Kekacauan

23 7 1
                                    

"Di-mana gue?"dia terbangun dan mendapati dirinya berada di jalan sirkuit.

Tap!

"Kakak! Kakak! Bangun Kak!"

Lisa melihat anak kecil yang tadi didorong Van berlari kearahnya. Dia terlihat cemas. Sedikit menggoyang-goyangkan tubuh Lisa. Berharap dia akan segera bangun.

"Lho? Ini... Gue?"Lisa menunjuk dirinya yang sedang terbaring di jalan.

"Kakak! Bangun! Maafin Kira.. Tempat balapannya udah mau kebakaran Kak!"

"A-apa?"Lisa langsung menoleh kearah motornya menabrak. Dan.. Ternyata sebagian dari dinding yang sebelah situ sudah terbakar.

"Dik.. Kamu pergi dari sini ya..."Lisa mengatakan itu ke Kira.

Hening!

Sepertinya Kira tidak dapat mendengarnya. Dia bingung. Bukankah biasanya jika di film-film, suara hantu bisa terdengar. Apakah efek ilmunya yang masih dangkal? Atau efek sinar matahari? Bagaimana pun, dia lupa kalau yang tadi dia pikir hanya terjadi di film saja. Lagipula.. Ini kan malam hari..... Bagaimana sih dia ini? Mana ada sinar matahari waktu malem.

"Kira..."dia terbengong juga karena dia tidak bisa menyentuh Kira. Kalau begitu hantu sama sekali tidak berbahaya.. Lalu apa yang selama ini orang takutkan tentang mereka.

Brum!

Dari kejauhan terdengar suara motor. Dia bingung. Siapa yang datang kesini pada malam hari? Bukankah ini sirkuit geng Hyper. Jarang ada orang yang berani datang ke tempat fasilitas-fasilitas yang beratas namakan geng Hyper. Karena geng mereka dikenal keras, kasar dan kejam.

"Cepat! Liat! Ada asap tuh!"teriak seseorang dari luar. Suara itu terdengar familiar baginya.

"Te.. Kakak?"karena saking terkejutnya, dia hampir memanggil menggunakan namanya.

"Ini.. Kebakaran! Lisa! Lisa! Kamu denger Kakak nggak?"

"Nggak bisa masuk nih! Kebakarannya ada di dekat pintu.."kata anggota gengnya yang lain.

"Gimana nih.. Lisa gua harap Lo baik-baik aja.."terdengar suara Cyian juga dari luar.

"Kalian jangan diem aja! Cepet panggil pemadam kebakaran lah! Pake bengong disitu!"

。◕‿◕。

Sudah beberapa hari setelah kejadian hari itu. Sekarang Cyian, Teo, mamanya Lisa, dan ayahnya sudah berkumpul melingkari sesuatu. Mereka berkumpul di dekat gundukan tanah yang basah karena hujan.

"Lisa.. Karena gue yang nggak sempet nolongin Lo.."terlihat Cyian mengeluarkan setetes air mata.

"Udah.. Gak pa pa.. Jangan nyalahin diri kamu.. Ini semua udah takdir."ayah Lisa akhirnya angkat bicara.

"Tapi Om, Cyian harusnya selalu ngelindungi Lisa, sekali di sisi Lisa.. Kayak janji Cyian dulu.."Cyian tertunduk lesu.

"Udah.. Nggak pa pa.. Tante aja udah ikhlas.."wanita itu, namanya Vika. Tersenyum sambil menangis. Menyakitkan melihat wanita cantik itu menangis.

"Teo.. Kamu nggak pa pa kan? Dari tadi kamu diem aja. Kamu nggak mau bilang sesuatu sama Lisa?"

"Ini semua salah Teo.. Harusnya Teo kemarin nerobos aja apinya"terlihat Teo mengepalkan tangannya kuat.. Sepertinya dia membenci dirinya sendiri.

"Nggak.. Teo.. Bukan Kamu yang menyebabkan semua ini.. Kamu nggak boleh gitu.. Emang kalo Kamu nyalahin diri Kamu gini bisa bikin Kita balik? Pasti Lisa nggak suka kalo kamu kayak gini."ayahnya menasehati dengan bijaksana.

"Ayah bener tuh.. Lisa nggak suka.. Lagipula, kan kematian Lisa udah beberapa hari lalu. Masa Kakak masih galau. Berkurang satu anggotanya nggak ngaruh kan?"Lisa berusaha menghibur mereka. Walaupun dia tahu suaranya tidak terdengar.

"Nggak! Ini nggak bisa dibiarin!"Teo meninju udara lalu bergegas pergi.

"Kamu mau kemana?! Teo!"dari kejauhan Teo mendengar suara mamanya memanggilnya.

"Maaf Mah, Teo harus segera nyelesaiin ini. Biar nggak jauh korban lagi selain Lisa."

"Kakak! Jangan pergi Kak! Ini tuh jebakan!"Lisa berusaha memanggil Teo.

Lisa berlari berusaha mengejar Teo. Tapi tidak bisa. Dia susah pergi menaiki motornya. Sudah terlalu jauh untuk mengejarnya.

"Tan, Cyian mau ngejar Kak Teo dulu."Cyian bergegas pergi. Menaiki motornya.

Lisa melihatnya dan bergegas ikut menaiki motornya. Karena dia tidak mau tertinggal lagi. Dia duduk di jok belakang.

Brumm!

Lisa memeluk Cyian karena dia mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Cyian tahu kalau Teo bersungguh-sungguh, Teo pasti akan mengebut. Dan Teo adalah pembalap andal. Jadi Cyian juga harus bergegas.

Tiba-tiba Cyian merasakan kehangatan yang familiar. Walaupun dia kedinginan karena angin dan hujan deras. Dia merasa ada yang memeluknya. Dan.. Entah kenapa dia merasa itu adalah Lisa.

"Lis, Lo memang selalu ada disisi gue ya.."tiba-tiba hatinya terasa terbakar. Marah dan sedih bercampur aduk. Dan.. Di sisi lain, dia sedikit mendukung Teo. Membalaskan dendam Lisa.

。◕‿◕。

Merubah Takdir.Where stories live. Discover now