Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Lampu koridor menyala otomatis saat mereka berjalan, menambah seramnya suasana. Baekhyun menelan ludahnya, merasa takut. Dia merasa seperti sedang bermimpi buruk dan ingin segera bangun Tanpa sadar, dia mengulurkan tangan dan menggenggam kemeja Sunghoon dengan ibu jari dan telunjuknya, menyebabkan sang alpha berhenti dan berbalik.
Sunghoon melihat ekspresi ketakutan di wajah Baekhyun dan dalam hati memarahi dirinya sendiri karena terlalu ceroboh. Ini pertama kalinya dia turun ke sini dan di sinilah Sunghoon, menyuruh baekhyun berjalan di belakangnya, meninggalkannya sendirian. Tanpa pikir panjang dia melangkah ke arah omega dan memeluknya, dagu bertumpu di atas kepalanya.
"Hei, tidak apa-apa. Aku di sini, di sini bersamamu"
Baekhyun terdiam, tidak mengharapkan pelukan itu, tapi tidak menjauh dari sentuhan yang menenangkan. Dia menarik napas dalam-dalam, menemukan ketenangan menguasai dirinya dari aroma pinus dan kayu cedar, perasaan seperti di rumah sendiri. Perlahan dia mengangkat lengannya sendiri dan menahan Sunghoon kembali dengan erat, Dia mengepalkan kemejanya ke belakang, menempelkan dahinya ke dada Sunghoon, bernapas dalam-dalam. Sunghoon hanya memeluknya.
Baekhyun bergerak lebih dulu, Perlahan melepaskan Sunghoon dan mundur selangkah. Dia mengusap rambut coklatnya, Sunghoon menyaksikan untaian rambut jatuh begitu saja di dahinya.
“Saya….Saya…terima kasih….maaf….” Dia tersendat dalam kata-katanya, sembari menatap kearah tanah.
Sunghoon meletakkan jari telunjuknya di bawah dagu Baekhyun dan mengangkat kepalanya perlahan.
“Kita sudah melewati ucapan terima kasih, bukan?” Dia bergumam pelan sambil menatap matanya.
Baekhyun tidak bisa memalingkan muka. Pemandangan Sunghoon yang menatapnya dengan begitu lembut menarik perhatiannya, membuatnya tidak bisa memutuskan kontak mata. Baekhyun mengambil napas, memberitahunya betapa benarnya hal ini, memberitahunya bagaimana dia harus menerima semuanya. Di suatu tempat dalam bayang-bayang pikirannya, diri rasionalnya berteriak padanya untuk menjauh, melindungi dirinya sendiri, melepaskan diri, ia merasa sulit saat ini untuk mendengarkan diri nya sendiri.
Baekhyun jelas memiliki trauma yang mendalam pada semua alpha semenjak kasus penculikan nya beberapa tahun lalu.
Apakah ini ajaib? Apakah dia menjadi gila? Atau apakah ini sesuatu yang lain? Baekhyun tidak tahu, tapi apa pun yang terjadi, dia merasa seperti ada yang memantrainya. Mantra indah yang tidak ingin dia patahkan. Mungkin kegilaan yang memukau inilah yang membuatnya berjinjit, Mungkin kegilaan inilah yang menyebabkan dia semakin dekat dengan Sunghoon, Kegilaan inilah yang membuat Baekhyun memberikan ciuman lembut, singkat, dan nyaris tidak sampai ke pipi Sunghoon.
