Chapter 10: The Hospital

4.1K 473 69
                                    

🍀🍀

Sambil meneteskan air mata, Wendy memandang anaknya sambil menggenggam tangan dinginnya erat. Dapat ia lihat masker oksigen yang menghiasi wajah anaknya dan selang-selang yang ia tidak kenali. Di sampingnya juga ada mesin EKG yang suaranya memekakkan telinga, namun Wendy sangat bersyukur bahwa itu tandanya jantung Arthur masih berdetak dengan baik. 

Ia tidak tahu lagi harus bagaimana menanggapi kondisi ini. Rafael, sang tangan kanan Arthur telah menceritakan semuanya. Ia pikir setelah kematian sang istri, Arthur akan merelakan kematiannya dengan baik karena selama ini walau terlihat cuek, Arthur masih cukup peduli dengan sekitarnya. Tetapi ternyata, ia masih sangat terpukul akibat kejadian itu.

Jangan salah, Wendy dan Henry seringkali mendapat laporan bahwa Arthur suka sekali mengarahkan bodyguard untuk berjaga-jaga di sekitar orang yang ia sayangi. Arthur sering berhenti di depan gerbang sekolah Julian dan Alvian untuk memastikan apakah mereka dijemput oleh supir. Terkadang bahkan walau Arthur tidak pernah datang ke acara pengambilan rapor tapi ia suka mengintip rapor mereka.

Wendy mengakui bahwa ia lalai. Sebagai ibu, ia lalai karena sampai saat ini belum mengerti dengan karakter Arthur. Bagaimana mungkin Wendy tidak mengerti kalau Arthur itu anak yang suka memendam rasanya sendiri. 

Bahkan dari kecil disaat Wendy harus menenangkan tangisan Andra karena berebut mainan dengan temannya, ia hanya mendapati bahwa mainan kesukaan Arthur diambil oleh temannya tanpa perlawanan atau rengekkan. Saat ia mencoba bertanya Arthur hanya membalas bahwa ia bisa meminta untuk dibelikan yang baru padahal Wendy tau ia sangat sedih karena mainan itu adalah kesayangannya karena merupakan pemberian Henry yang hanya sesekali pulang dari bertugas.

"Mama, minta maaf. Selama ini, mama gagal untuk mengerti kamu." bisik Wendy di samping telinga Arthur. 

Diruangan Arthur hanya tersisa Wendy, Henry dan Alvian sedangkan yang lainnya memilih untuk pulang karena takut mengganggu, namun masih dapat Wendy lihat Aaron dan Andra yang duduk di depan ruangan sambil menundukkan kepala mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diruangan Arthur hanya tersisa Wendy, Henry dan Alvian sedangkan yang lainnya memilih untuk pulang karena takut mengganggu, namun masih dapat Wendy lihat Aaron dan Andra yang duduk di depan ruangan sambil menundukkan kepala mereka.

Wendy sangat merasakan perasaan sedih, karena seharusnya ini adalah hari yang membahagiakan karena setelah waktu yang lama akhirnya keluarga Alexandre berkumpul lagi dikarenakan Aaron yang akhirnya cuti dari kesibukannya bertugas di tentara dan Silva (Istri Andra) yang sedang berlibur dari pekerjaannya di luar negri.

Wendy memandang Alvian dengan sendu, ia tidak tau bagaimana perasaan Alvian setelah Rafael menceritakan bahwa selama ini ayahnya sering menyembunyikan rasa sakitnya. Ia pasti sedang menyalahkan dirinya karena tidak mengetahui apapun tentang penyakit sang ayah.

Di sisi Arthur, Alvian memandang sang ayah dengan linglung. Ia tidak mampu menggambarkan perasaan yang ia rasakan setelah mendengar cerita dari Rafael. Sedih, marah, kecewa semuanya bercampur menjadi satu. 

Ia tidak dapat membayangkan bagaimana sang ayah kesakitan sendirian tanpa satupun yang menemani apalagi dengan Julian yang berkuliah di luar negeri dan Alvian yang terlalu pengecut untuk mendekati sang ayah karena takut ditolak. Pasti ayahnya merasakan kesepian yang teramat besar.

the heart of a fatherWhere stories live. Discover now