Sindiran?

44 5 46
                                    

Sejak hari itu aku dan Fauzan semakin dekat. Walaupun cuma komunikasi lewat HP saja, padahal rumah kami dekat, masih satu kampung. Ya, gapapalah lagian aku juga tidak mungkin bertemu dan bermain secara langsung dengannya. Apa kata tetangga nanti?

HP-ku bergetar, ternyata ada pesan baru darinya.

Fauzan

Lan, udah pulang?

Udah.

VC, yuk!

Aku terkejut membaca pesannya. Kami belum pernah teleponan maupun video call. Lagian aku belum pernah VC dengan cowok.

Tanpa menunggu jawaban dariku, tiba-tiba panggilan video masuk. Tak sengaja HP itu pun terlempar.

Buru-buru aku mengambil kembali HP itu dan mengecek apakah ada yang lecet. Di detik-detik terakhir nada deringnya hampir habis, barulah aku mengangkatnya.

Muncullah seorang cowok berhidung mancung dan berkulit putih di layar HP-ku. Oh, ayolah! Kenapa dia lebih putih daripadaku?

"Hai," sapanya.

Tenang Lan tenang. Lagian aku dah kenal lama sama dia, kok. Tidak usah gerogi begitu, walaupun ini perdana aku VC dengan cowok.

"Mau ngapain lu? Tumben VC," kataku mencoba santai.

"Cuma pengen VC aja," jawabnya.

Aku hanya diam. Mukaku hanya kulihatkan setengah, ya biasalah gak PD kalau lagi VC.

"Mana mukanya?"

"Tuh ada."

"Apaan cuma setengah."

"Masih mending daripada cuma liatin atap loteng mau?"

"Nggaklah."

Dia menampilkan wajah full di layar. Aku baru tahu jika dia memiliki poni, tampak sedikit menggemaskan.

Aku pun mengabadikan momen perdana VC dengan cowok itu dengan cara me-screenshoot-nya.

"Zan, lu merokok nggak?" tanyaku tiba-tiba.

"Nggak."

"Ah, masa?"

"Beneran, kalo merokok bibir zan hitam dong," ucapnya dan malah mendekatkan kamera ke bibirnya.

Iya-iya, tau kok bibir lu merah tanpa lipstik, kagak usah pamer!

"Lah itu hijau," kataku bergurau.

"Apa yang hijau?"

"Bibir lu hijau. Hahaha." Aku malah terbahak sedangkan dia hanya tersenyum tipis.

Garing gak, sih? Ah gak asyik!

"Dah dulu, Lan mau mandi," ucapku.

"Hmm, oke."

Aku pun mematikan panggilan. Kulihat hasil screenshoot-an yang kuambil tadi.

3/10 Where stories live. Discover now