01.

14K 65 0
                                    

[Ayyra POV]

"happy birthday my lovey daughter!"

Pesan yang ku baca lewat SMS ponsel. Dari seorang wanita parubaya cantik, yang kupanggil mama.

"thank you ma!" setelah matikan ponsel, aku kembali fokus pada acara di hadapanku, dimana aku dan semua temanku duduk melingkar di ruang VIP bar favorit kita, merayakan ulangtahun ku.

"Doa terbaik buat sahabat kita, Ayyra Anastasya! Bersulang!" ucap temanku dan disambut dengan yang lain, kami menyodorkan minum ke udara lantas segera meminumnya. Bukan, bukan alkohol hanya soft drink dan coffe.

"semoga cepet dapet pacar,"

"semoga duit makin melimpah, meskipun bokap angkatnya CEO."

"semoga makin pinter,"

"semoga tete nya makin besar,"

"mulut Lo anjing!" ucap ku spontan mendelik ke salah satu dari ke empat sahabatku. Yaitu Jihan, gadis berambut sebahu, paling normal, tapi bohong.

"hahahah,"

Setiap menit kami gunakan bercanda, bercerita masalah masing-masing, bahkan isu yang lagi booming. Menurut lu A atau B yang salah, atau masalah politik pun dibahas oleh kami.

"Ayyra, Lo yakin bakal pulang malem? Gak dicariin nyokap bokap?" tanya Emeli, sahabat berambut kepang dua berwarna ombre silver hitam.

"Sans guys, nyokap bokap gue lagi ngurus bisnis di Qatar, baru berangkat Minggu lalu dan kemungkinan bisa sampai dua bulanan pergi. Itu kenapa gue berani ngajak kalian ke bar begini."

"asik dong, dirumah sendirian. Mau kita nginep?" tanya sahabat berambut coklat dan topi baseball merahnya, Ruby.

"umm, itu masalahnya. Gue gak dibiarin tinggal sendiri, alias sekarang tinggal satu apartemen sama saudara tiri gue." terang ku kikuk.

Keempat sahabat ku lantas menganga dan membulatkan mata mereka, "SAMA ALTEZZA BIANTARA?!" tanya mereka serentak, sampai aku gelagapan ingin menutup mulut mereka satu-satu.

"yang tenang dong masyarakat!"

"gilak! Lu serius?"

Aku mengangguk sebagai jawaban. Tentu saja mereka kaget, meskipun sudah tahu siapa saudara tiri ku, Altezza, pria lebih tua lima tahun dariku, pemegang saham terbesar kedua di Fultra Croup setelah papa Bima. Orang yang cukup populer, karena mampu menjadi pengusaha muda dengan kekayaan paling besar ketiga di Indonesia. Banyak persoalan bisnisnya yang menjadi daya tarik orang-orang, termasuk wajah tampan dan kharismanya yang luar biasa.

"WAK LO HARUS CERITA BANYAK!" tagih Liliana sahabat ku yang berambut pendek imut itu, berakting setengah menangis.

"gimana ya, intinya gue mulai tinggal sama dia sejak seminggu lalu, dan gue juga jarang ketemu beliau. Orangnya sibuk, pulang waktu malem aja, terus pagi buta udah berangkat. Tapi pernah sih sekali di hari Minggu gue lihat dia berenang."

"AAAAAAA!!!!" para gadispun spontan teriak meleleh bak ice cream ditengah musim panas.

"bagus gak badannya?" tanya Ruby

Aku menarik nafas, karena aslinya juga tidak kuat diminta membayangkan betapa bagusnya tubuh pria itu. "udah ah, gue juga gak lihat jelas."

Perbincangan kami berlanjut sampai tak terasa jam menunjuk pukul 22.10 dasarannya kami remaja jompo, juga biasa rebahan dan tidur dibawah jam sembilan, acara malam ini membuat kami lelah dan memutuskan pulang.

"thanks a lot ya Ayyra! See you tomorrow!" ucap sahabat-sahabatku.

Mereka pulang duluan, sedangkan aku harus membayar pesanan sebelum akhirnya keluar dari bar itu. Dengan mata yang sudah seperempat Watt ku coba mengecek ponsel untuk melihat taxi online, sebelum akhirnya satu klakson mengagetkan jantung mungilku.

/TIN!

"anj-"

jendela dari mobil BMW hitam didepanku yang entah milik siapa perlahan terbuka.

Jangan-jangan..

Fallin Love to My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang