18. Harapan

193 25 9
                                    

Taeyong menatap sekitar yang menurutnya sangat asing dan tidak pernah dia lihat sebelumnya, ruangan kuno bersuasana elegan serta mewah di penuhi lilin dan satu lampu gantung yang tergantung tepat di tengah-tengah ruangan

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Taeyong menatap sekitar yang menurutnya sangat asing dan tidak pernah dia lihat sebelumnya, ruangan kuno bersuasana elegan serta mewah di penuhi lilin dan satu lampu gantung yang tergantung tepat di tengah-tengah ruangan. Ruangan itu beraroma bunga mawar yang sangat wangi, mungkin siapapun menciumnya akan tambah jatuh cinta dengan bunga mawar serta di hiasi dengan kain berwarna emas, putih, dan merah tidak lupa juga dengan berlian berkilauan yang bergantungan tepat di kain-kain tersebut.

Taeyong menoleh kearah cermin yang tidak jauh dari tempat dirinya berdiri, bisa dia lihat dirinya sedang memakai baju bangsawan dari kerajaannya sendiri, sebuah kain putih menerawang yang menutupi wajah, dan sebuah tiara yang menghiasi kepalanya.

Taeyong telusuri ruangan itu dengan hati-hati, sampai dia menemukan sebuah pintu berbahan kayu jati. Hatinya membawa Taeyong untuk masuk kedalam ruangan itu, dia gerakan knop pintu tersebut membuat pintu terbuka dengan perlahan.

Suara melodi biola yang indah masuk kedalam indra pendengaran Taeyong, melodi itu seperti menghipnotis Taeyong untuk lebih masuk lebih dalam ke ruangan yang bercahaya remang dari lilin yang hidup di sekitar ruangan itu. Taeyong melihat sebuah sofa, meja, piano, dan seseorang membelakanginya sedang memainkan biola dengan tenang bahkan tidak terganggu dengan kehadiran Taeyong.

Taeyong hanya diam membiarkan orang itu menyelesaikan permainan biolanya yang tampak sangat indah dan elegan, Taeyong melihat orang itu berbaju hitam dengan surai pirang, jari lentik yang di hiasi cincin emas, serta sebuah tiara yang terpasang di atas kepala berbentuk bunga mawar yang sangat familiar di mata Taeyong. Orang itu selesai dengan permainan biolanya lalu meletakan biola di atas piano yang tertutup dengan kain merah, orang itu membalikkan tubuhnya dan tersenyum kecil kearah Taeyong wajahnya itu tertutup oleh topeng hitam yang di hiasi berlian berbentuk tetesan air.

Cahaya bulan menjadi penerang yang sangat terang sekarang membuat Taeyong bisa melihat lebih jelas wajah orang bertopeng itu, Taeyong perlahan mendekat dan berdiri di hadapan orang itu yang masih betah tersenyum kecil kearahnya.

"Willkommen, mein Alpha.." suara yang lembut serta senyuman kecil yang di berikan kepada Taeyong membuat Taeyong tidak mengalihkan pandangannya karena dia sudah terjatuh kedalam pesona sosok di depannya sekarang, dia arahkan tangannya ke pipi orang itu yang terasa sangat dingin membuat seperti sebuah aliran listrik di tangannya. Orang itu hanya menikmati usapan Taeyong di pipinya tanpa mengeluarkan suara lagi.

"Izinkan aku melihat wajahmu.." orang itu hanya mengangguk membiarkan tangan Taeyong bergerak kearah belakang kepalanya untuk melepaskan sebuah ikatan topengnya. Taeyong tarik ikatan tersebut sampai membuat topeng hitam tadi lepas dari wajah seorang yang Taeyong yakini adalah seorang matenya.

"Yangyang.. Kau manis sekali.." Yangyang hanya terkekeh kecil mendengar pujian dari Taeyong yang sekarang masih betah menatap wajahnya dengan tatapan memuja. Tangan Yangyang bergerak untuk mengelus leher Taeyong dengan lembut bahkan mengalungkan tangannya di leher Taeyong membuat Taeyong langsung memeluk pinggang ramping miliknya.

Wahrheit [YongYang]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ