kedelapan

109 5 0
                                    

Udara malam semakin dingin, setelah pulang dari rumah Arisha, Sonya berbelanja kebutuhan untuk seminggu dan beberapa peralatan sekolah. Saat ingin memesan taksi online Newt mengabari bahwa dia akan menjemput Sonya. Tapi sudah hampir sejam menunggu Newt belum datang juga.

"Niat jemput ga sih tuh orang? Seharusnya sekarang gue udah dirumah dan bersiap tidur," kesel Sonya dan memasukkan hp nya di saku dengan kasar.

Tatapan Sonya beralih ke wanita cantik yang dia temuin tadi siang, wanita itu juga seperti nya sedang menunggu seseorang. Sonya ingin menyapa tapi dia terlalu segan, bagiamana jika wanita itu lupa dan menganggap Sonya tidak sopan?

" Sonya!"

Sonya tersentak " iya? Loh bang Anton?"

" yuk pulang," Anton menarik tangan Sonya dan membawanya ke depan sepeda motor Scoopy kesayangan Anton.

" kemana bang?" Tanya Sonya bingung.

" ya ke rumah lo, kemana lagi coba,"

" tapi aku di jemput bang Newt, bang Newt nya mana?"

" Dia ga bisa, masih taruhan game, parah tuh abang Lo, dah kalah ga pernah terima," jawab Anton mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat Newt kalah tanding dan tidak terima hingga dia bermain berkali-kali. Itu juga termasuk alasan kenapa Newt lama menjemput Sonya.

Amarah Sonya memuncak, kalau memang tidak niat menjemputnya tidak perlu bilang bakal jemput! Dasar Newt sialan, tunggu balasan gue!

***

Newt berjalan lesuh menuju dapur, perutnya terasa sangat lapar, dia baru ingat habis bermain tadi dia tidak makan apapun hanya meminum soda yang di beli Anton, Newt meraih lemari pendingin dan memeriksa apakah ada makanan yang bisa di makan.

" kemana semua makanan? Kok hanya sayur? Tadi kek nya Sonya belanja?" Monolog Newt karena tidak mendapati makanan bahkan makanan siap saji sekalipun. Dari pada bengong di depan lemari pendingin Newt menghampiri Sonya di kamarnya, jam segini Sonya pasti belum tidur.

Tanpa mengetuk pintu Newt masuk ke kamar Sonya dan melihat Sonya sedang membaca buku, sok rajin sekali adiknya itu.

" bikini makanan dong dek," ucap Newt dan duduk di samping Sonya. Sonya tidak menanggapi ucapan Newt, dia masih marah, apa manusia satu ini lupa kesalahannya? Oh pasti, dia manusia jahat.

" dek."

"Dek??" Panggil Newt yang ketiga kalinya. Kesel tidak di tanggapi Newt merampas buku yang dibaca Sonya dan melemparkannya kearah pintu. Sonya terkejut, apa-apaan Newt sialan ini!!

" apasih!" Jawab Sonya marah sambil berniat mengambil bukunya kembali namun ditahan Newt.

" gue mau makan, lapar, buatin sekarang."

"Gamau, buat sendiri." Sonya menarik selimutnya memutuskan untuk tidur, demi apapun Sonya susah sekali menahan tawanya, membuat Newt kelaparan adalah balasan nya, rasakan sendiri.

" gue lapar Sonya, ga ada apapun yang bisa di buat di dapur, hanya sayur, kan lo tau gue ga suka sayur," panjang lebar jawaban Newt dan tidak ada respon apapun dari Sonya.

Hening sebentar, apa yang terjadi? Newt sudah pergi dari kamarnya? Tapi tidak ada gerakan orang keluar dari ranjang, pikir Sonya sambil terus menutup matanya rapat-rapat.

" awssss," ringisan Newt membuat Sonya buru-buru berbalik.

" kenapa bang? Sakit? Perutnya sakit?" Tanya Sonya khawatir. Newt terus menundukkan kepalanya yang membuat Sonya semakin takut.

" Abang....jawab Sonya dong, perutnya sakit? Yasudah ayo makan, Sonya buatin,"

Dasar Sonya, kemana niat pembalasanmu? Kenapa dirinya selalu tidak tega dengan Newt, padahal Newt tega-tega saja dengannya, bahkan dulu pas kecil saat kedua orang tua mereka tidak di rumah, Newt mengunci Sonya di kamar dan tidak memberi makan Sonya pagi dan siang, Newt mengunci Sonya di kamar agar Sonya tidak menggangu Newt bermain dengan bulan tetangga masa kecil mereka.

Sonya bangun dari duduknya, dia akan membuat makan malam untuk Newt, takut perutnya semakin sakit, namun lagi-lagi Newt menahan tangan Sonya dan membawanya kedalam pelukan Newt. Pelukan itu sangat erat, Sonya masih terdiam, sekarang kenapa lagi manusia satu ini?

Newt memeluk Sonya dengan rasa sayang, " Abang lapar adee, perutnya sakit," rengek Newt.

Astaga kirain kenapa rupanya manjanya keluar, itu tandanya Newt tidak pura-pura sakit. Sonya membalas memeluk Newt dan mengusap punggung lebar abangnya.

" Iyah, kita ke dapur sekarang, makanya jangan bandel," setelah perkataan itu Sonya melepaskan pelukan dan membawa Newt menuju dapur.

Karena Newt tidak ingin makan sendirian dengan terpaksa Sonya ikut makan dengan Newt, Sonya senyum malu karena Newt selalu memuji masakannya, Newt tidak pernah lupa walau hanya sekedar mengucap kata "selalu enak" abangnya ini memiliki banyak kelebihan termasuk membuat mood Sonya buruk dan mengembalikannya lagi. Apa semua Abang di dunia begitu? Pikir Sonya.

" kemana tadi lo sembunyikan makanan?" Tanya Newt sinis, tuh kan baru dua menit kenyang balik lagi nyebelinnya.

" sibuk aja, rahasia dong" jawab Sonya mengambil piring Newt untuk di cuci. Newt menarik baju Sonya dan mendudukkan adiknya itu di pangkuannya.

" apa sih bang?!" Sejak kapan Newt sialan ini suka narik-narik?

" Lo sengaja kan??" Tanya Newt balik, tatapan mereka sangat dekat. Mata Newt menajam.

" Ga, em... emang tadi belanjaannya belum di susun aja,"

"Bohong,"

" Ga bohong,"

Setelah menarik Sonya yang membuat dirinya terduduk dipangkuan Newt, sekarang Newt mendorong Sonya dan membuat Sonya terjatuh. Newt meninggalkan Sonya begitu saja di dapur. Untung piringnya tidak pecah.

"Dasar Newt anjing!" Teriak Sonya yang mungkin hanya dinding dan peralatan dapur yang dapat mendengar. Tolong berikan tutor untuk menjadi manusia tegaan seperti Newt.

Bersambung...

A Problem Where stories live. Discover now