02. Pulang

367 70 36
                                    

Die For You - The Weeknd

KOMEN YANG BANYAKK YAA BIAR UP CEPET & TIAP HARII UPNYAAA

Selamat membaca!
_________________

"Biyya, ini?" tanya dia sekali lagi membuat gue meneguk ludah kasar.

"I-iya, Kak."

Cowok itu menjauh dari tubuh gue setelah ngambil toples yang gue mau. Gue tersenyum canggung, menggaruk pipi gue yang gak gatel sama sekali.

"Makasih," ucap gue merebut toples dari genggaman cowok yang udah lama gak pulang ke rumah.

Setelah dapet apa yang gue mau, gue langsung cabut buat menghindari tatapannya yang tajam. Apa dia masih galak kayak tiga tahun yang lalu?

"Kamu gak kangen sama saya?" gue gak menggubris, langkah gue makin cepet buat keluar dari dapur.

"Biyya!" Dia menaikkan nada suaranya yang langsung membuat gue berhenti.

Gue balik badan menghadap cowok tergalak yang pernah gue temui itu. Rasanya canggung, tiga tahun kita gak ketemu sama sekali, komunikasi hanya lewat chat, bahkan telepon aja kita jarang banget.

Namanya Arion, gue udah nganggap dia itu Kakak gue. Kenapa? Ya karena gue gak punya Kakak karena anak pertama, hahahahha. Bunda sama Ayah juga udah nganggap Kak Arion itu anaknya. Dari jaman gue SD, Kak Arion dan Kak Bintang‐-adiknya Kak Arion suka makan di rumah gue setiap hari, terkadang mereka menginap.

Saat Kak Arion umur 12 tahun dan Kak Bintang umur 9 tahun, mereka udah ditinggal meninggal sama Tante Dena, Mamanya. Gue kurang tahu pasti apa penyebab meninggalnya Tante Dena, dulu pernah gue tanya ke Bunda alasannya apa. Kata Bunda kalau Tante Dena itu kecelakaan, gue ngangguk prihatin waktu kecil karena gak ngerti sama sekali.

Semenjak itu, Bunda dan Ayah turut andil dalam mengurus Kak Arion dan Kak Bintang. Om Ardi‐-Papa Kak Arion sekaligus sahabat baik Ayah selalu sibuk sama urusan kerjaannya. Om Ardi lebih memilih kerja untuk mengalihkan perhatian karena ditinggal pergi istrinya.

Ah, ya, Tante Dena meninggal bersama Syaqil, anak bungsunya, yang tak lain adalah adik perempuan Kak Arion dan Kak Bintang.

Kak Arion yang awalnya pendiam makin pendiam setelah ditinggal sama Tante Dena dan Syaqil, Kak Bintang gak terlalu berubah, Kak Bintang masih jadi orang yang sama, terkadang dulu saat kecil gue selalu mergokin Kak Bintang ngelamun.

Di antara Kak Arion dan Kak Bintang, gue paling deket sama Kak Bintang karena dia itu cowok yang bener-bener ngejaga gue, suka jajanin gue, humoris dan juga gak pendiam, cuek, pemarah, nyebelin seperti Kakaknya.

"Kenapa?"

"Hah?" gue gak ngerti, ini dia langsung tanya kenapa, maksudnya kenapa apanya? Kebiasaan kalau jawab atau tanya cuma pake satu kata.

"Pergi," balasnya.

Gue diem karena masih gak ngerti, maksudnya dia nyuruh gue pergi gitu?

Gue mengangguk, mungkin dia juga canggung ketemu gue. Kembali gue balik badan meninggalkan dapur.

"Gazbiyya." Tangan besar tadi memegang lengan gue, kembali gue mendongkak buat liat wajahnya.

OHO, BERANI-BERANINYA DIA BUANG MUKA BUAT MENGHIDAR DARI TATAPAN GUE?!

Sejelek itu kah muka gue?

Harga diri gue terluka, sumpah ini mah demi telur gulung Mang Tono.

"Apa sih, Kak? Bukannya tadi nyuruh gue cabut, ya?" Gue bertanya lebih dulu, karena si kutu kupret ini gak ngomong apa-apa lagi.

One Step CloserWhere stories live. Discover now