SE - Bab 11 : quality time with friends

47 7 5
                                    

Bryan bersama yang lain berada di kantin, mereka menikmati waktu jam kosong mereka karena para guru dan komite tengah melangsungkan rapat besar yang membuat seluruh murid di sekolah ini mengalami jam kosong.

Banyak yang menyibukkan diri dengan ekstrakulikuler atau sebagai himpunan sekolah, namun Bryan dan yang lain sama sekali tidak ada niatan menyibukkan diri.

"Gimana tuh kabar Chelsea? Kok ngilang gitu?" Tanya Satya memulai perghibahan hari ini.

"Gak tau, ya biarin ajalah. Lagian udah gak ganggu elu 'kan, emangnya lu mau di ganggu Chelsea lagi?"

Apa yang di tanyakan Zain membuat Satya menggeleng. Ia bahkan tidak Sudi untuk berkontak mata dengan Chelsea, apalagi jika di ganggu seperti dulu.

"Hahaha gua jadi inget, dulu Satya di tempeli Chelsea kayak perangko aja. Mana Satya melas banget hahaha.." tawa Diki.

Satya menggembungkan pipinya kesal, ia menatap yang lain tengah menertawakan nya bahkan Frank pun ikut menertawakan nya.

"Dasar homo." Ucap Satya.

"Ngaca ya njing!" Sahut Leo kesal.

"Ehehe, setelah ini kita ngapain? Gak ada kegiatan gitu?" Tanya Satya mencoba untuk menghilangkan rasa canggung nya.

"Pengennya night drive sih malem ini, tapi sekarang aja deh kita keluar." Usul Bryan.

"Gua sama Aaron tapi, soalnya panas, males banget gua nyetir sendiri." Lanjutnya dengan santai.

Aaron yang di jadikan tumbal oleh Bryan hanya mengangguk kecil, lagian ia juga tidak masalah membonceng orang lain mau siapapun itu.

"Enakan night drive aja sih, tapi gapapa. Lagian kita juga kosong terus nih hari ini, malam nanti ke rumah gua buat bbq an. Deal semua?" Sahut Leo.

"DEAL!!!" teriak mereka semua.

Kini meja yang mereka duduki menjadi tempat para murid memperhatikan, karena suara keras mereka mengundang perhatian murid yang ada di kantin.

"Ayo sekarang, kita berangkat.."

"Eum.. gua di sini aja ya."

Yang lain pun berhenti bergerak, mereka langsung menoleh ke arah orang yang menolak ajakan Bryan.

"Kenapa Zain? Ada masalah? Atau elu gak mau bawa motor, tenang, gua boncengin deh." Tanya Leo.

"Enggak, gua ada urusan sebentar. Mau pulang sih, nanti malam deh gua nyusul kalian." Elaknya.

Mata Bryan memicing melihat Zain yang nampak gugup. Ia bahkan terlihat kebingungan dengan alasan yang entah itu benar atau hanya sebuah kebohongan belaka.

"Elu gak ada hal yang di sembunyiin 'kan?" Tanya Bryan.

"Gak ada, Yan. Di rumah ada sedikit masalah, gua perlu selesain hal ini. Jadi kalian duluan aja, gua nyusul yang malemnya aja." Balasnya.

Merasa aneh dengan perkataan Zain, Leo dan Diki mendekati anak itu. Memberi tatapan mengintimidasi yang membuat Zain semakin gugup.

"Boong banget, ada apa sih? Jujur aja." Leo sedikit jengah dengan kelakuan Zain yang seperti ini.

Ini bukan kali pertama Zain berlaku seperti ini, Leo yang sudah bersama sejak masa smp pun tak jarang jika Zain semakin gugup artinya apa yang dikatakan oleh nya itu semua bohong.

"Jujur aja, Zain. Ada apa?" Tanya Satya.

"Kalau ada masalah ngomong aja, kita bantuin kok." Timpal Frank memberi senyuman manisnya.

Student Exchange | TaeGyuМесто, где живут истории. Откройте их для себя