Part.19

61 11 13
                                    

Mereka sampai dipenginapan, Sara segera menuju kamarnya lalu merebahkan tubuh lelahnya.

Hidup dikota ini tidak membiarkan dirinya tenang barang sebentar, kenapa jadi banyak hal-hal yang tidak terduga, tanpa berganti baju Sara sudah terlelap ke alam mimpi.

Sementara dikamar sebelah Najak yang merasakan hawa yang tidak biasa dari saudaranya itu menatap seakan bertanya, ada apa dengan dirimu?.

"Aku bertemu dengan gadis yang selalu memperhatikanmu-"

"Menggangguku!" Ralat Najak dengan wajah malas.

"Dia hampir mencelakai Sara" Najak dan Tahel terkejut mendengar penuturan Enzy, bahkan Tahel yang masih merakit lego pemberian Sara sampi berhenti.

"Apa maksudmu Kak Enzy?" Enzy menjelaskan dengan detail apa yang terjadi dengan Sara.

"Sungguh aku tidak mengerti dengan pola pikir gadis itu" Najak menyibak rambutnya bingung, sepertinya gadis itu tipe orang yang tidak bisa dinasehati dengan kata-kata saja.

Ada raut khawatir di wajah Najak, dia sedikit merasa bersalah melibatkan Sara yang tidak tau apa-apa dengan hal kekanakan seperti ini.

"Lalu bagaimana dengan Kak Sara?"

"Dia baik-baik Saja, sepertinya dia sudah tertidur"

---

Tengah malam lagi-lagi Sara terbangun ia merasakan tenggorokannya yang kering melihat ia yang tidak membawa air mau tidak mau Sara harus turun kebawah.

Sebelum turun Sara duduk di pinggir kasur sembari mengedip-ngedipkan matanya untuk menetralisir rasa kantuk setelah berhasil mendapatkan kesadarannya ia segera keluar kamar.

Sara mengikat rambutnya asal sambil menuruni tangga, didapur Sara meminum air segelas penuh terlebih dahulu hingga habis setelah gelasnya kembali kosong Sara mengisinya kembali untuk ia bawa kekamar.

Tapi saat itu ia merasakan angin malam yang sejuk entah masuk darimana, karena takut Bibi Johanna yang lupa mengunci jendela jadi ia memeriksanya sampai di bagian belakang, ada seseorang yang duduk di teras belakang dan membiarkan pintu geser berkaca itu terbuka. Sara mendekat lalu orang itu menolehkan kepalanya. Itu Khan.

"Apa yang kau lakukan Khan?"

"Menjaga kebun Sayurmu" konyol Sara tau itu alasan yang konyol, Sara ikut keluar dan duduk di samping Khan, angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, Sara sangat suka angin malam karena para Manusia Serigala itu sedang tidak ada di penginapan jadi hawa panas yang dihasilkan oleh tubuh mereka sedikit berkurang.

"Kenapa kau terbangun?"

"Aku memang biasa terbangun untuk ambil Air atau mencari angin"

"Belakang ini cuaca sangat panas, apa tahun ini musim panas terpanjang di Greyville" lanjut Sara dengan pandangan menatap langit malam dengan bulan sabit sebagai objeknya.

"Sepertinya begitu, akan terus begitu" Khan berkata dengan lirih di akhir kalimatnya.

"Memangnya kenapa, nanti juga ganti musim kan, biasanya musim dingin datang waktu akhir tahun sekitar bulan Oktober"

"Aku bahkan lupa kapan terakhir kali melihat salju" Khan masih terus mendongak menatap langit malam dengan bulan sabit dan beberapa bintang.

"Tunggu Khan apa maksudmu?" Sara segera memfokuskan pandangannya ke Khan.

"Tidak ada musim dingin sampai aku berumur tujuh tahun"

Maksudnya kota Greyville menjadi kota dengan cuaca tropis, seingat Sara, Mika pernah bilang jika Khan sangat ingin melihat Salju.

DARK MOON - FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang