Chapter 4: The Protagonist

3.3K 326 8
                                    

🍀🍀

Joe Houston, seorang pemuda kelas 3 SMA yang merupakan protagonis pria di novel 'The Seventh Curse.' Joe merupakan identitas kehidupan ketujuhnya. Setelah mengalami demam pada saat berumur 10 tahun, Joe mulai mendapatkan ingatan akan kehidupannya yang sebelumnya.

Mulai dari menjadi gelandangan sampai menjadi pengusaha kaya telah ia rasakan. Namun, ada satu hal yang sangat membekas dari sekian banyak kehidupan yang ia alami. Sosok wanita yang akan selalu ia cari di setiap pergantian kehidupannya.

Masih ia ingat senyum manis dan tawa merdu yang selalu menemani. Akhirnya, doa yang selama ini ia minta terkabul. Dia, Leticia Borgia, wanita anggun dengan senyum lembutnya membuatnya menyadari bahwa akhirnya Tuhan mengabulkan permohonannya.

Namun, ternyata kisah cintanya tidak akan semudah yang ia kira. Kehadiran orang-orang dan janji yang mengikat dimasa lalu membelenggunya untuk mendekap erat sosok sang kekasih hati.

Pada sebuah ruang kelas terdapat seorang pemuda tampan yang sedang membenamkan kepalanya di atas meja, suara gaduh mengisi ruangan tersebut dikarenakan guru yang mengajar sedang berhalangan hadir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada sebuah ruang kelas terdapat seorang pemuda tampan yang sedang membenamkan kepalanya di atas meja, suara gaduh mengisi ruangan tersebut dikarenakan guru yang mengajar sedang berhalangan hadir.

Tiba-tiba, terdapat sekelompok pemuda yang memasuki kelas itu. Ruangan menjadi hening sampai membuat Alvian mengangkat kepalanya untuk melihat. Sekelompok pemuda tersebut kemudian berjalan ke arahnya.

"Yoo, bro kemaren kenapa lo gak masuk?" ucap pemuda tampan yang tiba tepat di sampingnya. 

"Ayah gw sakit." balasnya singkat. 

"Singkat amat deh." ucap pemuda lainnya. 

Mereka adalah sekelompok pemuda yang memiliki nama 'Salvador' yang terdiri dari Alvian Alexandre, Joe Houston, Cesar Blackwell, Mara Hartono, dan Wisnu Wiliam.

"Eh tapi tumbenan banget, lo gak diapa-apain kan sama bapak lo?" ucap Cesar. 

Arthur menangguk, "udah baikan." lanjutnya pelan sambil tersenyum kecil. 

"Wih beneran? kalo gitu selamat deh semoga bakal terus kaya gitu." kata Mara sambil tertawa senang. Tidak heran, mereka semua sudah mengetahui bagaimana hubungan antara Alvian dan ayahnya.

"Berarti besok bapak lo bisa dateng ke acara pertemuan orang tua kan?" tanya Wisnu. 

Alvian pun termenung, "belom nanya." balasnya singkat. Alvian berpikir akan segera menanyakan hal tersebut setelah ayahnya pulang kerja. Ada sedikit perasaan takut dan gugup, ia takut ayahnya akan menolak untuk mendatangi acara tersebut.

'Bagaimana kalo ayah sibuk?'

'Bagaimana kalo ayah tidak terlalu peduli tentang hal itu?'

Lamunannya terhenti sesaat setelah bel tanda istirahat berbunyi. Ia kemudian ditarik oleh teman-temannya untuk menuju ke kantin.

the heart of a fatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang