Surat

63 16 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sebelum operasi dimulai.

Saat ini Naya berada didalam ruangan pemeriksaan, jujur sebenarnya ia takut. Naya juga belum siap untuk m4ti, tetapi ia tak bisa jika membiarkan cowok yang ia cintai itu meninggal. Lagipula masa depan Arka masih panjang, dia belum lulus sekolah juga.

Berbeda dengan dirinya, dia sudah menyelesaikan sekolahnya. Walaupun beberapa wishlist yang belum tercapai. Berikut beberapa daftar wishlist yang Naya inginkan.

-Ingin merasakan kasih sayang orang tuanya;
-Ingin pergi ke konser nct;
-Ingin jadi penyanyi terkenal;
-Ingin ketemu Jisung nct secara langsung;
-Ingin jalan-jalan ke Korea sama teman-temannya;
-Dan yang terakhir, Naya ingin datang ke acara kelulusan Arka.

Tetapi ia rasa harus mengubur semua mimpi-mimpinya karena dirinya harus meninggalkan mereka semua.

Naya menunggu dokter yang sedang mempersiapkan operasi, dia memanggil salah satu perawat yang ada disini.
"Mbak, ada kertas sama pulpen ngga? Saya mau minta," pintanya pada perawat itu.

"Ada mbak, sebentar ya." Perawat itu segera mengambil buku dan juga pulpen untuk di berikan pada Naya.

"Ini mbak, buku sama pulpennya."

Naya tersenyum manis sambil mengucapkan terimakasih.
"Makasih ya mbak."

Perawat itu menganggukkan kepalanya, lalu melanjutkan tugasnya.

Naya mulai menuliskan surat untuk beberapa orang tersayang. Jari jemarinya bergerak lincah diatas kertas. Matanya berlinang air mata saat menuliskan surat untuk Arka dan juga Dara. Air matanya merembes membasahi pipinya ia tak kuasa menahan tangis.

Pecahlah pertahanan Naya, akhirnya isak tangis pun terdengar di ruangan tersebut. Perawat yang tadi memberikan buku dan juga pulpen datang untuk menenangkannya.

"Yang sabar ya mbak, saya tau kamu pasti berat untuk meninggalkan orang-orang yang disayangi, tapi setidaknya kamu tidak pergi dengan sia-sia. Kamu hebat, telah memberikan hidupmu untuk masnya itu, dia pasti bangga memiliki pacar seperti kamu," ujar perawat itu sambil memeluk Naya.

Naya mengangguk pelan dipelukan perawat tersebut. "Iya mbak, makasih. Oh iya, ini ada surat untuk cewek yang bernama Dara dan juga untuk pacar saya yang belum sadar. Nanti tolong berikan sama dia ya mbak," ucap Naya dengan suara parau.

Perawat tersebut tersenyum manis. "Baik mbak, mari operasinya akan segera dimulai."

Setelah itu Naya memakai pakaian khusus untuk operasi. Tiba-tiba dokternya bertanya. "Sudah siap mbak Naya?"

Naya mengangguk mantap. "Saya sudah siap Dok."

"Baik, akan saya bius ya. Mungkin agak sakit sedikit."

Virtual Date Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang