06.

4.5K 29 0
                                    

Pukul 7 malam, Ayyra nampak sibuk memilih pakaian di lemari, ia mengira-ngira pakaian apa yang cocok ia gunakan selama dua hari di kota Jecho, kota para orang-orang elit.

Sambil memilah baju dan menata barangnya, tak lupa Ayyra mengecek kembali tas branded yang ia beli, khusus untuk Jane. Tas coklat dengan aksen emas, dilengkapi box dari brand mewah itu serta ada pita hitam diatasnya.

“Oh IYA, surat ucapan!” Ayyra baru mengingat sesuatu hal yang penting, ia meninggalkan kegiatan lain dan mulai berjalan menuju meja belajarnya, lalu mengambil kertas coklat koleksinya untuk ditulisi sesuatu.

___________

[Next Day]

Pukul 8 pagi gadis bermata coklat gelap itu duduk di boarding room, menunggu panggilan keberangkatan menuju kota Jecho, bersama Bi Ani, Rion, dan Pak Arif selaku bodyguard yang disewa oleh Altezza.

Sedangkan pria keturunan Asia dan Eropa itu sengaja tidak ikut dalam keberangkatan kali ini, karena masih harus menyelesaikan berkas-berkas di kantornya, dan ia bilang akan menyusul tepat saat acaranya mulai.

Ayyra merasa lebih tenang tidak melihat pria itu, bukannya apa, dia hanya tidak suka saat jantungnya berdegup tidak jelas, perasaan itu abstrak dan sulit dipahami, jadi akan lebih baik jika tidak melihat pria itu.

“keren! Kapan-kapan pak Arif ajarin Rion main tembak ya!” ucap Rion antusias mengobrol dengan bodyguard-nya, pria dengan pakaian casual namun cukup tinggi dan berotot, hampir sama dengan Altezza yang 5 Senti lebih pendek dari pak Arif.

“itu bukan sesuatu yang bisa dimainkan sembarangan, tuan muda. Nanti ketika tuan muda sudah cukup umur pasti tuan akan mendapat pelajaran itu, mungkin bahkan dari orang yang lebih mahir daripada saya.” ucap pak Arif baik-baik agar Rion bisa mengerti.

“siapa yang lebih mahir? Pak Arif itu paling bagus di dunia snipper, itu kakak yang bilang.”

Pak Arif langsung salah tingkah dibuat-nya.

“benarkah? Waduh, Tuan Al selalu berlebihan.” ujar Pak Arif.

“Nanti kita berkuda bareng ya pak, mungkin kita bisa main tembak di hutan juga sambil berburu.”

Ayyra hanya mampu menarik nafas, menahan rasa tercengang-nya mendengar Rion membicarakan hobi yang hanya bisa dilakukan oleh para sultan saat ini, meski dengan nada yang biasa saja.

“[Selamat pagi, hadirin sekalian. Ini adalah pengumuman boarding bagi penumpang ABC Airlines dengan nomor penerbangan 451B ke Kota Jecho...]”

Suara boarding call membuat mereka semua berdiri dan segera menuju gerbang dimana pesawat mereka siap mengangkut mereka.

_____________🍵🍵🍵🍵____________

[Another Side]

“so? Ada apa nih ngajakin gue ketemu gini, Bapak Aldo Hermawan?” ucap Jihan, gadis berambut hitam sebahu, dengan bando putih dan pakaian casual, baju putih lengan panjang dilengkapi celana panjang putih tulang.

Aldo diam sejenak berusaha merangkai kalimatnya, “lo bisa santai dulu aja kali, gak perlu langsung”

of course harus to the point. Gua ada kerjaan habis ini, lagipula gua paham kok Lo mau bahas Ayyra. Am i right?” ujar Jihan.

“Yeah, oke. Gua cuma mau tanya, apa selama ini Ayyra punya pacar?”

“Engga, dia bukan cewek gila yang akan terima boncengan Lo padahal punya pacar.”

Aldo tersenyum kecil, “tapi kemarin dia di jemput cowok. Lo tau siapa dia?”

sugar daddy-Nya Ayyra mungkin.” jawab Jihan asal

Fallin Love to My Step BrotherWhere stories live. Discover now