berdiri di depan pagar pembatas area rooftop gedung SM itu. Wanita itu terlihat dengan menikmati pemandangan kota Seoul di malam hari.

Saat Chanyeol sampai disamping Wendy, gadis itu langsung menoleh, dan tersenyum padanya.

"Maaf sudah membuatmu menunggu" Ucap Chanyeol pelan, sungguh situasinya sangat canggung.

"Aku juga baru sampai"Wendy mengalihkan pandangannya kembali melihat ke depan. Lalu ia menghirup udara sebanyak yang ia bisa. "Maaf mengganggu waktumu. Kau pasti sangat sibuk"

Chanyeol menjawab begitu cepat, "Tidak. Tidak sama sekali", dan saat itu juga ia merasa kalau suasana semakin canggung.

Karena tidak ingin membuat keadaan menjadi semakin aneh, Chanyeol memilih untuk diam, sambil memperhatikan Wendy yang berdiri di sampingnya. Tapi hatinya sungguh tak tenang, melihat Wendy yang hanya diam. Gadis itu tidak berkata apapun, dia sibuk memperhatikan lampu yang berkelap-kelip.

SORRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang