Chapter 3: Word "U"

3.8K 473 17
                                    

Don't Like Don't Read

.

.

.

Warning! Penulisan EYD Kurang Tepat dan Typo Bertebaran⚠️

.

.

.

-Happy Reading-

•●•●•

08.00 AM

Tubuh mungil yang terbalut handuk bayi dari dada sampai mata kaki kini hampir jatuh ketika Anata tengah berusaha menghindari Aluna yang kini ingin memakaikannya baju.

"Kenapa kabur baby? Ayo sini! Nanti kedinginan" ucap Aluna yang juga mengejar si kecil namun sayang, ucapan sang ibu malah terdengar lucu bagi si kecil dan bahkan membuat pangeran kecil itu tertawa.

Aluna berhenti dan menggelengkan kepalanya melihat anaknya yang kini sudah menginjak usia 1 tahun lima bulan terlihat aktif.

Kriet..

Pintu ruang walk in-closet terbuka dan menunjukkan sang ayah yang sudah berpakaian santai seperti biasa ketika ia tidak bekerja hari ini.

"Aduh kenapa sayang?" Tanya Reynard seraya mendekati Aluna yang kini sudah duduk di bibir ranjang tempat mereka tidur.

"Lihat! Anak siapa dia? Kenapa semakin kesini baby Nana semakin sulit memakai baju" Ucap Aluna dengan matanya yang tak lepas dari Anata yang saat ini berdiri di pojok ruang kamar orang tuanya.

Mata bulat menggemaskan dan gigi susu kecil nampaj terlihat ketika si kecil tertawa seolah sang ibu bisa saja kembali mengejarnya.

"Ahh.. papa mau keluar sama mama, baby Nana disini saja ya?" Ucap Reynard sambil menggoda si kecil yang raut wajahnya sudah berubah menjadi tidak suka mendengar ucapan sang ayah barusan.

"No..no...no.." bibir kecil itu mengerucut dengan pipi berisinya yang begitu menggemaskan.

"Tinggal saja ya? Soalnya baby Nana belum pakai baju" tambah Aluna yang ikut menggoda si kecil hingga membuat anaknya itu kini terlihat ingin menangis.

Kaki mungil itu berjalan cepat menuju tempat tidur dengan memegang kuat handuk yang ia kenakan agar tidak jatuh.

"Kut.. Wa Nana!!"

"Tidak.. ayah tidak mau membawa baby Nana" Sudut bibir kecil itu melengkung dan beberapa detik kemudian tangisan itu pecah.

Sambil menangis Anata terus melangkahkan kaki pendeknya dan akhirnya ia telah sampai di depan orang tuanya yang masih duduk di pinggir kasur tersebut. Mata yang sudah basah dengan air mata itu menatap wajah kedua orang tuanya dengan sorot yang tak bisa di tolak oleh Aluna maupun Reynard.

"Tutututu baby Nana sedih tidak dibawa keluar" ucap Aluna sambil mengangkat tubuh mungil itu kemudian meletakkanya di atas ranjang. Setelah itu, sang ibu mulai melepas lilitan handuk yang dikenakann baby Anata dan mulai membaluri minyak telon bayi dan skincare bayi yang lainnya.

Usapan lembut dari tangan Aluna dan Reynard yang kini memberikannya boneka beruang kecil  membuat tangisan itu berhenti.

Reynard yang gemas melihat mata si kecil yang berkaca-kaca itu mengecup gemas pipi bulat sang anak sambil mengusap rambut halus Anata yang mulai mengering.

Story About "Anata" (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora