05.

5.3K 44 0
                                    

Di suatu ruangan bernuansa coklat putih, berfasilitas bak hotel dengan AC, Sofa, Televisi bahkan ada kulkas pribadi, ini jelas bukan kamar hanya ruang kerja Direktur utama Fultra Croup.

Altezza tengah sibuk membaca laporan dari kepala divisi A mengenai event yang akan dijalankan bulan ini, matanya fokus dan penuh niat, ia berencana menyelesaikan semua hari ini karena harus ambil cuti besok.

/Kling

Handphone Altezza berbunyi singkat, tanda satu pesan baru saja masuk. Ketika melihat siapa sang pengirim pesan, Ezza sedikit menaikan satu alisnya, karena ini bukan seperti biasa.

Ayyra Anastasya.:
“gua butuh credit card.”

Altezza:
“mau beli apa?”

Ayyra Anastasya.:
“tas baru, gua udah bilang mommy & daddy.”

Altezza:
“hm, nanti gue kasih, pulang sekolah.”

Altezza meletakkan handphone kembali ke nakas saat tak ada jawaban dari Ayyra, ia kembali fokus ke dokumen dan komputernya. Sampai tak lama suara pintu diketuk oleh seseorang.

/Tok tok..

“masuk.”

Athar masuk membawa beberapa berkas lain, “selamat siang Direktur, ini ada beberapa laporan yang masih harus anda tanda tangani.”

“data pengeluaran bulan ini sudah dibuat?” tanya Altezza

“sudah, semua lengkap dengan pemasukan dan labanya. Jadi satu dengan dokumen map merah.” jelas Athar

“oke, gue minta Lo handle sisa pekerjaan gue, soalnya nanti jam dua gua harus cabut.” ujar Altezza membuka satu-satu dokumen baru itu.

“kemana? Tumben di luar jadwal?” tanya Athar

“ada urusan,” jawab Altezza

“penjelasan Lo agaknya agak ga jelas.”

“bayar pajak.”

“yaa, anggap aja gue percaya.” Athar tak berniat tanya lebih jauh, “omong-omong, di acara Jane nanti bakal ada Miss Lollipop. Lo gak apa?”

Altezza mengernyitkan alisnya, otaknya berusaha mengingat nama yang disebutkan Athar, setelah mendapat gambaran, wajah pria itupun lantas kembali datar.

“kenapa juga dia harus Dateng?”

“Jane punya brand yang ambassadornya si Lollipop. Dia influencer juga, udah target adik lu ngundang orang-orang terkenal.”

“hm,”

“apa-apaan ekspresi itu? Seneng atau sedih?”

“kesel sat.”

.

.

[Another Side]

/Kringgg..

Bel sekolah berbunyi menandakan jam sekolah yang melelahkan telah usai, sehingga para murid memasukkan barang mereka dan keluar kelas, begitupun dengan Ayyra, gadis bermata dark brown itu keluar menuju lapangan menjumpai sahabat-sahabatnya.

“najis, sok ganteng.” ucap Jihan menatap sosok tinggi di sudut lapangan tengah duduk sedangkan berdiri seorang gadis didepannya, mereka tentu Aldo dan Anna.

“cocok deh mereka, sama-sama murah, sok ganteng sok cantik.” ucap Emeli, memicing kearah mereka.

guy's stop. Behave.” ujar Ayyra menepuk bahu Emeli, dan meminta ke empat temannya segera ke halaman depan untuk menunggu jemputan.

“sumpah, nyebelin banget muka sok ganteng Aldo, gua harusnya tau dia memang gak worth it.” ucap Ruby sambil membenarkan topi baseball coklat kesukaannya.

Kini mereka berlima berjalan di area halaman depan sekolah, yang kanan kirinya penuh pohon rindang dan tempat duduk.

“tapi karena ini Ayyra jadi tau buat gak mikirin perasaan Aldo lagi, cut off aja Ra kalau lo memang muak.” ucap Jihan, merangkul Ayyra

“iya iya, gue juga gak mikirin soal itu, cuman kesel aja dia terang-terangan mainin gue, meskipun gua jadi lega juga.” jawab Ayyra lalu meminum es susu dari gelas starbuck ditangannya.

Saat asik mengobrol hal lain sambil menunggu jemputan, tiba-tiba Liliana si baby face itu mengguncang lengan Ayyra dengan tidak sabaran.

“Ra! Ra! itu!! Itu!!”

Melihat semua sahabatnya melongo dan kaget ditempat Ayyra jadi kebingungan, “Apa sih?”

Tatapannya pun ikut tertuju pada objek yang sama, dan tak butuh waktu yang lama matanya melebar, sama lebarnya dengan yang lain.

Pria tinggi, tegap menggunakan kemeja putih dengan satu kancing atas terbuka, dan lengan yang dilingkis, tengah berdiri menyandar di mobil BMW hitamnya, sambil memainkan ponsel. Semua siswi bahkan siswa SMA sesekali menatap dan berbisik memandang pria tampan itu.

“psst, cowok itu ganteng banget.” bisik-bisik para gadis.

Merasa sensitif dengan keberadaan orang yang ditunggu, pria itu menoleh dan menatap langsung mata salah satu gadis yang tentu saja adalah Ayyra.

“Mimpi apa gue semalem Gusti!! Ada kak Altezza !!” ucap Jihan exited.

“Ya Tuhan minimal jodoh saya begini bentukannya gapapa, ikhlas saya.”  ucap Liliana mulai merapal doa.

“buruan sana, udah dijemput tuh!” ujar Ruby menyenggol-nyenggol lengan Ayyra.

Ayyra yang tadi diam ditempat karena bingung, kini mulai tersadar, apalagi ketika gerombolan anak basket muncul di dekat mereka.

“gua duluan ya guy's, udah dijemput.” dengan kerennya Ayyra berkata demikian.

“AAAA!!” sahabat-sahabatnya cuma bisa berteriak sanking pinginnya di posisi Ayyra.

Gadis berkulit kuning langsat nan tinggi semampai, dengan rambut coklatnya yang tergerai, berjalan kearah Altezza.

“siapa yang minta di jemput?” tanya Ayyra agak sinis

Altezza menurunkan wajahnya dekat dengan gadis itu yang lebih pendek darinya. “katanya minta credit card?”

/Deg.. deg .

“ta–tapi kan bisa di rumah.” jawab Ayyra tak berusaha mundur dari tatapan intens Altezza.

“gue maunya disini,” ucap Ezza tanpa bantahan.

“cih, by the way lo abis makan apa? Wafer?” Ayyra mengangkat tangannya mengusap sudut bibir Altezza yang tersisa remahan wafer yang samar tapi jelas baginya yang sedekat itu.

Merespon tindakan Ayyra, tangan Altezza merengkuh lembut pinggang gadis itu posesif.

/Deg.. deg ..

Gilak! Batinnya. Ayyra kini pipinya pasti sudah merah padam, dan matanya membelalak, sedangkan Altezza tak hentinya menatap intens wajah Ayyra.

“p–pulANG YUK,” Ayyra menarik dirinya salah tingkah, dan berjalan menuju pintu mobil BMW hitam milik Altezza.

Sedangkan pria itu tersenyum, masih diam sejenak, sambil matanya sekilas melirik kearah seseorang yang memerhatikan ia dan Ayyra sejak tadi, dia adalah.. Aldo.

.

.

//Long time no see y'all! I know ini lama banget up nya, but I'll try my best as always.

Meski gak menentu makasih banyak buat yang vote, dan masih setia baca, i love you to the moon and back guys cie elaaaa..

Kita ketemu lagi next chapter! See you all!//

Fallin Love to My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang